[24] Sekarat

3.4K 270 0
                                    

(10 menit sebelum insiden penembakan Alvaro)

Setelah sekian lama mengikuti motor tersebut dari belakang, akhirnya mobil Davino berhenti tepat didepan sebuah gedung olahraga tua--tak terpakai. Davino bisa melihat motor yang ia ikuti tadi sudah melenggang masuk duluan ke area halaman gedung olahraga tersebut. Alex sengaja tidak mengikuti motor tersebut sampai benar-benar masuk ke halaman gedung olahraga, ia hanya memarkiran mobil Davino di sebrang jalan yang tak jauh dari gedung tersebut. Yah... biar keberadaan mereka tidak dicurigai.

Merasa keadaan sudah aman sepi terkendali, Davino dan Alex segera keluar dari mobil. Tak lupa Alex merogoh dashboard mobil dan mengambil pistol cadangan, mengingat pistol lama nya sudah disita oleh Davino saat bertemu Raka tadi.

"Tuan... tuan tunggu saja di dalam mobil. Biar saya saja yang mengatasi penjahat itu. Saya takut tuan kenapa napa" ujar Alex, langkah Davino pun terhenti. Sejenak ia menoleh kearah Alex

"I'm your boss. Kau masih tetap tanggung jawabku, Alex"

Ucapan Davino membuat Alex tertegun. Sejak kapan tuannya ini perhatian kepada bawahannya. Padahal selama ini Davino selalu berwajah sinis kepada siapapun lawan bicaranya.

"C'mon Alex... you're wasting our time" titah Davino membuat Alex tersadar dari lamunan dan segera mengikutinya dari belakang.

Perlahan tapi pasti, mereka berdua akhirnya sampai di depan gedung olahraga itu. Karena terlalu dekat, Davino memutuskan untuk mengendap-endap dibalik semak belukar. Terlihat 5 meter di depannya, anak ABG itu mulai menurunkan penumpang di jok belakang motornya, yaitu seorang anak kecil yang sepantaran dengan Nayra. Alex menganga terkejut karena anak kecil itu sudah dalam keadaan tak sadarkan diri dengan bagian kepala hingga dada tertutup kain hitam seperti karung.

Melihat anak ABG tadi sibuk mencari barang di jok motornya, Davino dan Alex cepat-cepat berlari menghadangnya. Secepat kilat, Alex mengalungkan lengannya mencekik anak ABG itu dari belakang. Sementara Davino menyelamatkan anak kecil yang hampir kehabisan napas tadi.

"LO SIAPA?! LEPASIN GAK!" teriak anak itu meronta-ronta, namun tak digubris oleh Alex.

Tanpa membuang-buang waktu, Alex langsung memukul tengkuk anak ABG itu dengan sikutnya. Dan.. seketika anak itu ambruk jatuh pingsan.

Di lain sisi, Davino tengah mengecek kondisi anak kecil itu, untunglah anak itu masih bernapas. Segera Davino menggendong anak itu dan berlari kearah Alex.

"Bawa anak ini kedalam mobil" ucap Davino lalu menyerahkan anak kecil itu kepada Alex. Dengan sekali anggukan, Alex langsung berlari kembali ke mobil sambil membawa anak kecil itu.

Sementara Davino memutuskan untuk masuk duluan ke dalam gedung. Ia merasa ada sesuatu yang tak beres di gedung ini. Bagaimana tidak? Seorang anak kecil hampir mati diculik oleh seorang anak ABG yang membawanya kesini. Bukan tak mungkin kalo ini adalah sebuah konspirasi rencana jahat. Pasti ada seseorang yang mendalangi dibalik ini semua.

KLAK

Davino membuka pintu masuk ke lobby gedung. Terlihat beberapa kayu dan barang-barang usang berserakan di lantai yang kotor nan becek. Tak lupa serpihan kaca dan seng tua juga menghiasi pemandangan Davino.

TRANG

Suara dari arah belakang membuat Davino terkejut dan langsung menoleh was-was. Ternyata Alex, yang menginjak sebuah seng berkarat bekas reruntuhan atap gedung. Sejenak Davino mengelus dada nya, kemudian melanjutkan langkahnya lagi.

Kini sebuah pintu kayu menyambut mereka berdua. Alex pun mengambil ancang-ancang untuk mendobraknya, namun langsung dihentikan oleh Davino sesaat setelah sebuah suara teriakan terdengar dari balik pintu itu.

Alvaro ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang