1. Awal Ikatan

18.1K 917 82
                                    

"Berapa umurnya?"

"Laura Aphrodite, itu namanya Jim, umurnya sudah 2 tahun."

"Kenapa kau tidak memberikan marga untuknya?"

"Karena aku bahkan tidak tahu apakah dia bisa mendapatkan marga atau tidak," wanita yang tengah terbaring tak berdaya itu menjawab pelan sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Hei, jangan begitu. Dia bisa memakai nama margaku."

"Tidak perlu Jimmy, karena aku tahu bahwa tidak lama lagi akan ada yang datang dan memberikannya marga. Aku hanya ingin menyelipkan nama dewi kecantikan padanya."

"Kenapa?"

"Karena aku tahu, kelak aku tidak akan bisa melindunginya. Jadi aku berharap kelak kecantikannya akan melindungi dirinya."

"Jangan bicara seperti itu Irene. Kau tidak akan pergi kemana-mana."

"Jimmy, aku tidak akan pergi. Aku hanya lelah. Tolong kelak jaga putriku dengan baik. Aku tahu dia akan tumbuh menjadi wanita yang baik dan kuat. Tapi tetap saja, dia membutuhkan seseorang untuk melindunginya."

"Tolonglah Irene, jangan seperti ini."

"Maaf, karena pada akhirnya aku hanya bisa menyusahkanmu. Tolong sampaikan salamku ke ayahku." Sambil tersenyum lemah, wanita yang bernama Irene mulai memejamkan matanya.

"Tidak Irene, bertahanlah." Cemas, pria yang bernama Jimmy langsung menggoncang-goncang tubuh sang wanita, berharap wanita yang sedang berbaring di hadapannya bisa bangun seketika.

Terlambat, Irene terlanjur menghembuskan napas terakhirnya. Meninggalkan Jimmy dengan luka mendalam. Jimmy bahkan belum bisa mengatakan betapa dia sangat mencintai wanita itu.

Sakit, bagai ribuan belati tak kasat mata menghunus tepat ke jantungnya. Wanita itu, wanita yang telah terbujur kaku itu adalah mate nya, belahan jiwanya yang sialnya telah dia sia-siakan. Wanita yang tetap tersenyum meski berkali-kali dia sakiti. Wanita yang sampai detik terakhirnya tetap tidak menyimpan dendam meski dunia sangat kejam padanya.

"Tidak Irene, jika kau mati apa yang harus aku lakukan. Irene, aku belum minta maaf, aku belum bilang betapa aku sangat mencintaimu, aku...."

Berbagai kalimat penyesalan berulang kali dilontarkannya. Kalimat menyayat hati yang membuat siapapun ikut merasakan kepedihannya. Kenapa takdir seolah mempermainkannya. Bahkan Tuhan seperti enggan untuk membuatnya bahagia. Ternyata karma itu benar adanya, terbukti dengan keadaan yang sekarang justru malah berbalik dan menyerangnya. Separuh jiwanya sudah pergi. Pergi untuk selamanya.

Jimmy kian menggila. Terdorong atas rasa frustasi yang kian memuncak membuatnya menjadi tak terkendali, bahkan perkataan suster dan dokter pun hanya dianggap angin lalu. Hingga tangisan bayi perempuan di dalam box sebelahnya sukses mengalihkan perhatiannya.

Bayi kecil yang masih berumur dua tahun itu adalah aphrodite. Anak dari wanita yang dicintainya. Wanita yang semasa hidupnya selalu berusaha dia hancurkan dengan kejam.

Mendekat, Jimmy mengintip bayi kecil itu. Seolah tau sedang di perhatikan, Aphrodite langsung diam dan memberikan senyum mempesonanya. Tercenung, tampaknya Tuhan benar-benar murka terhadapnya. Bagaimana mungkin Jimmy bisa hidup tenang jika anak dari wanita yang dicintainya justru memiliki wajah yang serupa dengan sang ibu.

Jimmy makin terkejut saat tahu bukan hanya dirinya yang sedang memperhatikan bayi tersebut. Ada seseorang tepat disampingnya yang juga sedang melihat sang bayi dengan tatapan tajamnya. Tatapan mengerikan yang justru malah membuat sang bayi semakin menunjukkan senyum manisnya.

Tangan kecil aphrodite terangkat, mencoba menggapai-gapai benda di atasnya. Sebuah tangan langsung menyambutnya. Merasa mendapatkan mainan baru, sang bayi justru semakin senang. Mengabaikan dua pasang mata yang sedang menatapnya dengan pandangan yang tidak manusiawi.

Melirik kesebelahnya, Jimmy benar-benar kehabisan kata-kata. Nekat, Jimmy menanamkan niat di dalam hatinya. Niat yang kelak sukses membuat Aphrodite murka dan gelap mata.

"Jika aku tidak bisa mendapatkan belahan jiwaku karena kebangsatanku di masa lalu, maka anakku tidak boleh melakukan kesalahan yang sama. Maaf, aku jauh lebih menyayangi anakku daripada dirimu Aphrodite."

My AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang