7. Kesialan Beruntun

6K 451 8
                                    

Dengan tekat yang dikuat-kuatkan akhirnya Aphrodite pasrah saat melihat temannya sudah lenyap. Menghela napas, Aphrodite mulai menata hati dan perasaannya.

Kim Hera jelas tak akan melepaskannya. Mengingat seberapa bringasnya wanita tersebut jika murka. Jessi dan Athena juga tak bisa diandalkan. Mereka berdua pasti lebih memilih menjadi penonton setia. Menonton dirinya diadili secara tidak wajar. Perlu digaris bawahi, tidak wajar menurut Aphrodite selalu memiliki arti berbeda dengan manusia normal lainnya. Jangan lupakan jika dia bukanlah manusia normal.

Dengan sisa tenaga yang tak seberapa, Aphrodite memilih melanjutkan perjalanan. Ponselnya mati, itulah yang membuatnya semakin sengsara. Sambil terseok-seok, Aphrodite berjalan menuju keluar. Kesialannya semakin bertambah saat tak ditemukannya makhluk bernyawa yang disebut manusia.

Kembali menghela napas. Aphrodite memilih duduk di pinggir jalan. Kakinya sakit, udara diluar sangat dingin, bajunya compang-camping, ponselnya mati, perutnya lapar dan tidak ada yang bisa menolongnya. Tidakkah ada kesialan yang lebih sial dari ini. Mengangguk, Aphrodite harus menetapkan tanggal dan bulan ini sebagai hari tersialnya setiap tahunnya.

Tiba-tiba Aphrodite teringat akan kakeknya. Kakeknya pasti akan murka jika tahu apa yang dilakukannya hari ini. Dia pasti akan mengurung Aphrodite di kamar selama berhari-hari. Dan Aphrodite akan kabur tiap harinya tanpa sang kakek sadari. Tertawa setan, Aphrodite semakin terlihat tak wajar.

Tanpa Aphrodite sadari, sejak tadi ada sepasang mata yang terus memperhatikannya. Mata seorang pria yang sangat tajam. Mata itu memancarkan sesuatu yang tak terbaca. Dia hendak mendekat, tapi diurungkannya saat melihat ada mobil yang mendekati wanita yang menjadi objek pengamatannya.

Setelah objek yang dia amati lenyap dari pandangannya, dia memegang dada kirinya. Mengernyit, untuk ketiga kalinya dia merasakannya. Perasaan berdebar yang mengerikan. Perasaan yang belasan tahun dia coba abaikan. Perasaan yang selama ini dia tolak mati-matian demi melupakan kisah kelam yang dia coba pendam. Kembali menghela napas, dia mencoba bertaruh dengan takdir Sang Pencipta.

"Sekali lagi. Jika sekali lagi kita masih dipertemukan secara tak sengaja, maka saat itu aku tak akan memilih menjadi pecundang lagiAku sendirilah yang akan memburumu. Saat itu terjadi, maka berlari dan bersembunyilah. Berharap Tuhan masih menyayangimu."

tbc,

My AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang