36. You, Me And Him

2.9K 400 255
                                    

Song : Nobody Like You - Little Mix

Setelah Calum masuk ke kamar Milo untuk menidurkannya, gue mengajak Dylan ke dapur. Mereka, Calum dan Dylan sempat bertatapan beberapa saat. Dylan pasti bingung siapa Calum.

"Itu unclenya Milo?" Tanyanya seraya duduk di kursi meja makan.

Gue yang sedang meminum air putih pun sedikit tersedak. Gue menaruh gelas yang gue pegang di meja dan ikutan duduk di sebelahnya.

"Itu... Calum." Jawab gue pelan.

Dylan menatap gue kaget. Gue emang pernah cerita ke dia soal Daddynya Milo dan dia pasti kaget liat Calum ada di sini untuk pertama kalinya. Selama 1 tahun kita dekat, dia belum pernah liat Calum satu kali pun.

"Oh..." Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Gue menatapnya canggung dan kita sama-sama terdiam. Dia seperti nggak peduli soal keberadaan Calum, buktinya dia nggak bertanya apa pun soal Calum.

"Hmm, lo ada perlu apa kesini? Tadi lo udah nunggu lama?" Tanya gue mencoba mencairkan suasana canggung di antara kita.

"Nggak. Gue baru aja datang kok, gue mau ngajak lo dinner." Jawabnya seraya tersenyum.

"Dinner?"

Dylan menganggukkan kepalanya, "Don't you remember that tomorrow is a special day for you?" Tanyanya balik.

Gue mengkerutkan alis mencoba mengingat. Hari spesial? Besok kamis, dan menurut gue nggak ada hari spesial apa pun untuk esok hari. Tiba-tiba Dylan menggenggam tangan gue.

"Liat ponsel lo, hari apa besok... Dan tanggal berapa besok." Ucapnya.

Gue dengan bingung mengambil ponsel di saku gue dan membuka kalender. Besok adalah hari kamis dan tanggal... "24 January?" Gue menatap Dylan yang sedang tersenyum dan dia mengangguk.

"Gue bahkan nggak inget besok hari ulang tahun gue." Ujar gue terkekeh pelan.

Dylan ikutan terkekeh dan mengacak-acak rambut gue lalu kembali menatap gue, "Gue bisa suruh Stella buat kesini dan jagain Milo selagi kita dinner."

"Maksud lo kita dinner berdua?" Tanya gue.

Dia mengangguk, "Iya lah," Jawabnya.

Aduh. Kalo gue nggak terima gue nggak enak. Kalo gue terima nanti Calum gimana? Gimana kalo dia kesini lagi besok? Apa dia mau dan nggak akan marah kalo gue nyuruh dia buat jagain Milo sementara? Atau Stella aja?

"Megan? Gimana?" Tanya Dylan menyadarkan gue.

Gue tersenyum tipis dan mengangguk pelan, "Jam berapa?" Tanya gue.

"Jam 7 gue jemput." Jawabnya.

"Okay..."

Ini adalah tahun kedua gue merayakan ulang tahun dengannya, yang pertama waktu umur gue menginjak 22 dan sekarang gue akan menginjak 23 tahun. Itu berarti keesokan harinya Calum akan menginjak usia ke 26. Time flies so fast. Gue bahkan nggak inget kalo besok adalah hari ulang tahun gue.

"Oh iya... Thanks bunganya, lo nggak bales pesan gue kemarin." Ucap gue mengingat Dylan belum bales pesan gue sejak kemarin gue mengirimkan ucapan terima kasih untuknya.

"Sama-sama. Sori karna gue nggak sempet bales pesan lo, kemarin gue harus keluar kota. Stella beneran ngasih bunganya ke lo kan?"

"Iya gapapa dan ya... Dia kasih bunganya, tuh," Tunjuk gue ke arah vas bunga berisikan mawar merah dari Dylan kemarin yang sengaja gue taruh di dapur supaya segar.

Dylan terkekeh, "Yaudah, gue mau pamit. Jangan lupa besok." Ucapnya. Gue mengangguk dan mengantarkannya keluar.

Menutup dan mengunci pintu apartemen, saat gue berbalik pas banget karna Calum baru aja keluar dari kamarnya Milo.

"Umm gue mau pulang," Ucapnya.

"Ya..." Balas gue.

Calum tersenyum lalu mengambil jaketnya yang berada di sofa dan entah sejak kapan dia membuka jaketnya itu. Tapi dia pulang naik apa? Mobilnya kan masih di pantai.

"Eh, lo mau pulang naik apa? Mobil lo kan masih di pantai." Tanya gue saat Calum udah berada di depan pintu.

Dia berbalik, "Gue bisa cari taksi." Jawabnya.

"B-biar gue yang anter kesana, tunggu sebentar." Ucap gue.

"Nggak usah. Udah malem lagian, gue nggak mau lo kenapa-napa." Balasnya.

"Gue nggak akan kenapa-napa, dari pada lo jalan ke depan buat nyari taksi? Nanti lama, keburu malem." Ujar gue.

"Gue serius, biar gue pulang sendiri aja." Tolaknya.

"Y-yaudah..." Gue pun mengalah.

"Gue pulang dulu,"

"Lo nginep dimana?" Tanya gue sebelum dia benar-benar pulang.

Calum terlihat bingung lalu tersenyum canggung, "Nggak tau." Jawabnya.

"Ha?"

Dia mengusap tengkuknya, "Gue belum nemu tempat penginapan, jadi gue tidur di mobil aja." Ujarnya.

Ya tuhan. Dada gue sesak rasanya.

Gue nggak mungkin ngebiarin dia jalan ke depan buat nyari taksi, belum lagi dia belum tentu dapet taksi karna apartemen gue emang jarang di lewati taksi. Terus dia belum dapet tempat buat menginap? Jadi dia tidur di mobil? Dan gue ngebiarin itu? Nggak. Gue kasian.

"Kalo gitu nggak usah pulang, lo bisa nginep di sini..." Ucap gue.

"Gue nggak mau ngerepotin lo..." Balas Calum.

Gue menggeleng, "Lo nggak ngerepotin gue sama sekali, tidur di sini. Lo bisa pake kamar gue, biar gue tidur sama Milo." Balas gue.

"Gue aja yang tidur sama Milo." Ujarnya.

Gue tersenyum tipis dan mengangguk lalu Calum kembali berjalan ke arah gue, "Thanks." Ucapnya.

"Ya."

Gue dan dia sama-sama masuk ke dalam kamar. Gue menutup pintu kamar dan bersenderan di sana sambil memeluk badan gue sendiri kemudian memejamkan kedua mata yang sedari tadi menahan agar tidak mengeluarkan air mata.








They always come back, especially when you try to move on.










•••
what goes around comes back around eh? congrats calum lmao
KJ Apa as Dylan James Fitzgerald
kakaknya Stella! ☺️
ITS ARCHIE BITCHES!

mAlum or Mylan?

yg minta ffnya dibaca bentar ya sabar :( gue selesain lms dulu, 6 part lagi hehe ♡

Vomments!

Love Me So. • cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang