9. It's Him

3.1K 372 329
                                    

Alissa's POV

Sepeninggalan Calum tadi sore, gue langsung pergi keluar buat belanja makanan. Gue udah kirim dia pesan dan dia cuma bilang 'hati-hati'.

"Lo tunggu disini aja, nanti gue panggil kalo udah selesai." Ucap gue ke Peter.

Dia hanya mengangguk sopan lalu gue pun masuk ke dalam supermarket.

Gue memilih-milih bahan makanan yang bakal gue masak buat Calum nanti kalo dia ke rumah lagi dan membeli beberapa persedian makanan yang udah habis.

Daging udah, bumbu masak udah, makanan ringan udah, minuman udah.

"Oh roti,"

Gue berjalan ke arah rak tempat aneka macam roti, tapi langkah gue terhenti saat mata gue nggak sengaja ngeliat orang yang selama ini gue benci berdiri di hadapan gue dan dia juga lagi menatap gue dengan tatapan terkejutnya.

Dia orang yang bikin gue di usir dari rumah sama mama papa, bajingan yang nggak mau tanggung jawab atas anak yang gue kandung.

"Alissa?" Tanyanya dengan wajah yang nggak kalah kaget kayak gue.

Mulut gue sedikit terbuka saking terkejutnya, gue pun melangkah mundur dan berniat lari dari hadapannya. Sialnya dia berhasil meraih dan menggenggam tangan gue.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Lepasin!" Paksa gue sambil berusaha melepaskan genggamannya.

"Al dengerin gue dulu! Gue perlu jelasin semuanya!" Ucapnya nggak mau kalah.

"Lepas atau gue teriak?!" Ancam gue dan akhirnya dia melepaskan genggamannya di tangan gue.

Dengan cepat gue berbalik dan pergi dari hadapannya, dia sempet ngejar gue tapi gue bilang security kalo dia orang gila alhasil dia berhasil di cegah oleh para security. Akhirnya gue nggak jadi belanja dan menyuruh Peter buat segera menyalakan mobilnya dan segera menuju rumah.

Setelah 3 bulan lebih dia hilang, lari dari tanggung jawab dan dia baru muncul di hadapan gue sekarang? Why? Why now?

Tapi kenapa dia ada di London? Jangan-jangan dia ngikutin gue sampe kesini.

Gue mencari kontak Calum dan menelfonnya, beruntung karna dia mengangkat panggilan gue hanya dalam satu kali panggilan.

"Halo?" Ucapnya di sebrang sana.

"H-halo Cal, l-lo bisa ke rumah?" Suara gue hampir berbisik karna gue masih sedikit shock dan takut.

"Ke rumah lo? Sekarang? Ngapain? Kenapa? Ada apa?" Tanyanya bertubi-tubi.

"G-gue nggak kenapa-napa, lo bisa kesini kan?" Tanya gue memastikan dan berusaha menahan air mata.

"Oke gue putar balik kesana."

"Ya..."

Klik.

Gue nggak boleh cerita masalah ini ke Calum, gue nggak mau Calum tau kalo dia orang yang udah ngehamilin gue ternyata ada di London. Gue nggak mau kalo akhirnya Calum malah nyuruh gue buat kembali ke dia. Gue terlanjur nyaman sama Calum. Gue nggak peduli kalo anak gue nantinya nggak tau siapa ayah dia yang sebenarnya. Dan gue nggak peduli Calum udah punya istri karna gue juga istrinya. Yang gue mau cuma Calum. Titik.

Love Me So. • cthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang