six

590 60 3
                                    

Kamia.

Udah jam setengah 4 pagi. Gue udah mandi dan wangi kayak mimi peri-- gak deng kayak Perrie Little Mix. Dan sementara 16 orang penghuni dorm gue masih pada molor padahal mereka harus bangun jam segini.

"GUYS, WAKE UP GUYS, WAKE UP!" Teriak gue. Dan salah satupun dari mereka gak ada yang bangun juga.

Gue kekuar dari dorm, dan gue lihat ada galon kosong. Gue punya inisiatif nih buat bangunin para kebo di dormitory gue.

Dung! Dung! Dung!

"AYO PADA BANGUN AYO PADA BANGUN WOI KEBO WAKE UP WAKE UP!" Teriak gue sambil mukulin galon kosongnya.

"Anjing, masih malem ini woi!" Kata Trisha. "Lo gak inget kita dimana?" Kata gue.

Dung! Dung! Dung!

"WOI SENIORNYA DAH PADA DATENG NOH LO PADA YAKIN MASIH MAU NGEBO? TUH DIDEPAN MEREKA WOI!" Teriak gue. Dan semuanya akhirnya bangun dan langsung lari-lari rebutan kamar mandi.

"Anjing lo Kam, lo boongin kita semua." Velyn-- yang barusan keluar dari dorm langsung ngatain gue. "Ya abis lu pada udah mau jam empat pas masih pada belum bangun." Kata gue.

"Mending gue tidur lagi dah." Kata Anjela. "Tapi hari ini kita jadwalnya buat tour keliling Pare, Kediri girls. Dan gue dikasih bocoran sama Miss Vit kalo seniornya juga ada yang ikut!" Kata gue.

"Anjir, gue harus dandan yang cantik nih. Siapa tau ada Mr. Louis!" Kata Livia. "Iya nih gue juga! Siapa tau ada Mr. Harry duh!" Sambung Elenia.

"Serah lo pada dah." Dan akhirnya gue mutusin buat keluar dan nyapu bagian depan asrama gue. Because, I already clean my bed so mending gue nyapu aja biar dormitory gue kepilih jadi the cleanest room of the day.

"Buset, kesambet apa lo nyapu teras dorm?" Kata Zara yang udah mandi dan sekarang duduk manis di kursi panjang yang ada didepan dorm. "Biar dorm kita menang bego. Lo gamau dorm kita menang sebagai the cleanest room of the day?"

"Gue sih masa bodo. Lo emang calon istri idaman kam, kalo bisa sekalian bersihin kasur gue ya." Kata Zara. "Yeu enak aja lo kira gue babu disini." Kata gue sambil pura-pura mau ngelempar sapu ke dia.

"Good morning, Kamia." Gue nengok dan ternyata Mr. Ashton. "Eh- good morning Mr. Ashton." Kata gue. "C'mon lets pray." Kata dia yang disusul senyumnya. Dan akhirnya dia pergi ngambil wudhu.

Kenapa gue akhir-akhir ini selalu mikirin Mr. Ashton? Dan ngerasa deg-degan kalo deket sama dia?

•••

"Kamia! Here!" Gue nengok dan lihat Shania lambain tangan ke gue yang dimana dia udah duduk di kereta mini.

"Where's Velyn?" Tanya gue sambil naroh tas gue di space yang masih ada. "Here honey bunny sweety!" Gue tersentak dan ternyata si Velyn duduk di depan gue sama Shania.

"Shit. Ngagetin lo Vel." Kata gue yang disusul ketawaan mereka. "Kam, percuma gue dandan. Mr. James gak ikut toki." Kata Shania sedih. "Nah iya, si Mr. Hamish juga gak ikut gila sedih gue." Kata Velyn.

"Miss Viya juga gak ikut. Wah gue juga mo nangis nih." Kata gue dramatis. "Don't be sad Kam. Mr. Ashton ikut kok tenang aja."

"What the fuck. Apa hubungannya sama Mr. Ashton bego." Kata gue kesel. "Kan lo gebetannya Mr. Ashton, Kam. Cie cie kenceng nih kenceng." Kata Velyn.

"Sumpah ya lo gajetot banget." Kata gue sosoan ngambek.

•••

"HERE WE ARE! YUHUU!" Teriak gue, Velyn, dan Shania barengan sambil turun dari odong-odong— I mean, kereta mini.

"So guys, this is Tego Wangi Temple. You can take a round or maybe take a photo and then we play a game in here. So enjoy your day guys!" Kata Ms. Lea. Lalu kita semua bubar dan mencar.

Mini game, dan foto bareng udah dan sekarang gue sama Velyn, dan Shania sekarang duduk di batu disekitar candi. Because, si Shania tiba-tiba gak enak badan. So, me and Velyn harus jaga Shania.

"Hi girls. Why you're just sitting down in here? Don't you want to take a selfie or something?" Seorang cowok— I mean, senior dateng nyamperin kita bertiga.

"She's sick. And we should in here. I didn't want to leave her alone just because take a photo or something." Kata gue nunjuk ke Shania.

"Hey, have you drink your medicine?" Tanya senior yang tinggi ini dan disusul anggukan Shania. "Don't worry sir, she's already drink her medicine. She just need a more rest." Kata Velyn.

"Yeah, Kamia give me a medicine and I already drank it." Kata Shania yang disusul anggukan senior yang nyamperin kita. "What's your name?" Tanya seniornya.

"Shania."

"Velyn."

"And me, Kamia Farissa. Just call me Kamia, sir." Kata gue mantap.

"I think your english is very great." Katanya tiba-tiba. Gue noleh ke arah Velyn. "Who?" Tanya Shania.

"Your friends, Kamia and eh– Vel-- Oh lord I forgot." Katanya. "Velyn sir." Kata Velyn. "Ah ya Velyn. Hehe I'm sorry." Katanya.

"And sir, What is your name? Lucky?" Kata Velyn sambil lihat name tagnya. Gue merhatiin name tag-nya tapi foto di name tag itu gak mirip sama wajahnya.

"No, Lucky not his real name Velyn." Sanggah gue. Dan Velyn ngelihatin gue dengan tatapan gak percaya. Gue deketin senior ini dan megang name tag-nya yang tergantung di jas hitamnya. "Look this photo. Are this photo similiar with his face? No." kata gue sambil nunjuk foto di name tag-nya dan wajah senior ini secara bergantian.

"You're right. It's a fake name tag Kam. Gila lo emang teliti." Kata Velyn. "I'm sorry sir. I'm impolite." Kata gue dan gue ngejauh dari senior ini.

"It's okay. She's true. This is not my name tag. My name is Luke Robert Hemmings. Just call me Mr. Luke." Jelasnya.

Luke Robert Hemmings. Tinggi, ganteng, baik pula. Duh— astaga Kam inget Mr. Ashton.

•••

Jangan lupa vote comment-nya eheueheu😋

English Camp • l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang