two

959 85 3
                                    

Kamia.

"Dek, udah disiapin semua kan tadi? Kartu pelajar, dompet, atm segala macem?" Kata ibu negara— nyokap.

"Iya mum, udah kok." Kata gue sambil make ransel gue. Dan gue, nyokap, dan bokap gue turun dari mobil. Lalu gue geret koper gue.

"Biar papa aja yang bawain." Akhirnya bokap gue yang bawa koper gue.

"Nah itu temen-temennya adek. Nanti adek sering-sering telfon mum. Kalo ada apa-apa bilang sama mum sama papa okay?" Kata nyokap. Gue cuma bisa ngangguk.

"Inget, disana gak boleh ngeluh ya? Terima apa yang ada, kamu harus belajar bersyukur disana okay? Belajar serius disana. Adek harus jadi lebih baik." Kata bokap. Dan lagi-lagi gue cuma bisa ngangguk.

Ya namanya juga anak mau pergi jauh dan lama. Pasti nasehatnya banyak.

Gue akhirnya meluk dan cium bokap nyokap gue sebelum gue pergi ninggalin mereka selama tiga minggu lamanya.

"See you later baby!" Kata nyokap bokap sambil lambain tangan. Gue juga lambain tangan ke mereka sambil jalan. "See you mum, papa!"

"Siap untuk tiga minggu kedepan?" Kata Mr. Jack— guru paling muda, dan paling gaul disekolah gue.

Siap gak siap mah harus siap pak. Kayak harus siap nerima kenyataan kalo mantan udah punya pacar baru.

"Kam, lo duduk sama siapa?" Tanya Velyn dan Shania— sahabat terlaknat.

"Duduk paling depan sama Mr. Jack. Lo kan udah berdua, ye kan?" Kata gue. "Oh iya deh, awas lo kepincut sama Mr. Jack." Goda mereka. Terlaknat memang mereka.

"Iye udah ah bawel lo cari tempat duduk lo sana." Kata gue dan akhirnya kita bertiga masuk ke bus. "Tapi kam lo kok tumben gak semangat gitu. Disana banyak cogan lo, masa lo gak semangat?"

"Bacod ah lo pada. Udah sana gue mau tidur." Kata gue yang udah duduk dan akhirnya mereka duduk dibelakang gue.

Bus udah jalan. Dan pada akhirnya gue duduk sendiri. Mr. Jack lebih milih duduk dibelakang sama anak-anak yang udah kerasukan sama musik EDM.

"Kam, lo kenapa? Kok dari hari jumat sampek sekarang udah on the way buat english camp lo gak kaya biasanya sih?" Tanya Velyn yang tiba-tiba duduk disebelah gue dan si Shania yang berdiri sambil pegangan.

"Gak kayak biasanya gimana? Orang gue emang kayak gini kan?" Kata gue. "Lo gamon dari Maxwell? Kam, please itu udah lama banget lo putus sama dia." Celetuk Shania.

"Gak, gue gapapa. Cuma gue bakal jauh dari orang tua aja. Kan gak enak." Jelas gue. "Perjalanan masih jauh, lo balik aja ke tempat lo. Tidur sono biasanya lu berdua kan jago ngebo." Sambung gue.

"Anjay, kalo ngomong suka bener lo. Yaudah kuy Vel kita bocan dulu." Kata Shania. Dan akhirnya mereka duduk dan teler berdua.

•••

"Kam, bangun."

"Kamia, bangun sayangku cintaku."

"KAMIAAAAA BANGOONN"

"Anjir." Gue ngucek-ngucek mata gue dan terlihat dua sosok makhluk terlaknat. "Udah nyampek emang?" Tanya gue.

"Makan dulu bego. Perjalanan masi jauh. Dah sampek restoran nih." Jawab Shania. "kita udah sampek? Yaudah lo duluan aja."

"barengan aja napasi." Kata Velyn. "Lagi gak mood makan gue." Jawab gue.

"IH NANTI LO SAKIT BEGO."

"Anjir lu berdua kek toa mesjid rusak. Iye iye gue makan. Yodah kuy makan." Dengan malesnya gue jalan turun dari bus dan makan sama mereka.

•••

Jangan lupa buat tinggalin vote sama komennya eheueheu😆

English Camp • l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang