Gue mencoba nelfon Michael saat Peter bilang kalo Alissa mau melahirkan. Gue terus-terusan nelfon dan ngirim dia pesan selama perjalanan ke rumah sakit tapi hasilnya nihil. Sialan. Di saat anaknya mau lahir dia malah nggak ada dan nggak bisa di hubungin? Kalo gue tanya Lily, dia nggak bakalan jawab, angkat telfon aja mungkin nggak mau. Lily masih marah sampe sekarang setelah gue kasih tau dia semuanya. Gue udah nyoba hubungin Ashton tapi hasilnya sama. Luke nggak mungkin tau dimana rumah Michael. Megan? Cari mati gue. Lagian Megan belum tentu tau dimana rumah Michael.
Saat udah sampe di depan rumah sakit, gue memarkirkan mobil dan turun lalu dengan segera berjalan ke ruang darurat. Gue gugup parah, jadi gue juga yang bakalan ngedampingin Alissa selama proses persalinan? God, bahkan persalinan Megan masih 2 bulan lagi.
"Nona ada di dalam," Ucap Peter saat dia melihat gue. Gue langsung masuk ke dalam ruangan.
Saat gue masuk ada 1 dokter dan 4 orang suster di dalam. Mereka menatap gue bingung.
"S-saya suaminya..." Ucap gue dengan canggung.
"Mr?" Tanyanya.
"Hood." Jawab gue cepat.
"Baik, 10 menit lagi dia akan mengalami kontraksi yang terakhir. Buatlah dirinya tenang." Ucap sang dokter dan gue mengangguk.
Gue menghampiri Alissa, dia terlihat sedang memejamkan matanya tapi raut wajahnya seperti ketakutan. Gue memegang tangannya dan mengusap kepalanya. Bahkan saat di ruangan bersuhu cukup dingin pun dia masih berkeringat.
"Al," Panggil gue.
Mata yang semula memejam langsung membuka saat gue panggil namanya.
"Calum... Gue takut..."
Apa akan sesulit dan setakut itu saat wanita melahirkan?
Gue menghela nafas pelan, "Lo pasti bisa, tarik nafas pelan terus keluarin..." Ucap gue berusaha membuatnya lebih relaks.
Alissa mencoba melakukan apa yang gue suruh. Gue sempat mencium keningnya lama. Setelah sepuluh menit berlalu, tangan yang gue genggam tiba-tiba mengerat.
"Calum sakit!"
Gue bingung harus ngapain selain membuatnya tenang. Gue kembali mengecup keningnya dan mencium bibirnya. Setelah itu terlihat dokter berpakaian biru dan memakai masker masuk. Gue yang di perintahkan untuk memakai pakaian khusus pun mengikutinya. Gue kembali berdiri di sebelah Alissa sambil menggenggam tangannya. Mendampinginya.
Prosesnya terjadi sangat cepat. Alissa berhasil mengeluarkan keduanya, sesuai yang di ucapkan dokter satu bulan yang lalu. Jenis kelamin keduanya pun ternyata sama. Anak gue dan anak Michael yang di kandung Alissa berjenis kelamin perempuan. Air mata gue menetes saat melihat bayi kedua yang dikeluarkan ternyata lebih kecil dari perkiraan gue. Gue melihat Alissa tersenyum sebentar lalu dia pun kembali memejamkan matanya.
Jadi sesakit ini saat seorang perempuan melahirkan anak mereka? Gue nggak bisa bayangin gimana sakitnya.
"Mr. Hood, bisa anda ikut saya?" Tanya dokter.
Gue mengangguk lalu melepas tangan Alissa dan berjalan mengikuti dokter. Dokter ternyata membawa gue ke ruangan khusus bayi, kita berdua menghampiri satu box bayi, terlihat di sana bayi yang ukurannya sangat kecil.
"Anda lihat keadaannya, bayinya memang bisa dan pasti keluar. Namun keadaannya tidak memungkinkan untuk bertahan." Ucap dokter tersebut.
Gue menelan ludah saat melihatnya. Gue berharap dia selamat tapi di satu sisi kehadirannya hanya akan mengacaukan semuanya. Tapi gue sayang sama dia.
Daddylovesyou.
"Keadaannya kritis, kita lihat perkembangannya. Anak anda yang pertama sudah berada dengan nona Alissa." Ucapnya lagi. Gue hanya menganggukan kepala.
"Baik, saya akan meninggalkan anda berdua dengannya." Gue mengangguk lagi dan masih menatap box kaca transparan tersebut.
Alat pendeteksi jantung emang berjalan, tapi seperti yang gue lihat, dia berjalan sangat pelan. Gue memasukan jari gue ke dalam bolongan yang tersedia pada box kaca tersebut. Menyentuh tangannya yang berukuran sama seperti jari telunjuk gue. Ukuran tubuhnya pun mungkin hanya segenggam tangan gue. Matanya bahkan masih tertutup rapat oleh kulit. Gue mengelusnya pelan dan dia nggak bergerak sama sekali. Hanya suara pendeteksi jantung aja yang berubah-ubah.
Hampir satu jam gue berada di dalam, melihat perkembangannya. Tapi sayangnya, alat pendeteksi tiba-tiba melemah dan semakin lemah lalu menunjukan garis lurus. Gue terkesiap kaget dan langsung memanggil dokter.
Gue menunggu di luar ruangan dengan perasaan yang campur aduk. Bersyukur dan juga sedih. Kenapa bersyukur? Karna gue akan lebih mudah ninggalin Alissa setelah ini. Sedih karna dia nggak punya kesempatan untuk hidup. Beberapa menit kemudian dokter keluar dan menghela nafasnya.
"Maaf, bayinya tidak selamat."
Gue memejamkan mata saat mendengar ucapannya, gue nggak berani masuk, gue takut... Gue pun berjalan ke ruangan Alissa dan menghampirinya. Saat gue masuk, dia terlihat sedang menggendong seorang bayi yang pasti anak dia dan Michael. Alissa tersenyum saat melihat gue dan gue balas tersenyum memaksa. Dokter bilang keadaan Alissa pasti akan drop setelah tau anak keduanya nggak selamat.
"Mana bayi kita?" Tanyanya.
Gue menatapnya bingung, "D-dia..." Gue harus bilang yang sebenarnya, "Dia nggak selamat." Jawab gue dengan lancar.
Muka Alissa langsung berubah dan pegangannya pada bayi yang lagi dia pegang perlahan melepas. Untungnya dengan cepat gue menahan supaya bayinya nggak jatuh lalu mengambil alih bayinya dan menggendongnya.
Tatapannya kosong lalu setelah itu dia memejamkan matanya. Gue menepuk pipinya pelan mencoba membuatnya sadar tapi ternyata dia pingsan. Gue menyerahkan bayinya ke seorang suster, menyuruhnya untuk menaruh kembali bayinya ke dalam box. Gue duduk di kursi yang terletak di sebelah kasur Alissa. Menemaninya sampe sadar. Melihat jam yang ternyata udah menunjukan jam 3 dini hari. Megan bakalan curiga dan marah kalo gue belum pulang sampe pagi. Gue pun keluar dari ruangan Alissa dan menitipkan Alissa ke Peter, menyuruhkan agar menghubungi gue saat Alissa sadar nanti. Besok adalah hari pemakaman anak gue.
It'stimetofixeverything.
••• i know its so short but but hey! i update twice hehe DRUM ROLL PLEASE!!! #Question; kalian kl baca chapter dr cerita ini suka sambil dengerin musik? kalo iya contohnya lagu apa yang mewakili chap yg kalian baca itu ;) jawab loh:( or song that represents this story btw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
see you in next chapter! Don't forget to vomments!