Sinar matahari mulai masuk menerangi kamar yang jendelanya tidak ditutup sejak semalam. Aphrodite yang merasa terganggu tidurnya terpaksa mengerjapkan mata.
Seketika pandangannya beradu dengan mata sang suami yang terlihat sendu.
Lucas duduk di pinggiran kasur sambil memperhatikannya. Matanya merah entah oleh apa. Wajah tampan yang biasanya terlihat segar itu kini berganti kusut, seolah sang pemilik wajah tengah kehilangan gairah hidup.
"Pagi." Dengan senyuman manis, Aphrodite menyapa. Mencoba mencairkan suasana yang tak nyaman.
Beberapa menit berselang, masih tidak ada reaksi, sang suami tetap memilih bungkam dengan tatapan menyedihkan. Mengerutkan kening, dia mulai menggali ingatan semalam.
"Aku akan membalasnya."
Deg...
Belum selesai mengingat semuanya, kalimat yang dilontarkan Lucas nyatanya sukses membuatnya tersentak.
"Membalas? Siapa?" batinnya.
"Dia boleh menyakitiku, tapi tidak denganmu." Dengan tatapan tajam, Lucas bersuara pelan. Suara yang membuat Aphrodite merinding dan cemas.
"Apa maksudmu Luc? Siapa yang...."
"Ibuku."
"Ibumu? Kenapa?"
"Kau jelas tahu kenapa. Jadi, bisakah untuk tidak bertanya dan membuatku semakin berhasrat untuk menuntut balas."
"Luc...."
"Nanti akan ada yang datang membawa obat. Dia akan berada di sini menjagamu selama aku tidak ada."
"Jika kau pergi maka kupastikan kau akan kehilanganku."
Berhenti, Lucas yang awalnya sempat berbalik menuju pintu keluar mendadak mengurungkan niat.
"Kenapa? Kenapa kau seperti ini Odite?"
Menundukkan kepala dalam, Lucas bersuara pelan. Sambil mengepalkan tangan, dia berusaha keras untuk terlihat kuat. Sayang, Aphrodite bukan wanita bodoh yang bisa ditipu dengan mudah.
Dia jelas tahu bahwa sang suami tengah menahan diri. Berkata dingin demi menyembunyikan luka menganga yang sangat parah.
"Karena bagaimana pun juga, dia tetap ibumu. Wanita yang sudah melahirkanmu dan kau tidak boleh menyakitinya."
"Tidak boleh menyakitinya? Hahahaha." Lucas tertawa kencang. Tawa yang justru membuatnya terlihat makin menyedihkan.
"Kau menyuruh aku untuk tidak menyakiti orang yang berniat membunuhmu, istriku?"
"Luc..."
"Sebegitu inginkah kau pergi dariku hingga kau bahkan lebih memilih kematian untuk lepas dariku?"
"Lucas dengarkan aku!"
"Tidak! Kau yang seharusnya mendengarkan aku Odite! Kau..."
"Aku hanya tidak mau kau menyesal!"
"Menyesal?"
"Ya, aku tidak mau kau kian terluka. Kau mungkin bisa menipu semua orang, tapi tidak denganku. Aku tahu bahwa jauh di lubuk hatimu, kau masih dan akan selalu menyayanginya meski dia berulang kali membuatmu kecewa."
"Jangan sok tahu."
"Aku memang tahu. Karena aku juga merasakannya."
Mengerutkan kening, Lucas memasang ekspresi bertanya yang langsung dimengerti Aphrodite.
"Tidak perduli berapa sering aku menyangkal, pada akhirnya aku sadar bahwa aku tetap tidak bisa membohongi hatiku."
Menatap Lucas lembut, Aphrodite memberikan senyuman manis yang membuat emosi Lucas semakin surut.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha
Manusia SerigalaAphrodite adalah dewi kecantikan yang namanya sudah mendunia. Lambang kecantikan yang selalu membuat para wanita iri. Bagaimana jika Aphrodite terlahir kembali di masa sekarang. Akankah kisah hidupnya seindah bentuk fisiknya. "Kau adalah penipu ulun...