31. Losing You

2.4K 371 263
                                    

Song :
• Right Now - One Direction
Slow Hands - Niall Horan

2 months later...

Calum's POV


"Gimana?" Gue bertanya pada 10 orang yang sedang berjejer di hadapan gue sekarang.

"Kami tidak menemukannya, tuan." Jawab salah satu dari mereka.

Gue berusaha menahan emosi, "Kalian udah tanya pihak bandara sama rumah sakit?"

"Iya tuan, nama nona Megan tidak terdaftar di keenam bandara yang ada di London dan semua rumah sakit."

"Fuck! Kalian semua cari lagi dan jangan laporan sebelum Megan ketemu!" Perintah gue.

Gue kembali duduk di kursi dan memijit pelipis gue. Udah dua bulan Megan hilang, nggak cuma Megan, semua orang bahkan ninggalin gue. Gue hanya sendirian di rumah. Mama udah pulang ke Australia satu bulan yang lalu. Hanya Luke yang terkadang datang ke rumah dan sampe sekarang gue belum nemu dimana Megan.

Tepat bulan ini Megan akan melahirkan anak pertama kita. Gue udah kayak orang gila dan bingung harus nyari dia kemana lagi. Gue udah suruh 10 orang buat check ke bandara, memeriksa ke pihak sana kalo ada nama perempuan bernama Megan Elizabeth Hood keluar dari London atau nggak. Tapi nyatanya nggak ada, kemungkinan dia masih ada di London. Gue mengabaikan semua pekerjaan dan mencari Megan setiap hari. Sialnya, gue nggak nemuin dia sampe sekarang. Sekarang pun pencarian masih terus berlangsung. Gue nyuruh semua orang suruhan gue buat periksa semua rumah sakit, siapa tau Megan melahirkan di salah satu rumah sakit di sini.

"Babe..."

Nomernya bahkan masih nggak aktif, udah ratusan dan mungkin ribuan kali gue nelfon dia tapi hasilnya sama.

"Apa Megan ke Australia ya?" Tanya gue pada diri sendiri.

Mama keliatan nggak peduli bahkan dia masih marah sama gue. Tapi bisa jadi dia ada di Australia, gue harus buru-buru kesana. Gue tersadar dari lamunan saat suara ketukan pintu terdengar.

"Masuk!" Seru gue.

Pintu ruangan pun terbuka dan terlihat Michael di sana. Dia berjalan menghampiri gue dengan sebuah map di tangannya.

"Nih," Sodor Michael.

Gue menatapnya bingung tapi tetap mengambil map yang dia kasih, "Ini apaan?"

"Lo buka aja," Ujarnya.

Gue menghela nafas lalu membuka map yang barusan dia kasih.

"Itu surat perceraian lo sama Alissa, lo tinggal tanda tangan di bawah, tanda kalo lo menyetujui perceraian ini." Jelasnya.

Gue menatapnya lalu mengangguk, gue pun mencari pulpen di dalam laci lalu setelah ketemu mulai menandatangani surat tersebut.

"Gue mau bawa Alissa kembali ke Paris." Ucap Michael.

Gue hanya menganggukkan kepala lagi dan lagi tanpa protes. Gue nggak peduli, yang gue butuh sekarang Megan ada di sini sama gue.

"Gue minta maaf karna semuanya salah gue, kalo aja gue nggak bersikap tolol mungkin semuanya nggak akan kayak gini. Kalo gue mengiyakan permintaan Alissa buat tanggung jawab saat itu mungkin lo sama Megan baik-baik aja sekarang," Michael mengambil jeda sebentar lalu melanjutkan omongannya lagi, "Butuh waktu yang lama untuk berpikir kalo gue seharusnya tanggung jawab sama perbuatan gue sendiri, tapi malam itu gue malah ngusir Alissa dari hotel tempat gue menginap dan bilang kalo anak yang dia kandung nggak mungkin anak gue. Lucu karna kita cuma ngelakuin sekali tapi bisa langsung jadi." Lanjutnya dengan kekehan di akhir kalimat.

Love Me So. • cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang