Don't forget to vote before you read this chapter. Vote is very important for me to continue this story. Ty💞
•••
Gue keluar dormitory dan liat ada sandal kotor yang familiar di mata gue. Dan ternyata itu sandalnya Mr. Luke. Gue inisiatif cuci sandalnya, gue keringin dan gue masukin ke kantung plastik. Mungkin besok waktu ada kegiatan conversation dia bakal ambil.
Sekarang, kegiatan gue lagi tiduran sambil baca wattpad dan juga mainin name tag-nya Mr. Luke. Pengen ikut gibah sama anak-anak yang lain. Tapi gatau kenapa, badan gue gak enak dan kepala gue berasa kek abis minum tequila 5 gelas.
"Kamia, ada yang nyariin di luar." Andrea— masuk tiba-tiba kek abis di kejer anjing.
"Siapa?" Tanya gue.
"Ya keluar aja Kam. Orangnya nungguin tuh." Gue menyiritkan dahi. "Tapi An, kepala gue sakit. Lu aja dah yang nemuin ya." Jawab gue. Lalu gue lanjut lagi baca wattpad.
"Orangnya nyariin elu kampret bukan gue, buru sono temuin. Udah jauh-jauh juga dia nyamperin elu." Gue menghela nafas berat dan akhirnya gue bangkit dari kasur. Sementara Andrea udah menghilang.
Gue keluar dari kamar dan gue cari orang yang katanya nyariin gue. Celingak-celinguk, adanya segerombolan ciwi-ciwi gatau ngerubutin siapa.
"Hai Kamia. How are u?" Tiba-tiba Mr. Harry dateng sama sepedah bewarna biru.
"Astagfirullah, Mr. Harry! You make me shocked. I feel just a little bit headache. I don't know why." Jawab gue.
"I already guess that. You look so pale. But wait--" Mr. Harry memotong pembicaraannya sendiri dan dia tertuju sama nametag yang ada di baju gue.
Dia senyum-senyum saat dia megangin name tag yang gue pake. "Ciee my sister." Gue menyiritkan dahi. "What do you mean dude?" Ucap gue.
"Awe Kamia, here you're. Eh— are you okay?" Gue dan Mr. Harry sontak menoleh bareng ke sumber suara, ternyata Mr. Luke.
"Yeah here i'am. I'm totally okay. But eh— why you're go there sir?" Tanya gue.
"Guys, I think both of you need to talk each other. So i gotta go. See you." Ucap Mr. Harry. Gue sama Mr. Luke hanya mengiyakan.
"Are u forgot? I have promise that I will visit you after my afternoon class right?" Gue menyiritkan dahi– mencoba buat inget lagi kalo Mr. Luke emang punya janji sama gue.
"Keep this. You know that this one is important right? So, keep this if you're not believe me that later I will visit to your dormitory."
"Kamia?" Gue lansung tersadar saat Mr. Luke mentebut nama gue sambil melambaikan tangannta di depan wajah gue. "Ah ya, I remember!" Jawab gue.
"You look so pale. Are you okay?" Tanya Mr. Luke sambil mendekatkan wajahnya.
"I'm little bit headache. But trust me, I'm okay sir." Jawab gue sambil sedikit menyembunyikan wajah gue yang emang pucet. "Oh my god Kamia! I already guess that you--"
"Ah ya, wait!" Gue memotong pembicaraan Mr. Luke dan lari ngambil kantung plastik yang isinya sandal punya dia. Lalu gue balik ketempat dimana dia berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
English Camp • l.h
Teen Fiction[FINISHED] berawal dari kegiatan wajib sekolah- English Camp di Kampung Inggris. dimana Kamia dipertemukan sosok senior yang membuatnya merasa diperlakukan sebagai sosok perempuan yang sesungguhnya hingga akhirnya ia benar-benar jatuh hati, tetapi...