[26] Dia, Alvaro yang Kucari (2)

3.7K 249 19
                                    

"ALVAROOO!!"

Raka berteriak di sepanjang langkahnya menapaki koridor sekolah. Mencari-cari keberadaan keponakannya itu, walau ia sendiri tau kalau Alvaro tak mungkin melarikan diri kesini. Serajin-rajinnya murid, 99% mereka pasti nggak bakal memilih sekolah sebagai tempat bernaung sementara. Yah... kecuali 20 tahun lalu ketika seorang anak nakal bernama Raka Wasesa ketauan menikung pacar kakaknya sendiri sehingga terpaksa dikurung di tempat ini selama 2 hari 1 malam sebagai penebusan dosa.

"ALVAROO!!"

Raka berteriak lagi. Suara cempreng melengking miliknya berhasil membuat beberapa siswa yang tengah mengikuti pelajaran memutuskan untuk menengok kearah luar jendela kelas, mencari siapa pemilik suara itu. Terlihat satu-persatu siswa dari ujung koridor berjalan mendekati Raka, kemudian mengerubung bak lalat.

"Om.. boleh minta tolong foto sebentar" dua orang murid perempuan tiba-tiba menyodorkan sebuah HP dengan malu-malu kepada Raka. Seperti pangeran kesiangan, Raka mulai besar kepala. Ia yakin kalo murid-murid disini tersepona dengan ketampanannya, sampai-sampai ingin berfoto dengannya. Raka jadi terharu.

Raka mulai mengangkat Hp tersebut, bersiap untuk selfie bersama. Namun dua murid perempuan itu langsung menghentikan aksi Raka.

"Maksud saya... tolong fotoin saya sama temen saya"

Dua perempuan itu berlari menuju seseorang di belakang Raka. Seseorang yang sangat Raka kenal.

"Tuan Davino... apa perlu saya mengambil kaca mata hitam anda tuan?" tawar Alex saat melihat Davino tiba-tiba diajak berfoto oleh 2 orang gadis murid sekolah ini

"Tidak usah Alex. Thanks sudah menawariku" Davino pun tersenyum lalu meladeni 2 gadis itu. Mereka bertiga sudah bersiap berpose, namun sang kameramen malah menghilang entah kemana.

Melihat Raka yang tiba-tiba menghilang, 2 gadis itu pun langsung mengerang kesal. Mereka berdua segera berlari menuju koridor mencari Raka, menuntut balas. Sedangkan pelaku yang dicari justru berjalan menuju Davino dari arah lain.

"Wah, wah, wah... liat siapa yang gue temuin disini" Raka bertepuk tangan sembari terkekeh kecil menatap Davino di depannya "Sepertinya nggak lama lagi akan ada perayaan kembalinya 'Tuan muda Alvaro' yang bangkit dari kubur. Ya kan Al?"

Davino tersenyum sinis "Saya heran... kenapa orang-orang disini suka sekali berkhayal. Apa gara-gara sinar matahari disini tidak bagus buat otak ya?"

Ucapan Davino membuat Raka seketika bungkam. Tatapan sinis kini menyergapi diantara keduanya.

"Mau apa lo berdua dateng kesini?" tanya Raka lalu bersedekap malas "Sekolah ini lagi nggak buka lowongan kerja satpam"

"Cih," Davino mendecih acuh mendengar perkataan Raka "Kami disini ada perlu dengan seseorang. Mungkin sepertinya anda-lah yang salah tempat"

Davino pun kemudian berjalan melewati Raka, diikuti Alex yang diam mengikuti dari belakang. Sempat kelakukan Davino membuat Raka membatin kesal dan hampir melayangkan pukulan kepadanya.

Ya Tuhan... sifat anak itu gak pernah berubah dari dulu. Gemes gue jadinya kepingin mites, batin Raka terpaksa menahan kekesalannya. Ia pun memutuskan untuk melangkah mengikuti arah yang dituju Davino.

Tak lama, mereka bertiga pun akhirnya sampai di depan ruangan bertuliskan Ruang BK. Terlihat pintu ruangan itu tertutup rapat, tapi sepertinya tidak dikunci. Alex pun segera mengetuk pintu tersebut.

Tok tok tok...

Selagi menunggu pintu tersebut terbuka, Davino berinisiatif mengeluarkan name tag milik Alvaro di sakunya. Dilihatnya name tag itu sekali lagi, dan untungnya masih tetap tertoreh nama Alvaro Pradipta Aldana. Syukurlah name tag itu tidak lagi berubah seperti kejadian yang Davino alami di mobil tadi pagi.

Alvaro ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang