Tara masih kesal denganku, perihal makanan kalengan yang kusediakan dan lamanya waktu kepergianku. Dia masih ngambek sampai sekarang.
"Bagaimana kalau aku mati disini? siapa yang akan tahu Lexi? atau lebih buruknya bagaimana kalau kau yang mati diluar sana selama kau diluar negeri dan tidak ada yang tahu. Sementara sisa makanan disini habis dan aku mati kelaparan karena tak diurusi. Bagaimana itu?"
Aku berhadapan dengannya dibentangan jeruji, "Aku tidak akan mati," kataku bosan.
"By the way saudari, kenapa kau kelihatan memikirkan sesuatu?" katanya.
Benar. Aku sepertinya masih gelisah. Aku menatap Tara yang tidak banyak berubah, bahkan didalam penjara dia masih menjaga penampilannya, dia memakai make up tipis dan bando pita berwarna merah tua.
Rambutnya sudah mulai tumbuh membentuk model Bob sebatas leher, begitu juga dengan rambutku jika aku tidak memakai wig panjang ini.
"Kasus Malina Scheilg sebentara lagi ditutup." kataku singkat.
"Jadi?"
"Jadi, kau akan bebas sebentar lagi dengan identitas baru. Jauh dipedalaman yang tenang dirumah Orangtua Malina yang memiliki tanah pertanian."
Tara hanya mengangguk, lalu kemudian bersandar memunggungiku.
"Well, aku tidak mau bebas," kemudian dia terkekeh-kekeh seakan ada yang lucu."Kau akan bebas sebentar lagi. Semua sudah diatur, aku sudah membayar mereka dan melunasi utang biaya rumah sakit mereka agar kita bisa mengambil identitas anak mereka yang hilang." aku menjelaskan.
Tara berhenti terkekeh, "Hehehe, disini sudah enak Lexi. Ada kau yang mengurusiku, aku sudah bermeditasi dan sekarang ruang terbatas inilah duniaku."
Aku menghela nafas, "Huh, kau akan melewatkan kesempatan menunggangi kuda-kudamu itu lagi? nonesense."
"Tidak aku serius," jawabnya, "Dunia luar itu kacau dan tidak terbatas. Aku bahagia disini, aku bisa minta apapun yang kuinginkan padamu Lexi."
"Diam bodoh, kubunuh kau." bahasaku jadi kasar karena aku lelah saja.
Aku melepaskan Wig panjang yang kupakai, sebelum Tarta berbalik lagi menghadapiku--tertawanya langsung lenyap.
Dia ternganga..."Oh, wajahmu, aku tak pernah melihatmu dengan rambut sebahu. Kau selalu memangkas tipis bagain samping." Kata Tara gagap sambil menutup mulut dengan kedua telapak tangan.
"kenapa mukaku?"
"Sialan, kau sangat feminim!" kata Tara sambil menudingku.
"Kalau sudah panjang aku tak butuh wig ini lagi. Jadi identitas fisikku sebagai Tara sudah sempurna." jelasku.
Aku tidak lupa menceritakan beberapa hal yang bisa kuingat saat perjalanan panjangku diluar negeri.
Aku ceritakan tentang orang-orang berbeda, dukun, dan lain-lain... tap aku tak mengenalkan Kethlen padanya. Cukup aku yang mengenal Kethlen.Tiba-tiba dia menanyakan sesuatu yang tak kupikir akan dia tanyakan, "Ngomong-ngomong Lexi, bagaimana perusahaan selama kau yang mengurusnya? apa yang kau lakukan diluar negeri dalam waktu lama?"
Puji Tuhan! Tara menanyakan tentang perusahaan.
Rasanya aku tidak percaya, dia hanya peduli dengan kuda-kudanya dan dirinya sendiri. Entah makanan kaleng itu memang banyak mengandung vitamin dan membuat cerdas anak seperti yang slogan iklannya sebutkan.
Waktu berjalan lama sore itu hingga malam tiba, dan aku tertidur didalam sel Tara untuk pertamakalinya. Hingga aku terbangun saat jam 7 malam dan sadar kalau kami belum makan malam.
Kuselimuti Tara yang tidur sambil mengunyah-ngunyah gusinya sendiri dan ngiler dibantal, lalu pelan-pelan kututup lagi pintu jeruji.Aku pergi kekamarku.
Beberapa waktu lagi kau bebas Tara...
Aku berjalan sambil menguap, kakiku yang telanjang terasa dingin di atas undakan batu. Ketika menghadap cermin dikamarku dan aku melepaskan wig dikepala, aku memandang wajahku sendiri.
Lexi Roxette... inilah wajahku yang hanya kulihat sebelum tidur. Tak ada seorang pun lagi yang memanggil namaku selain adikku Tara.
Lexi Roxette benar-benar sudah mati. Dan dia hanya hidup dimata Tara. Tapi ini harga yang harus kubayar demi menjaga kerja keras orangtua dan kakek-nenek leluhurku tidak sia-sia. Perusahaan harus tetap hidup, dan mereka krisis pewaris. Kelak mungkin aku harus punya banyak anak: Anak-anak yang terdidik dengan benar.Bukankah sedih Lexi? Kau tidak lagi dikenal siapapun.
Aku bicara pada diri sendiri, dan sadar hanya saat aku mengurung Tara lah kami jadi sering berbicara secara langsung tanpa pantangan untuk menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ersatz Perished (kematian palsu)
Mystery / ThrillerLexi memalsukan kematiannya dan menyekap saudarinya untuk mengambil identitasnya. Konspirasi dan intrik yang berkembang sejak tewasnya orangtua mereka yang meninggalkan warisan secara tidak adil.