twenty seven

185 24 4
                                    

Don't forget to vote before you read this chapter. Vote is very important for me to continue this story. Ty💞

•••

Kamia.

"Kam, gue jijik." Fitria bisikin gue sambil mengang tangan kanan gue. "Lu kata, lu doang yang jijik? Gue mikir nih. Kalo pas renang ada kuning-kuning ngambang kan gaswat bruh." Ceplos gue.

"AAAH KAMIA GUE GAMAU RENANG!" Teriak Fitria– dia emang jijikan orangnya. "Ya terus mau gimana? Kalo lo gak renang manti di diskualifikasi dong. Udahlah cuma sekali ini doang kampret." Kata gue.

Udah dua orang dari team gue berhasil berenang ngelewatin rintangan. Keringet dingin gue udah mulai bercucuran. Gue gak takut buat berenang. Cuma mikir itu kalo ada kancut atau tai ngambang kan gak lucu anjirt.

Gue mainin terus gelang gue. Dan tangan kanan gue megang hp. Gue baru inget, ya kali hp gue juga gue bawa nyelem. Gue tengok kanan-kiri. Gue mau nitip hp ini ke siapa?

"Kamia?" Gue noleh ke kanan– ternyata Mr. Louis. "Can I help you?" Gue menyiritkan dahi. "I will keep your phone and your bracelet." Tawarnya. Gue bernafas lega, lalu gue kasih hp gue dan gelang kesayangan gue ke Mr. Louis. "Thanks so much sir!" Lalu gue langsung nyemplung lagi ke sungai.

"Kamia! Sekarang giliran lo!" Gue membulatkan mata. Yang bener ajon. "Sayang ayo! Lo pasti bisa kok! Disemangatin babang Al nih!" Gue lihat di sebrang sana ada Alvaro. Pengen gumoh gue.

Akhirnya gue jongkok. Setengah badan gue udah basah. Gue nengok ke Miss Reya. "Miss are you serious? Ini bukan ospek loh miss. Kamia baru wisuda smp masyaallah." Kata gue nyeplos make Bahasa.

"Kelamaan lo kampret. Make kata-kata terakhir segala, buru nyelem napa." Akhirnya gue langsung berenang ngelewatin tali-tali laknat.

Tiga pasang tali gue lewatin. Gue gak kuat nafas, gue langsung ke permukaan gak peduli badan gue kena tali. Gue langsung ambil nafas dan renang lagi.

Tiga pasang tali lagi gue lagi-lagi gue gak kuat ambil nafas. Gue kembali ke permukaan dan ambil nafas cukup lama, dada gue agak sesek karena kelamaan di dalam air. "Kamia, are you okay? Just stop if you're can't continue this Kam." Kata Miss Reya. Gue cuma ngangguk aja.

"Miss, bawa Kamia ke atas! Dia gak usah ikut adventure lagi! Biar saya yang nganterin dia pulang! Cepat!" Samar-samar gue denger suara Mr. Louis dengan nada tinggi. "Kam, just stop it. Ayo kita pul--"

Belum Miss Reya nyelsain kalimatnya gue nyemplung lagi ke dasar sungai dan berenang mgelewatin tali-talinya. Telapak tangan gue ngerasa perih. Setelah sampai di tali terakhir gue langsung berdiri.

"Kamia, are you okay?" Miss Reya langsung hampirin gue. "I'm totally okay. Don't worry. And you know miss— sungainya bau." Kata gue dan Miss Reya ketawa.

Mr. Louis turun ke sungai. Dan ngehampirin gue– "Are you okay? We can go to dormitory right now. I didn't want— I mean Luke didn't want to see you sick again." Gue nyiritin dahi sambil mencerna kalimat yang di lontarkan Mr. Louis.

"It's okay. I wanna continue this adventure. It's funny!" Kata gue. Dia cuma menghela nafas. Sementara gue langsung ke post 1.1

Telapak tangan gue yang kanan gue rendem di air sungai. Ternyata ada beling nancep di telapak tangan gue, pantes pas renang tadi perih. Darahnya terus ngalir, berasa abis digigit zombie gue ehe.

"Are you Kamia? Mr. Louis is so worried about you. Are you okay? If you're not okay just go back to dormitory with Mr. Louis." Kata Miss Aneta— yang jaga pos 1.1

Gue mencoba berdiri di sebelah Miss Aneta, di batu karang besar, dan gak lama gue kepleset. Kalo kepleset di air langsung sih gapapa ya, gak sakit. Lah ini gue kepleset di karangnya mana karangnya tajem kayak paku lagi. Sialan.

"Ya Allah Kamia, are you okay?" Kata Miss Aneta sambil bantuin gue berdiri. "Okay miss." Kata gue— sebenernya paha gue perih dan kaki gue juga. Sialan emang.

•••

Setelah ngelewatin pos 1, 1.1, dan 1.2 sekarang kita ke pos 2. Kita jalan kaki dengan keadaan basah kuyup dari ujung rambut sampek ujung kaki. Jalan di pinggir jalan raya— berasa gembel.

"So, welcome to the second place. You will have fun here. By the way, are you happy can swam in river guys?" Sambut Mr. Ashton— sekali lagi, Mr. Ashton.

"Happy kaga, sengsara iya. Yang bener aja renang di sungai dangkal. Jalan ke pos dua basah kuyup di lihatin orang-orang berasa orang kaga waras kita sir." Celoteh Alvaro.

"Udah Al udah." Kata gue nenangin Alvaro yang emosi. Lucu juga sih sampek buat kita ketawa.

"Jadi saya, Mr. Ashton dan Mr. Taylor akan membimbing kalian disini. Permainannya adalah satu orang maju kedepan dan akan kami berikan satu tulisan di kepalanya dan kalian harus membantu teman kalian untuk menjawab kata yang tertera. Do you understand?" Jelas Miss Miranda.

"Yes, I do!" Kata kita serempak. Akhirnya kita bermain permainan itu dan Elang yang menjadi korbannya.

•••

Setelah permainan selesai. Kita istirahat sebentar. Badan gue udah mulai ngerasa kedinginan— mungkin efek berenang tadi.

"Miss can I hug you? I feel so cold right now." Pinta gue ke Miss Miranda. Miss Miranda mendekat dan melentangkan tangannya agar bisa meluk gue. Belum aja meluk Miss Miranda diem.

"I forgot, your clothes are so wet. So I didn't want to hug you!" Katanya. Terlintas fikiran gue untuk jail. Gue kerjar Miss Miranda biar dia kena basah juga.

"Oh my god! Stop it!" Teriaknya. Gue terus ngejar. "I will catch you Miss!" Sahut gue.

"Stop it. If you're feeling so cold just hug me." Lari gue terhenti di saat Mr. Ashton berdiri di depan gue dan melentangkan kedua tangannya— iya Mr. Ashton!

"Kamu kedinginan kan? Peluk aku aja gapapa." Ucapnya. Gue diem– canggung lebih tepatnya. Mata gue sama mata Ashton saling melihat satu sama lain. Gue lihat ketulusan di iris matanya. Ini yang buat gue makin canggung.

Setelah cukup lama tatap-tatapan. Tangan Ashton yang tadinya melentang kayak orang mau meluk, tangan kirinya ngerangkul gue dan kita jalan menuju team gue yang lagi istirahat bentar. To be honest, i'm so nervous ugh.

Gue langsung menjauh dan lepas dari rangkulan Ashton. Lalu, gue ngumpul sama team gue yang lagi minum.

"Kamia. This is for you."

"Kamia. This is for you."

Gue diem disaat Mr. Ashton dan Mr. Louis secara bersamaan ngasih gue air mineral kemasan ke gue. Hening— itu yang terjadi antara gue, Ashton dan Mr. Louis.

Akhirnya gue ambil air mineral dari tangan kanan Ashton dan Mr. Louis. "Thanks so much sir." Lalu gue pergi dari hadapan mereka. Lebih baik gue terima dua-duanya daripada enggak sama sekali.

English Camp • l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang