Aku tak perlu terbebani dengan Tara dalam waktu lama.
Semua urusan perusahaan bisa kukelola dengan baik. Selama sebulan ini aku sibuk bepergian ke daerah Asia tenggara dan Eropa.
Semuanya lancar, perusahaan bisa kukelola dengan baik... pidato ku juga mendapat sambutan menyenangkan dari berbagai klien yang khawatir dengan nasib perusahaan karena ditinggal oleh pengelolanya yaitu kedua orangtuaku.
Acara terakhir adalah perayaan untuk diriku, Lexi Roxetate atau secara teknis, Tara Roxette. Acara ini diusulkan oleh para petinggi dan pemilik saham dari perusahaan keluargaku. Jadi sebagai ucapan terimakasih aku menunda kepulanganku ke Inggris, dan ikut hadir dipesta sebagai bintangnya.
Acara itu juga dihadiri para bangsawan Asia yang kukenal saat di sekolah. Sengaja aku mengundang mereka agar sekalian saja syukuran...
orang-orang Asia suka sebutan seperti itu untuk berpesta.Kata "Pesta" mungkin terlalu berlebihan bagi mereka, padahal toh sama saja. Aku ingat teman asramaku yang berasal dari Toraja bilang: Kabupaten ditempatnya menghabiskan dana banyak untuk ritual tradisional. Kisaran ratusan kerbau harus tersedia--tapi entahlah.
"Ms.Tara, sungguh sebuah kehormatan bertemu anda. Saya Graham dan ini putra saya jr.Graham: dia seumuran anda." pria berjanggut dengan model tanduk kerbau itu berseri-seri menepuk bahu anaknya.
"'J.r.' berarti junior." anak itu menambahkan.
Aku tersenyum sopan dan menjabat tangan pria muda itu, pipiku merona jika tersenyum, bukan karena malu tapi karena efek make up.
Kami ditinggal mengobrol berdua, lalu mengambil minuman lemon ber-alkohol rendah. Ditengah-tengah percakapan dia memujiku."Anda tidak hanya pintar, tapi juga sangat cantik sekali Ms.Tara. Anda luar biasa."
Aku menyembunyikan cengiranku dengan cara menyeruput lemon dalam gelas kaca. Khawatir aku begitu jelas terlihat senang. "Terimakasih." kataku.
Aku akan memberitahu Tara tentang pujian ini, dia pasti senang.
"Rambutmu berkilau dan bergelombang bagaikan ombak dipinggir pantai yang dilukiskan oleh warna merah temaram matahari terbenam... sangat elok." dia menambahkan dalam nada yang formal.
Kalau saja aku adalah adikku Tara, dia pasti akan terkekeh senang dan ikut menggoda pria muda ini dengan lelucon-lelucon lucu yang romantis.
Tapi itu bukan sifatku, aku hanya bilang, "Terimakasih, Graham Junior... kau baik sekali mengatakannya."Memang menyenangkan sekali mendapat perhatian seperti itu. Aku sekarang mengerti perasaan Tara.
Aku sering mendapat pujian seperti: "Oh, anda terlihat baik Ms.Lexi, Oh, blazer anda bagus, oh, anda terlihat menawan malam ini..." atau ketika usiaku lebih anak-anak, saat aku ikut keacara formal dengan kedua orangtuaku, "Lihat? Roxette kecil yang menawan, Aku dengar kau berandal kecil disekolah, selalu lulus dengan peringkat teratas... Oh, dia sangat mirip ibunya, sangat cantik." tapi semua pujian itu karena orang-orang menghormatiku pada dasarnya, bukan karena rambut bergelombang kemerahan (Yang kuakui memang sangat indah).Aku sadar banyak gadis diluar sana yang akan memberikan apapun demi memliki rambut seperti ini. Aku menikmati menjadi Tara Roxette... aku mulai berpikir, tak ada buruknya menghabiskan sisa masa mudaku sebagai Tara Roxette.
"Tidak masalah." katanya.
Kami pun mengobrol lebih lama untuk lima menit kedepan sebelum dia minta permisi untuk pergi.
Aku sadar seseorang melihatku, seorang wanita dengan rambut disanggul dan Jas putih duduk sambil memperhatikan. Aku mengambil potongan lemon digelas lalu mengunyahnya.Ketika pandanganku terhalang oleh gerobak pelayan yang membawa piring kotor, sosoknya telah menghilang...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ersatz Perished (kematian palsu)
Misteri / ThrillerLexi memalsukan kematiannya dan menyekap saudarinya untuk mengambil identitasnya. Konspirasi dan intrik yang berkembang sejak tewasnya orangtua mereka yang meninggalkan warisan secara tidak adil.