34. Found You

2.6K 405 302
                                    

Calum's POV


Tangan gue meraba-raba sekitar kasur untuk mencari keberadaan ponsel gue. Saat gue menemukannya mata gue sedikit membuka untuk melihat siapa nama penelepon tersebut.

Incoming Call from Sapphire...

"Bitch," Gumam gue.

Gue menaruh ponsel gue kembali dan mengabaikan panggilannya tapi ponsel gue terus-terusan berdering. Gue pun memutuskan untuk mengangkatnya.

"Hm,"

"Lo belum kirim uangnya." Ucapnya sambil berdecak.

"Hm nanti-"

"Nggak. Gue maunya sekarang. Lo mau nyoba nipu gue?" Tanyanya dengan kesal.

"Fuck. Seriously? I can buy you if I want to." Balas gue nggak kalah kesal.

"Then buy me."

Klik.

Gue menutup panggilannya dan mencari kontak orang kantor supaya mengirim uang ke rekening Sapphire lalu kembali tidur.

Gue tau gue melakukan kesalah lagi dan lagi, but my sexual frustration makes me an asshole. Gue nelfon Sapphire semalam dan sialnya dia nggak ada di bar, gue pikir dia udah nggak kerja di sana, tapi salah satu bartender di sana memberikan nomor ponselnya ke gue. Ini gila karna setelah 3 tahun lamanya gue nggak berhubungan, untuk pertama kalinya gue menyewa seorang jalang. Tentu aja hanya gue yang tau. Gue beruntung karna Sapphire masih mengenali gue setelah kejadian Luke misahin kita berdua malam itu.

Nggak terasa 3 tahun berlalu. Dari 15 nama Megan yang berhasil terlacak, nggak ada satu pun di antaranya nama Megan Elizabeth Hood. Gue mulai berpikir untuk membiarkan semuanya mengalir begitu aja, seperti air. Gue nggak bisa terus-terusan nyari dia sementara hasilnya tetep sama. Tapi gue juga nggak bisa nyerah gitu aja.

Gue belum nemu dia sampe saat ini. Gue nggak tau harus nyari dia kemana lagi. Gue nggak mungkin nyerah gitu aja. Mungkin ini semua hukuman buat gue.

Iya karma.

Gue juga takut kalo Megan ternyata udah nemuin yang lebih baik dari gue. Gue nggak bisa bayangin itu.

I don't want anyone else have her heart.

•••

"Heh cina bangun!" Suara Luke terdengar

Fuck penguin.

"Hmm apaan sih, gue masih ngantuk!" Jawab gue sambil menarik bantal dan menutup kepala gue menggunakan bantal tersebut.

Bagus, tadi Sapphire, sekarang Luke.

Luke berdecak kesal, "CEO nggak tau diri jam 10 masih di rumah."

Gue mengabaikan ucapannya dan kembali tidur sambil menarik selimut.

"Oh jadi lo nggak mau bangun meskipun ini soal Megan?"

Shit. Gue dengan buru-buru bangun dan duduk. Luke terlihat sedang berdiri dan menatap gue datar.

"Megan kenapa? Lo udah nemuin dia? Gimana anak gue?" Tanya gue dengan nyawa yang sebenernya belum terkumpul semua.

"Sabar. Pertama, lo mandi dulu terus makan. Alexa udah masakin sarapan buat kita." Jawab Luke.

Gue mendengus kesal, "Luke, gue nggak butuh makan. Gue butuh Megan dan anak gue." Balas gue.

"Megan nggak akan cinta lagi sama lo kalo liat keadaan lo kayak gini." Kekehnya.

Gue hanya memutar kedua bola mata, "Sialan." Dengus gue lalu bangkit dari kasur dan berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah selesai gue pun bersiap-siap dengan pakaian kerja dan keluar dari kamar. Menghampiri Luke dan Alexa yang berada di dapur.

"Makan dulu. Baru gue kasih tau sesuatu." Ucap Luke yang menyadari kehadiran gue. Gue dengan sangat amat terpaksa pun mengikuti perintahnya. Demi Megan dan anak gue. Beberapa menit kemudian kita bertiga pun selesai sarapan.

"Gimana Megan? Lo udah nemuin dia?" Tanya gue langsung.

"Sabar dikit kenapa. Gue belum minum." Gerutu Luke. Dia terlihat meminum segelas air putih lalu setelah itu menatap gue.

"Gini, gue tau lo pasti marah, gue cuma nggak tega aja liat-"

"Gue butuh Megan. Please to the point." Pinta gue.

"Lo bener-bener nggak sabaran ya," Luke menggeram kesal, "Gini, sebenernya gue udah tau dimana Megan sejak lama-"

"Fuck! Dan lo nggak kasih tau gue?!" Potong gue marah.

"Denger dulu! Megan larang gue-"

"Lo-"

"Denger dulu bajingan! Gue di larang Megan buat ngasih tau lo, tapi gue mulai berpikir kalo gue seharusnya kasih tau lo semuanya. Sejak lama. Gue nggak tega liat lo pergi pagi pulang malem cuma buat keliling London nyari Megan yang sebenernya udah nggak ada di sini." Jelas Luke dengan kesal.

"Maksud lo?"

"Cal, Megan udah nggak di London sejak 3 tahun lalu."

"Apa?" Tanya gue sedikit berbisik.

"Dia di Kanada sekarang, sama anak lo."

"Anak gue?" Luke mengangguk. Tubuh gue bergetar saat Luke bilang kalo Megan ada di kanada sama anak gue. Gue bener-bener kangen dia dan tentu aja anak gue. Apa dia bakal tau gue? Mengingat gue belum pernah liat semenjak dia lahir. Gue benci diri gue sendiri karna gue nggak ada saat Megan melahirkan anak pertama kita. Namanya aja gue nggak tau.

"Nama anak lo Milo, Milo Thomas Hood." Ujar Luke seakan mengerti apa yang sedang gue pikirkan.

"Gue tau Megan pasti kecewa karna gue malah ngasih tau lo. Tapi gue pikir kalian nggak bisa gini terus. Milo butuh lo dan Megan, perbaiki semuanya sebelum terlambat." Ucap Luke.

Gue menatap Luke, "Thanks." Ucap gue dan dia mengangguk. Sebenernya gue pengen hajar dia karna berani-beraninya bohongin gue, tapi dia udah kasih tau keberadaan Megan. Gue berhutang budi sama Luke.

Luke menuliskan alamat tempat tinggal Megan dan nomer telfonnya. Dia juga memberi tau dimana Milo sekolah. Luke bilang sebenernya semua orang udah tau dimana Megan berada sejak lama. Hanya gue yang nggak tau keberadaannya. Gue tau gue bodoh tapi gue juga udah berusaha. Gue sama sekali nggak nyangka kalo Megan bakalan ada di sana. Tepat sore nanti gue bakalan langsung terbang ke Kanada.



It took forever but I finally found you, my missing puzzle piece. I'm complete.












•••
calum being an asshole for the last time hehe, if it's doesn't makes sense, tolong dibuat masuk akal 😂

i luv yall, thank you for all the kind comments and votes so far  ♡ gue emang jarang balesin komen:(, tp percaya deh gue suka ngakak sendiri bacanya dan yaaaa thats made my day! thank u thank u ♡
you know this story will end soon :(
q sangat muak dgn semua drama ini
but im gonna miss megan and calum
soooo loooooooooove yoooooou

btw happy birthday  nasikucing 🖤🌹

Vomments!

Love Me So. • cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang