Malam semu

102 3 0
                                    

Kereta ini berguncang lagi, aku khawatir tiba-tiba tubuhku terpental kedepan dan jatuh kepelukan Kethlen, atau lebih buruknya lagi, ke arah Pramodia. Siapa sangka pria tua itu adalah sekutu Kethlen, dia adalah presiden Koperasi. Dan kelihatannya dia mematuhi Kethlen.

Kami ada bertiga dikereta yang ditarik empat ekor kuda itu, Aku duduk sendirian, dihadapanku duduklah Kethlen berdampingan dengan Pramodia. kereta jenis ini lebih panjang dari yang biasa, dibelakangnya ada tempat untuk berdiri diluar, ditempat itu dua orang serdadu Belanda yang dititahkan Swety Waber untuk mengawalku berdiri sambil berpegangan pada pagar... didepannya ada dua orang kusir bayaran.

Aku bisa melihat kebalik jendela kaca dibelakangku, selain punggung kusir kuda aku bisa melihat jalan didepan.

"Tolong tirainya Pram," pinta Kethlen.

Mendadak cuacanya jadi buram, seperti hampir malam; bahkan ketika Pram sudah membuka habis tirai dijendela. Sekarang masih pagi, dan matahari sedari tadi bersinar terang. Rupanya jalan setapak kami memasuki semacam hutan pohon karet, aku bisa melihat dari jendela deretan-barisan pohon karet yang menghipnotis seakan bergerak sendiri seperti barisan pasukan dalam parade.

Semuanya nampak lurus dan tinggi menjulang sekan batang-batang ramping itu adalah tiang yang menopang langit.
Dedaunan rimbun diatasnya lah yang membuat jalan ini gelap--menutupi cahaya matahari yang memancar diatas.

Aku memperhatikan Pramodia, penampilannya benar-benar tidak seperti presiden koperasi. Rambut panjang putih dibelah tengah, janggut putih panjang lurus, dan tangan kekar dibalik kain tangan longgarnya yang digulung. Meskipun tua, pria ini kelihatannya dulu pernah memiliki tubuh kekar dan tinggi. Dia selalu menyematkan sebilah Keris kedalam lipatan sarungnya.
Aku bertaruh Pramodia adalah seorang petarung, latar belakangnya pasti memiliki semacam disiplin militer atau semacamnya.

Tiba-tiba Wanita itu angkat bicara, "Tara, aku tak tahu sebelumnya kalau kakakmu Lexi memiliki saudari kembar."

"Well, Kami tidak semirip kelihatannya,"

"Bukan--maksudku... aku tak pernah mendengar tentangmu sebelumnya. Setiap kali ada berita tentang Roxette and co. dan acara khusus. Aku tak pernah mendengar tentangmu, kecuali kakakmu Lexi. Aku tak mengira dia memiliki adik yang luar biasa, kupikir jauh lebih berpotensi daripada kakakmu itu. Dimana kau saat itu?"
kata wanita itu kepadaku, Astaga, bohong ah... lagipula Tara memang tidak pernah berkontribusi apa-apa terhadap perusahaan.

"Aku tahu, aku sibuk dengan asosiasi atlet, dan menulis buku tentang kuda."
Sebenarnya bukan buku, Tara hanya menulis banyak artikel tentang kuda dan catatan penting lainnya, seperti penggolongan jenis kuda, tips merawat kuda, penyakit kuda, kuda gembira, dan spiritual kuda, dan lain-lain.

Beberapa memang pernah dimuat di majalah lokal. Lagipula sebagian besar tulisannya Nonesense, dia bilang rahasia memunculkan tanduk unicorn pada kuda adalah dengan sesering mungkin memberikannya kue jahe yang dipanggang sambil menyanyikan "Lovely Spring". Dan untuk menumbuhkan sayapnya pasangkan earphone pada anak kuda yang masih perawan, kemudian putar simponi Mozart selama lima menit.

Dunia cepat berubah sejak beberapa bulan lalu, Orangtuaku meninggal, Roxette and co. menjadi miliku, Kethlen Wulandari dari rival menjadi mitra bisnis, dan Lexi menjadi Tara.

Kembali kepada perjalanan monoton yang tak terasa kami lewati semakin jauh kedalam hutan karet yang tanahnya sangat kering. Biji-biji karet berjatuhan diatas atap kereta kami.

Tiba-tiba kuda-kuda didepan memekik gila! Kereta berguncang hebat, begitu mendadak hingga aku tak bisa menahan diriku untuk terlonjak ke pelukan Kethlen: dahiku membentur bibirnya. Kemudian kereta oleng kesamping, nyaris saja kami berdua terlontar memepet Pramodia, tapi dia dengan sigap menahan bahu Kethlen dengan jari terlunjuk sehingga tubuhku hanya menekan tubuh Kethlen yang kurus.

"Apa yang terjadi! Seru Kethlen," sambil menahan tubuhku dengan kedua tangan, aku pun akhirnya beringsut menjauhinya.

Aku segera menengok ke jendela, kusir mati-matian menarik-narik tali kudanya. Dan kuda-kuda itu meliuk-liuk dengan gelisah.

Ada sebuah batang pohon tumbang didepan kami, dan semacam bambu-bambu runcing yang melesak keluar dari dari dalam tanah.

The Ersatz Perished (kematian palsu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang