12. Danger

2.9K 369 347
                                    

Calum's POV

"Kalo lo nggak bahagia sama gue, lo boleh pergi.", Kata-kata Megan semalem menuhin pikiran gue. Nggak bahagia dia bilang? Dengan gue nikahin dia itu adalah hal paling bahagia buat gue. Dulu waktu gue milih Lily dan ngebiarin dia pergi, itu adalah hal terbodoh yang pernah gue lakuin. Dan sekarang gue nggak mau sampe kehilangan dia lagi, apalagi posisi Megan lagi mengandung anak gue. Gue harus bilang secepatnya sama dia. Tapi kalo Megan nggak terima gimana? Walaupun gue kasih dia alasan.

Gue bener-bener nggak bermaksud ngelakuin semua ini. Gue punya alasan kenapa gue gini. Gue emang bakalan tanggung semua resikonya, tapi untuk kehilangan dia... Gue nggak akan pernah siap dan mau. Gue cinta sama dia, jangan tanya seberapa besar karna kata-kata aja nggak cukup untuk mendeskripsikan seberapa besar cinta gue ke dia. Tapi kenapa kemarin Megan tiba-tiba nanya itu? Apa tadi siang dia liat gue? Lagian gue bodoh, kenapa juga gue ajak Alissa belanja di sana.

Ting!

Peter 2 : 📍Current location

Alissa? Ngapain ngirim gue lokasi dia? Dia lagi di luar? Gue pun langsung menghubunginya.

Dia nggak mengangkat panggilan gue sama sekali. Jadi gue pun mencari kontak Peter untuk menghubunginya.

"H-halo tuan?"

"Ada Alissa nggak?" Tanya gue.

"I-itu tadi, tadi ada tamu ke rumah dan nona Alissa di paksa untuk i-kut." Jawabnya dengan terbata-bata.

Tamu? Alissa Pergi?

"Apa?"

"Tadi nona pergi bersama tamu tersebut."

Klik.

Alissa kemana sih, kok malah bikin gue khawatir. Gue membuka pesan yang dia kirim beberapa menit yang lalu, lalu meng-klik lokasi yang dia kirim. Setelah tertera lokasinya, gue pun segera menuju kesana. Untungnya lokasi dia lumayan deket dari tempat gue berada sekarang.

Satu tangan gue sibuk mencoba menghubungi Megan. Tadinya gue mau ngajak dia makan siang bareng dan pasti Megan udah siap. Siap-siap di omel.

"Halo?" Suaranya di sebrang sana.

"Halo sayang, makannya kita batalin dulu ya? Gimana kalo gantinya makan malam aja?" Tanya gue langsung.

"Loh kenapa? Gue udah siap ish nyebelin, lo tuh kalo ganiat ngajak gue mending gausah, kebiasaan." Omelnya.

"Babe, gue ada tamu mendadak. Yaudah gue janji nanti kita dinner di luar ya?"

"Hm."

"Love you."

"Too."

Klik.

Bukan gue yang nutup. Tapi Megan. Jahat emang, mana jawabnya singkat. Lagian Alissa ada-ada aja, ngapain pergi sama orang yang nggak di kenal? Lebih dari sepuluh kali gue menghubungi Alissa tapi belum ada jawaban. Gue semakin khawatir, tapi saat panggilan ke sebelas panggilannya tersambunf dan gue mendengar suara Alissa yang sedang menangis.

Love Me So. • cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang