Seorang lelaki terlihat berjalan sambil membawa sebuket bunga dalam genggamannya. Bersama seorang anak kecil yang berlarian mengikuti dari belakang. Lelaki itu mulai berjongkok dan meletakkan buket bunga itu di tanah. Sejenak senyuman tipis terukir di wajahnya.
"Selamat ulang tahun... Alvaro"
5 tahun telah berlalu semenjak kematian Alvaro. Kini, Raka telah memutuskan untuk melepas masa lajangnya. Sekarang ia dikarunia seorang anak laki-laki menggemaskan berusia 4 tahun.
"Ayaaah... kenapa bunga nya ditaruh di tanah?" anak kecil itu memekik kesal, lalu memonyongkan bibirnya cemberut.
Raka yang melihatnya langsung terkekeh gemas, kemudian memeluk anaknya kedalam gendongan. Sejenak Raka menatap kuburan Alvaro di depannya. Perlahan mengelus puncak batu nisan tersebut.
"Alvaro... kenalin ini Arsen, anak paman. Sepupu kecilmu"
Terlihat Arsen mulai mengernyitkan kedua alisnya bingung, "Dia siapa ayah?"
Raka sejenak tersenyum samar, kemudian mencium pipi Arsen penuh kasih sayang.
"Dia malaikat kecil ayah. Dan akan selalu menjadi malaikat kesayangan ayah"
Mata Arsen mulai berbinar, "Berarti Arsen punya babang?"
Raka kontan mengangguk. Arsen pun langsung melompat bahagia, kemudian ikut berjongkok di depan gundukan tanah itu.
"Babang Varo tau nggak kalo sebenernya Arsen tuh pengeeeen banget punya abang laki-laki. Arsen selalu nanyain ke ayah, tapi ayah cuman ngangguk doang dan nggak mau ngenalin Arsen ke babang Varo. Dan sekarang Arsen seneng banget bisa ketemu babang Varo. Arsen mau kasih babang bunga. Nih"
Arsen terlihat memetik setangkai bunga dari buket milik ayahnya lalu menancapkan bunga itu diatas tanah, dekat batu nisan makam Alvaro.
Disisi lain, terlihat guratan kesedihan mulai menghiasi wajah Raka. Pria itu berusaha untuk tidak menangis lagi.
Andai saja kamu masih hidup Al, mungkin kalian berdua bisa jadi saudara yang akrab, batin Raka sambil mengusap sebulir air mata yang mulai lolos ke pipinya. Ia pun menepuk pundak Arsen pelan.
"Ayo kita pergi, waktunya babang Varo istirahat sekarang"
Arsen terlihat cemberut kesal, ia masih ingin bermain dengan babang Varo lebih lama. Tapi mau gimana lagi, ayahnya sudah mengajak untuk pergi. Apalagi langit yang sudah mulai menggelap, senja telah turun berganti malam. Arsen berjanji kalau dirinya sudah bisa naik sepeda sendiri, akan sering-sering datang mengunjungi babang Varo.
"Tunggu aku babang Varo"
Wah jadi gimana nih guys 😁😁😁 ada yang masih tidak rela dgn kepergian Alvaro???
Ato ada yang masih kesel sama Adrian, Raka, Ferrel???
Hehehe... author bercanda kok. Oh iya author mau ngucapin terima kasih buat para readers 'Alvaro' yang udah sempetin baca crita ini sampe ke epilognya. Big applause utk kalian semua 👏👏👏
Btw, author mau nanya nih... ada saran nggak untuk cerita selanjutnya? Terserah genre apapun.
Ato ada yg masih kangen sama Alvaro?? Dan gak terima endingnya hehehe 😂😂😂?? Ato mau ngelanjutin story anaknya Raka, si Arsen???
Kalo ada yang mau request/saran bisa langsung comment disini ya...
Thank you 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvaro ✔ [COMPLETED]
Teen FictionSejak kematian orang tuanya, hidup Alvaro berubah drastis. Tekanan demi tekanan terus ia dapatkan selama hidup serumah dengan ketiga pamannya (Adrian, Raka, Ferrel). Hingga terpaksa membuatnya menjadi bad boy. Lambat laun keanehan mulai muncul di ke...