26. Fight

2.8K 409 547
                                    

Song : Hold On - Chord Overstreet (highly recommended)

"Megan, maafin gue." Michael menghampiri gue tapi gue hanya menatap dia sekilas lalu mengabaikannya. Kayaknya dia baru aja mau masuk rumah. Gue menghapus air mata gue sambil berjalan keluar rumah.

"Anterin saya pulang." Gue meminta Peter buat nganterin gue pulang. Gue masuk ke mobil sedan berwarna silver lalu menutup pintunya dan menguncinya. Calum baru aja keluar rumah dan mengejar gue.

"Babe! Buka dulu pintunya! Pulang sama gue!" Ucapnya sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil.

"Jalan aja," Pinta gue ke Peter dan dia mengikuti perintah gue.

Gue benci semua orang. Jadi selama ini Alissa orang yang Michael cari itu sama Calum? Kenapa gue bodoh? Gue nggak menyadari sedikit pun gerak-gerik Calum. Mungkin kalo gue sadar dari awal semuanya nggak akan sesakit ini.

Remember when he said "Istri-istri" ? He really mean it. I'm just stupid enough to believe him again.

Gue nggak tau siapa sebenernya yang bodoh. Gue, Calum, Alissa atau Michael? Kalo anak itu bukan anak Calum kenapa Alissa nunjukin testpack? Bukan berarti Calum dan dia emang punya anak? Alissa lagi hamil, gitu?

He broke my heart again and again.

"You knew damn well who you were breaking..." Bisik gue dan air mata gue terjatuh dengan sendirinya.

•••

Sesampainya di rumah gue langsung menuju kamar dan mengunci pintunya. Tangisan gue pecah, menutup wajah gue dengan menggunakan kedua tangan gue dan menjerit sekuat tenaga gue.

TELL ME THIS JUST A DREAM!!!

Beberapa menit gue nangis dan kepala gue terasa sedikit pusing. Tiba-tiba suara Calum terdengar dari luar kamar.

"Babe, buka pintunya!"

Bayangan saat dia dan cewe itu ciuman kembali berputar di dalam otak gue. I hate him.

God, I can't do this.

"Babe... Biarin gue masuk..., kita bicarain semuanya baik-baik."

Calum masih mencoba mengetuk pintu kamar. Gue menarik nafas dan terasa sesak di bagian dada. Gue pun memutuskan untuk membukakan pintu. Saat pintunya terbuka Calum terlihat tersenyum senang dan gue menatapnya sedih. Gue berbalik dan berjalan ke arah kasur lalu duduk di sana. Calum pun ikut duduk di sebelah gue.

"Babe..."

"Jadi dia alasan lo telat 2 jam ke pernikahan kita?" Gue tertawa ironi dengan sebisa mungkin menahan air mata untuk keluar, "Gue bodoh. Gue menyia-nyiakan waktu, ketika gue punya waktu 2 jam untuk membatalkan semuanya tapi gue masih berharap lo datang! Dan lo malah ngasih gue harapan! Lo bajingan Calum!" Bentak gue lalu terisak kembali sembari menutup wajah gue.

Love Me So. • cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang