8. Fair

3.1K 387 388
                                    

Calum's POV


Gue nunggu Alissa di sofa sementara dia ada di kamarnya siap-siap karna kita mau periksa kandungannya.

Hari ini gue udah janji sama dia kalo gue bakalan nganter dia dan gue bilang ke Megan kalo gue ada meeting di luar kota karna gue takut dia nanyain gue ke orang kantor atau bahkan nyari gue ke kantor.

Ribet juga punya 2 istri.

"Ayo."

Gue menoleh ke arah pintu kamar dan ngeliat Alissa udah berdiri disana.

Gue berdecak kesal, "Udah gue bilang kan, jangan suka pake dress pendek." Ucap gue dengan nada gasuka. Dia terlihat memakai dress hitam dan jaket denim.

"Calum, gue lebih nyaman pake baju gini." Dengusnya.

Gue cuma memutar bola mata, "Yaudah ayo."

Gue sama dia pun keluar dari rumah dan menuju rumah sakit buat periksa kandungannya.

•••

"Minggu depan gue mau ke Paris." Ucap gue.

"Sama Megan?" Tanya Alissa.

"Ya."

"Ngapain?" Tanyanya lagi.

"Mali mau ngelahirin, jadi semua keluarga harus ada disana." Jelas gue.

Alissa terdengar menghela nafasnya, "Lo mau ninggalin gue lagi sama orang suruhan lo?" Tanyanya.

"Biasanya juga kan gitu." Jawab gue tanpa menoleh kearahnya.

Nggak ada jawaban dari Alissa, gue pun menoleh ke arahnya dan ternyata Alissa mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

Kemarin sore mama nelfon gue. Gue dan Megan harus ke Paris karna Mali mau melahirkan anak pertamanya, itu berarti gue harus ninggalin Alissa. Sebenernya gue bisa aja ajak dia, lagian Paris juga kota kelahiran dia. Tapi gue nggak mau ribet nantinya, jadi gue memutuskan buat meninggalkannya di London. Dan lagi, gue sama Megan cuma beberapa hari aja disana.

Beberapa menit kemudian kita pun sampe di depan rumah, dia sama sekali nggak ngomong sejak permbicaraan terkahir kita tadi. Gue memarkirkan mobil di halaman rumah.

Gue pun melepas seatbelt, dan terlihat Alissa pun melakukkan hal yang sama.

"Minum susunya, dokter bilang kandungan lo lemah." Ujar gue.

Ya, saat periksa tadi, dokter bilang kalo kandungan Alissa sedikit lemah karna kekurangan asupan nutrisi. Gue nggak tau susu yang gue beliin masih suka dia minum atau nggak. Gue beliin dia susu karna gue liat Megan selalu minum susu itu, dan itu bagus buat kandungan ibu hamil.

Gue keluar dari mobil duluan dan membukakan pintu buat Alissa. Alissa keluar dengan hati-hati dan gue dengan sigap membantunya dengan menggenggam tangannya.

Dia masih diem aja, gue tau dia marah. Tapi gue nggak peduli.

"Jangan lupa minum susunya." Ucap gue mengingatkannya lagi.

Dia hanya mengangguk dan berjalan masuk kedalam rumah, gue mengikutinya.

"Gue langsung pulang, masih ada kerjaan di kantor."

Alissa masih terdiam, lalu dia duduk di sofa dan menaruh tasnya di atas meja.

"Al," Gue manghampirinya.

"Lo pulang aja sana." Usirnya.

Gue pun menghampirinya dan duduk disebelahnya, "Gue nggak akan lama, lo juga pasti ada yang jagain. Gue bakalan pecat orang suruhan gue kalo sampe lo kenapa-napa." Jelas gue meyakinkannya.

"Mau gue kenapa-napa juga lo nggak akan peduli." Ucapnya dengan sinis.

Gue terkekeh pelan, sikapnya mirip Megan. Apa emang semua ibu hamil punya sikap manja?

"Gue peduli sama lo dan gue udah bilang kan lo itu tanggung jawab gue." Ujar gue.

Gue pun mendekatkan wajah gue kearahnya dan mencium keningnya lalu tersenyum.

"Gue pergi dulu." Pamit gue.

Gue pun berdiri meninggalkannya dan berjalan kearah pintu.

"Calum!"

Baru aja tangan gue meraih knop pintu, Alissa tiba-tiba manggil gue. Gue pun membalikkan badan.

"Kenapa?"

Dia berjalan menghampiri gue dan langsung memeluk gue.

"Kenapa Al?" Tanya gue lagi.

"Jangan lama-lama, gue takut..." Bisiknya.

Gue membalas pelukannya dan mengusap punggungnya.

"Iya... Gue nggak akan lama. Telfon gue kalo ada apa-apa."

Alissa melepas pelukkannya dan menatap gue.

"Janji?"

Gue hanya tersenyum dan mengangguk. Dia pun ikut tersenyum.

Apa gue harus mulai bersikap adil sama Alissa? Gue rasa selama ini gue hanya bersikap manis ke Megan dan gue bersikap biasa aja ke Alissa. Sementara kenyataannya- Ah udahlah gue nggak mau bahas. Intinya gue harus adil sama keduanya.

"Lo aman sama Peter." Ucap gue sambil menatapnya dan Alissa menganggukkan kepalanya lagi.

Entah siapa yang memulai tapi untuk pertama kalinya gue dan Alissa berciuman. Mata gue mulai terpejam menikmati ciumannya dan tangan gue naik untuk mengusap pipinya sementara tangannya berada di pinggang gue. Gue mengecup bibirnya beberapa kali lalu melepaskannya.

Nafasnya sedikit terengah sama seperti gue. Tiba-tiba bayangan wajah Megan muncul di benak gue. Fuck.

"G-gue-"

"I love it." Potongnya.

Love it what?

Tangannya naik mengusap pipi gue, "Gue suka hal kayak barusan. Gue mau lo adil, sama gue dan Megan. Gue nggak akan minta lo ada di sisi gue terus, gue cuma pengen lo bersikap adil, lo ngerti maksud gue." Ucap Alissa.

"Maksud lo?" Tanya gue sedikit bingung.

"Calum, I think I'm in love with you."

"Ha?"

Gue menatapnya kaget lalu menundukkan kepala gue.

"A-al..., gue nggak bisa..." Ucap gue sembari menatapnya kembali.

Dia menghela nafasnya pelan, lalu menurunkan tangannya.

"Gue tau itu pasti sulit... Yaudah lupain aja." Ucapnya sembari memaksakan tersenyum lalu memundurkan badannya.

Gue menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan, "Al," Panggil gue lalu memegang pundaknya.

"Lo tau kan gue cinta sama Megan, gue-"

"Gue tau, gue udah bilang kan lupain aja."

"Oke..."

"Yaudah, lo hati-hati." Ujarnya.

Gue mengangguk lalu pergi dari hadapannya.




And now it's getting complicated. She can't love me because I will never loved her.












•••
sudah ketebak ada apa diantara mereka? HAHAHAHAHAHA
ya gitulah pokoknya wkwk
btw thank you for 4K reads
eh iya gue lupa ceritain kalo kaka ipar gue mali ceritanya disini syudah hamil y hehehehehehehehehehe
too fast but next part you'll know everything lol
ANDDDDD TNS NOW IS EVERYBODY'S FAVOURITES OMFG IM CRYING
THANK YOU SO MUCH ALL!
Don't forget to vomments!

Love Me So. • cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang