Setelah kurang lebih 1 minggu gue dan Megan pergi bulan madu, akhirnya dua hari yang lalu kita pulang menuju London dan sekarang gue lagi menuju rumah seseorang. Gue udah izin ke Megan kalo gue mau ketemu Luke, dan itu cuma alasan aja supaya dia percaya.
Gue melajukan mobil gue memasuki kawasan perumahan elite dimana gue nyuruh dia untuk tinggal. Tempatnya agak jauh dari tempat tinggal gue dan Megan, sekitar 25 menit perjalanan menuju kesana.
Saat udah berada di depan rumahnya, gue pun menyalakan klakson dan Peter pun terlihat membukakan pagar buat gue. Memarkirkan mobil gue di halaman rumah dan mematikan mesin mobil lalu mengambil kantong plastik berisikan susu ibu hamil yang sempet gue beli tadi sebelum kesini, lalu turun dan masuk ke dalam rumah.
"Al?!" Panggil gue sedikit berteriak.
Gue berjalan ke arah kamar dan membuka pintunya. Kosong.
Gue pun mengambil ponsel yang berada di saku dan berniat menelfonnya tapi gue di kagetkan dengan suara pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah sosok perempuan yang gue cari, dia keluar hanya menggunakan bathrobe.
"G-gue mau telfon lo tadinya." Ucap gue saat melihatnya.
"Yaudah gue tunggu di luar." Ucap gue dengan canggung tanpa menunggu jawabanya lalu berbalik ke arah pintu dan menunggunya di ruang tamu.
Setelah beberapa menit menunggunya keluar, akhirnya dia pun nyamperin gue dan duduk di sofa sebelah gue.
"Nih," Sodor gue memberikannya susu ibu hamil yang gue bawa tadi.
"Ini apa?" Tanyanya sembari mengambil kantong plastik yang gue kasih dan menaruhnya di meja.
"Susu ibu hamil buat lo." Jawab gue.
Dia hanya ber-oh-ria dan gue mengangguk.
"Al," Panggil gue.
"Hmm?" Sahutnya.
"Gue nggak mau kalo sampe Megan tau semuanya," Ucap gue padanya.
Dia terdiam dan menatap gue.
"Lo ngerti kan maksud gue?" Tanya gue.
"Kalo dia tau?" Tanyanya balik mengabaikan pertanyaan gue barusan.
Gue menghela nafas, "Dia nggak akan tau kalo lo atau pun gue nggak kasih tau dia dan gue nggak akan mungkin kasih tau dia." Ucap gue.
Dia pun tersenyum kecil, "Iya iya gue ngerti." Ucapnya akhirnya.
Gue balas tersenyum ke arahnya.
"Oh iya," Gue mengambil sesuatu dari dalam dompet lalu memberikan satu kartu kredit gue padanya.
"Buat lo." Ucap gue saat dia menerimanya.
"Thanks."
"Yaudah, gue mau langsung pulang. Besok bakal ada maid buat nemenin lo dan bantuin lo disini, lo nggak boleh kerja berat. Biarin semua urusan rumah dia yang kerjain." Jelas gue.
"Satu lagi, jangan pergi keluar tanpa seizin gue atau tanpa Peter." Ucap gue dengan serius.
Gue sengaja nggak kasih dia kendaraan pribadi supaya dia nggak keluar sendiri.
"Lo perhantian banget sih," Ucapnya sambil terkekeh kecil.
Gue memutar kedua bola mata gue, "Lo kan istri gue."
Hmm, iya istri.
"Thank you so much..."
Gue membawanya ke pelukan gue, "Lo itu udah jadi tanggung jawab gue sekarang..." Ucap gue sambil mengusap punggungnya pelan lalu melepas pelukannya.
Bayinya. Gue menatap perutnya yang udah terlihat buncit itu dan tersenyum kecil, "Be healthy, I love you..." Ucap gue pada bayinya.
Gue kembali menatap Alissa dan matanya terlihat berkaca-kaca.
"Cal..."
Gue pengen dia ceritain semuanya, tapi gue tau kalo gue memaksanya buat menceritakan semuanya dia pasti nggak akan mau dan malah berakhir marah. Megan bilang mood ibu hamil suka berubah-ubah hanya dalam hitungan detik.
"Ceritain sama gue semuanya kalo lo udah siap." Ucap gue dan dia mengangguk pelan.
"Gue pulang."
Gue bangkit dari sofa dan berjalan ke arah pintu dan di ikuti oleh Alissa. Dia mengantar gue sampe depan pintu.
