Yang gak ngerti sama alur cerita cinta-nya ashmia (Ashton–Kamia) cerita mereka bakal di perjelas di chapter ini dan chapter sebelumnya (chapter twenty). So, don't forget to vote before you read this chapter. Vote is very important for me to continue this story. Ty💞
•••
Kamia.
"Tap–" gue angkat tangan kanan gue seolah-olah suruh dia stop bicara.
"Lo tau? Saat itu gue mati-matian buat jaga perasaan. Jaga perasaan gue biar gak gampang baper gitu aja sama Mr. Luke dan jaga perasaan lo Ash. Gue bukan cewek gampangan. Tapi kepercayaan gue hancur gitu aja cuma karena ke-egoisan lo yang gak bisa jaga perasaan. Lo deket gitu aja sama Felisha dan–" Gue berhenti bicara, gue udah mulai sesenggukan karena nangis.
"Dan gue baru sadar, bodohnya gue. Gue bukan siapa-siapa lo. Kita hanya hts. Dan gak seharusnya gue kayak gini. I'm sorry." Kata gue dengan tangis yang udah pecah.
Salah gue, gue terlalu sayang sama lo sampai akhirnya gue lupa kalo gue bukan siapa-siapa lo, Ash.
"Gue tau kita cuma hts– hubungan tanpa status. Tapi gue gak peduli sama hubungan kita Kam. Gue sayang sama lo lebih dari sekedar tutor dan murid. Tapi gue– gue ngerasa nyaman di deket Felisha, Kam." Lirihnya di kalimat terakhir. Disaat itu juga pikiran gue gak karuan dan tangis gue mulai pecah.
Dan pada akhirnya terungkap semua. Kami berdua– dimana masing-masing diri kita saling mencintai satu sama lain tetapi kami juga mempunyai perasaan nyaman terhadap orang lain. Yang seharusnya perasaan ini tak mungkin dan tak akan pernah terjadi.
"Gue mau cerita sedikit." Kata gue yang udah mulai merasa lega. Lebih tepatnya gue terpaksa untuk lega karena gue harus bersikap dewasa. Dengan sigap, Ashton langsung merubah posisinya sama seperti gue.
"Seorang tutor, dan murid yang tiba-tiba memutuskan memiliki hubungan tanpa status. Entah siapa yang pertama mengungkapkan untuk memiliki hubungan tanpa status itu duluan– mereka tak peduli. Yang mereka perdulikan saat itu adalah perasaan mereka. Saling sayang dan cinta terhadap satu sama lain." Kata gue. Diiringi senyum paksa gue. Lebih terparnya senyum miris gue.
"Suatu ketika, si murid tengah kenal dengan seniornya. Ia selalu berusaha untuk menjaga perasaannya untuk seorang tutor yang telah mengisi kekosongan hatinya saat itu. Hari demi hari mereka dekat– saat itu mereka makin dekat dengan hubungan yang hanya sebatas senior dan junior." Gue menepis air mata ya g mengalir di pipi gue.
"Suatu ketika, kecemburuan melanda sang tutor. Ia dekat dengan muridnya yang tak lain adalah teman satu angkatan pasangan hts-nya. Lalu, si murid yang mati-matian menjaga perasaan untuk sang tutor kepercayaannya musnah, kecemburuannya pun ikut melanda ketika ia melihat sang tutor tengah bermesraan dengan perempuan lain. Ia hancur. Hancur hingga perasaan yang ia jaga selama ini untuk sang tutor teruntuhkan dan perasaan itu mulai tergantikan dengan kenyamanan sang senior." Gue menengok ke kiri dan menatap Ashton yang ternyata juga menangis.
"Ternyata kita sama." Ungkapnya.
Gue mengalihkan pandangan gue. "Sama-sama saling cinta dan saling sayang. Tetapi, juga sama-sama memiliki perasaan nyaman dengan orang lain." Gue langsung menoleh lagi dan menatap mata coklat Ashton. Kita kaget disaat kalimat yang tadi dilontarkan ternyata kita mengucapkannya bersama.
"Kamia, I'm sorry." Tangan kanannya mengusap pipi gue lembut. Gue mengambil tangannya yang semula mengusap pipi gue. "It's not your fault. It's not my fault. And it's not our fault. But, this is a destiny." Kata gue diiringi tersenyum paksa.
"I think, Luke can change my position. Because, I believe he can make you smile everyday. I believe, that he is the happiness you are missing. He's better than me, stay with Luke, Kam. I know he's love you more than these words could ever tell." Gue yang langsung speechless ketika mendengar kalimat-kalimat yang di tuturkan oleh Ashton. Gue, gue gak nyangka dia bakal buat keputusan se dewasa ini.
"If you're happy with him. I'm happy too." Dia narik gue ke dalam pelukannya. "These words are the biggest bullshit I ever heard." Kata gue di pelukannya. Dia cuma terkekeh denger ucapan gue.
Di luar ia terlihat tegar. Padahal gue tau, di dalam dia sakit, sakit berusaha untuk ikhlas. Seperti hal-nya gue, sakit untuk mencoba merelakan semuanya.
"Thank you, for the thought of the past. It was warm and lovely. Thank you, thanks so much, for the memories. Of you and I." Bisiknya disela-sela pelukan kita. Gue memeluknya semakin erat. Bak lebah yang tak ingin lepas dari bunganya.
I believe that every ending means new beginning.
He no longer part of my stories. He was just part of my history. No longer my bestfriend, no longer partner in crime. No longer hts a.k.a relationship without status.
10th February is just another month passing. Nothing special to look forward to.
•••
Dan ini kejelasan dari hubungan Kamia dan Ashton yang katanya mereka hts. Yang sabar nunggu pasti rasanya puas terbayar sama chapter ini!
Kalian team Ashmia (Ashton–Kamia) or team Lumia (Luke-Kamia) nih?
Much love,
Ayash.
KAMU SEDANG MEMBACA
English Camp • l.h
Roman pour Adolescents[FINISHED] berawal dari kegiatan wajib sekolah- English Camp di Kampung Inggris. dimana Kamia dipertemukan sosok senior yang membuatnya merasa diperlakukan sebagai sosok perempuan yang sesungguhnya hingga akhirnya ia benar-benar jatuh hati, tetapi...