nineteen

264 33 2
                                    

Don't forget to vote before you read this chapter. Vote is very important for me to continue this story. Ty💞

•••

Kamia.

Kepala gue pening. Kelas kedua kali ini gue gak bisa nangkep 100% materinya.

Luke, Ashton.

Dua nama itu yang buat gue pening, dan buat gue gak konsen sama kelas kedua di kampus. Gue bingung sama perasaan gue. Setiap gue di deket Luke, gue nyaman. Banget. Tapi, perasaan gue sama Ashton itu susah dijelasin.

Gue ngerasa kalo gue masih berharap sama Ashton, tapi hati gue lebih milih Mr. Luke. Gue tau ini namanya egois. Gue gak boleh suka sama dua orang sekaligus, karna dengan gini. Secara perlahan tapi pasti gue bakal nyakitin mereka berdua.

Sempat muncul berfikiran untuk ngelupain mereka. Tapi, itu mustahil. Secara mereka bakal ada terus di pandangan gue selama gue disini. Ada satu cara yang lebih baik dari cara sebelumnya.

Memilih satu diantara mereka, dan mengikhlaskan satu diantara mereka.

Karna gue sadar, gue gak bisa dan gak boleh mencintai dua orang yang berbeda pada waktu yang sama. Gue hanya bisa memilih satu diantaranya atau menyakiti keduanya.

Gue gak bakal bisa mutusin itu sekarang. Mutusin buat gue milih siapa dan mutusin siapa yang untuk gue ikhlasin.

"Kam, lo gak balik ke dorm?" Tanya Shania yang duduk di gazebo bareng gue.

"Later." Kata gue singkat. "Gue nunggu lo di jemput sama Mr. Ashton baru gue pulang." Sambung gue. Dulu, sebelum ada rumor Ashton deketin Felisha. Disaat gue masih hts sama Ashton gue selalu begini.

Nunggu Shania sampai di jemput Ashton. Karna dengan itu, cara satu-satunya buat ngobrol tanpa di curigain anak-anak selain komunikasi di media sosial.

Tapi sekarang udah beda. Gak akan sama kayak dulu. Emang yang dulu itu emang indah, tapi yang indah gak akan bisa keulang kayak yang dulu.

"Gue denger. Mr. Ashton deket sama Felisha anak American ya?" Tanya Shania. "Gue gatau Shan. Gak penting juga gue ngurusin gituan. Gak ada faedahnya buat gue." Kata gue males.

Sejujurnya gue mau bilang. "Iya Shan. Gila lo tau ga. Mereka deket banget dan waktu itu gue mergokin mereka pegangan tangan." Tapi gue urungin niat gue ngomong kayak gitu. Bcs, mood gue lagi jelek banget.

"Katanya Andrea, dia pernah ngelihat Felisha sama Mr. Ashton pegangan tangan Kam. Gila gak bisa terima gue." Apalagi gue Shan, kepercayaan gue hancur gara-gara itu.

Jauh di mata dekat di hati. Tapi sekarang, jauh di mata dekat sama yang lain. Ehe

"Shan, Mr. Ashton already arrived." Kata gue ketika melihat Mr. Ashton sama motornya tiba di parkiran. "Yaudah kuy pulang Kam?"

"Duluan aja, gue abis ini pulang kok." Kata gue. "Mau nungguin Luke ya? Hayo ngaku lo babi!" Katanya.

"Enggak anjir, siapa juga mau nungguin dia. Gila sotoy banget lu! Sana pergi lu pantat dugong." Kata gue sambil dorong-dorong badannya. "Ye kutil babi. Awas lo gak kedapetan makan siang. See, trainees yang lain udah pada pulang. Tinggal lo aja."

English Camp • l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang