KLAK
Pintu kabin pesawat terbuka. Davino melangkah perlahan menuruni tiap anak tangga di depannya. Sudah hampir sekitar 5 jam ia menghabiskan waktunya melayang-layang di udara lepas, tentunya bersama dengan pesawat pribadi miliknya yang secara khusus ia gunakan bila ada meeting-meeting di luar negeri.
Davino menurunkan kacamatanya. Ia menatap langit kota Jakarta yang terbilang amat cerah ini dari lapangan udara Bandara Soekarno-Hatta. Awan-awan nampaknya tak sanggup untuk memungkiri cahaya-cahaya ketampanan yang tersirat dari muka blasteran Davino.
"Silahkan pak"
Seorang asisten bertubuh tegap, berseragam hitam rapi mengkilat, terlihat membukakan pintu mobil limosin yang secara VIP disewa Davino untuk mengantarkan dirinya menuju perusahaan tempat meeting kerja sama akan diadakan.
Davino pun sejenak membenarkan kemeja hitam yang dipakainya, sebelum akhirnya melangkahkan kaki memasuki ruangan mobil limosin yang kenyamanannya mengalahkan pesawat jet pribadi yang baru saja di tumpanginya.
🍁🍁🍁🍁🍁
"Well, well..."
Seseorang terlihat mondar-mandir pusing dari satu sudut ke sudut lain.
"Bapak tidak menyangka akan mendengar kenakalanmu lagi. Sudah berapa kali namamu terukir di tiap dinding ruangan suci ini, hingga dirasa bapak tak sanggup lagi mengecat ulang tembok ini karena esensi namamu yang telah mengotori--"
"Pak..."
Bu Fenny terlihat berkacak pinggang disamping Pak Gatot--sang kepala sekolah SMA ini. Mungkin, beliau sudah tidak tahan akan sifat melankolis yang terlalu meracuni diri Pak Gatot hingga laki-laki berusia 58 tahun itu seringkali terlalu mendramatisir keadaan.
"O-Oh, bapak lupa. Maaf, maaf. Eherm!" Pak Gatot berdehem sebentar.
BRAK
Kini meja dimana Alvaro menangkupkan kedua tangannya menjadi sasaran empuk kemarahan Pak Gatot.
"ALVARO!!" teriak Pak Gatot emosi dengan mata hampir mencuat keluar.
Namun, Alvaro hanya mendongak pelan dan menatap wajah sangar Pak Gatot dengan tatapan dingin.
"Saya nggak pernah menemukan murid sebandel ini selama saya menginjakkan sepatu kulit di bangunan lapang nan pengap ini. Kamulah, satu-satunya murid yang paling banyak menoretkan nama di buku terlarang, benda paling pusaka milik ruangan BK" tegas Pak Gatot sambil sesekali melirik kearah Bu Fenny kalau-kalau dirinya kumat lagi mengeluarkan untaian kata yang membuat siapa saja yang mendengarnya jatuh nyungsep setiap kali mendengarnya.
Bu Fenny segera melirik kearah Alvaro dan menjewer telinga laki-laki itu.
"Dengerin tuh, kata pak kepala sekolah. Kamu itu murid disini, jangan sampai menjatuhkan nama sekolah ini" jelas Bu Fenny lalu melepaskan jewerannya di telinga Alvaro.
Kontan saja Alvaro mengusap-usap telinganya tersebut karena rasa panas bercampur sakit yang menjalar hingga ke otaknya.
TOK TOK TOK
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruang BK ini. Seketika, Bu Fenny berjalan untuk membukakan pintu.
CKLEK
"M-Maaf pak, buk, saya cuman mau bilang kalau ada yang bertengkar di lab IPA belakang sekolah" ujar salah seorang siswa kelas XII yang terlihat bercucuran keringat karena berlarian.
Pak Gatot spontan bangkit dari tempat duduknya dan berjalan tergopoh-gopoh kearah siswanya tersebut.
"Tunjukkan ke bapak dimana mereka berdua saling hantam-menghantam"
Siswa tersebut pun mengantarkan Pak Gatot kearah dimana tempat dua murid tengah baku hantam satu sama lain.
Disisi lain, Alvaro berniat untuk ikut-ikutan melihat acara yang kelihatannya bakal menarik tersebut. Namun, selama masih ada Bu Fenny di sekitarnya, Alvaro tak akan bisa kabur kemana-mana.
Alhasil, dengan berberat hati, Bu Fenny mengunci ruangan BK dengan Alvaro yang terduduk lesu di dalamnya, sedangkan beliau sendiri hendak menyusul Pak Gatot yang sudah separuh jalan.
Ck, padahal gue juga pengen liat. Itung-itung hiburan dikit lah, batin Alvaro kesal dan memilih untuk tiduran di sofa selagi Bu Fenny dan Pak Gatot tak ada disini.
Namun, belum sempat Alvaro memejamkan matanya untuk tiduran sejenak, seseorang mengetuk pintu ruangan BK dari luar.
"Rejeki anak sholeh emang gak kemana" gumamnya bahagia lalu bangkit dan berjalan untuk melihat siapa tamu spesial yang bakal jadi superhero kesiangannya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvaro ✔ [COMPLETED]
Teen FictionSejak kematian orang tuanya, hidup Alvaro berubah drastis. Tekanan demi tekanan terus ia dapatkan selama hidup serumah dengan ketiga pamannya (Adrian, Raka, Ferrel). Hingga terpaksa membuatnya menjadi bad boy. Lambat laun keanehan mulai muncul di ke...