Flashback...
Setelah mendengar bunyi benda yang dibanting, Mia berlari menuju asal suara. Tanpa permisi, dia langsung membuka pintu kamar tempat sang Tuan berada. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat penampilan sang Tuan yang sangat kacau.
Rambut yang biasanya tersisir rapi kini tampak acak-acakan, mata tajamnya tampak memerah menahan amarah, rahang yang tegas itu juga sudah ditumbuhi bulu-bulu lebat. Mia yang melihatnya semakin yakin bahwa sang Tuan tidak baik-baik saja.
Memberanikan diri mendekat, Mia mencoba bertanya. "Apa yang terjadi?"
Louis tetap diam. Tatapan matanya menyimpan luka mendalam. Mia selaku pelayan senior yang sudah merawat sang Tuan sejak kecil sadar bahwa sang Tuan sedang dilema.
Mendekat, Mia semakin menipis jaraknya dengan sang Tuan. Saat sudah diihadapan sang Tuan, Mia mengelus kepalanya sayang. Louis dan Lucas, sudah seperti anak sendiri baginya. Melihat keadaan tak stabil sang anak, membuat hati Mia teriris sakit.
"Apakah sesulit itu untuk menerimaku Mi?" Akhirnya, suara itu keluar dari bibir Louis. Lucas yang sejak tadi hanya diam semakin tersayat hatinya. Tidak menyangka sang wolf yang selama ini berbagi tubuh dengannya menyimpan luka yang sangat dalam.
"Apa kesalahanku? Hanya karena Lucas menyakitinya dengan meniduri begitu banyak wanita, kenapa dia juga membenciku karena hal yang tidak pernah aku lakukan. Aku bukan Lucas, aku tidak pernah dan tidak akan pernah mau meniduri wanita manapun kecuali dia. Tapi kenapa dia tetap tidak mau melihatku dan selalu menolak keberadaanku."
Menangis, terdengar isakan tangisan memilukan keluar dari Louis. Mia yang melihatnya tercenung. Dengan tangan gemetar, Mia memeluk tubuh tegap pria di hadapannya yang sedang menangis lirih.
"Tidak, ini bukanlah salahmu. Dia bukannya tidak melihatmu, dia hanya belum melihatmu. Kejar dia dan bawa dia pulang. Jangan tunda lagi, jangan bersabar lagi dan jangan melarikan diri lagi."
"Jika hanya membawanya, aku bisa melakukannya dengan mudah. Aku bahkan sudah menyiapkan rencana B untuk jaga-jaga. Tapi aku sadar, bukan itu yang aku inginkan. Dia tetap tidak akan melihat kami, melihat aku. Lukanya sudah sangat dalam Mi."
Mia diam kemudian melepaskan pelukannya. Dengan tatapan sayang seorang Ibu, Mia kembali bersuara, "jika Lucas pernah melakukan kesalahan sehingga membuat dia memilih pergi, maka kau harus memperbaikinya dan bawa dia kembali. Dan kau Lucas, aku berharap kau segera sadar dan lihatlah akibat dari perbuatan bodohmu."
"Maaf," itulah yang bisa Lucas lakukan. Dia sadar bahwa itu semua adalah kesalahannya. Dia yang mengacaukan segalanya.
"Baiklah, aku akan menyuruh mereka mempersiapkan jet pribadimu. Ganti baju...."
Push...
Hilang, belum sempat Mia menyelesaikan kalimatnya, sang Tuan sudah lenyap dari pandangan mata. Ya, Louis dan Lucas lebih memilih berteleportasi.
"Sepertinya mereka sudah tidak sabar. Tapi apakah tidak akan menjadi masalah jika menggunakan teleportasi di saat kondisi tubuh mereka masih sangat lemah?" batin Mia cemas.
Flashback off
***
Senyap, suasana di dalam penthouse begitu mencekam. Wajah Aphrodite pun mendadak pias. Pria itu, pria yang berdiri angkuh dengan kaos biasa tapi tampak luar biasa itu adalah Lucas.
Menggeleng, Aphrodite sadar bahwa pria itu bukan Lucas, melainkan Louis yang sedang diliputi aura mencekam. Dia menyadarinya dikarenakan Lucas tidak mungkin mau mengenakan pakaian biasa tanpa jas atau tuxedo mahal yang merupakan ciri khas pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha
Hombres LoboAphrodite adalah dewi kecantikan yang namanya sudah mendunia. Lambang kecantikan yang selalu membuat para wanita iri. Bagaimana jika Aphrodite terlahir kembali di masa sekarang. Akankah kisah hidupnya seindah bentuk fisiknya. "Kau adalah penipu ulun...