2. Memori Sang Kakek

11.1K 733 66
                                    

Hari ini adalah hari dimana Aphrodite lulus dari senior high school. Terlihat para maid di mansion keluarga Donovon sibuk menyiapkan acara pesta kelulusan untuk sang nona muda yang bahkan saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Di sisi lain mansion, dalam ruangan kerja yang senyap, terlihat sosok laki-laki tua yang sedang melihat album foto seorang gadis dengan berurai air mata. Sambil menangis, diusapnya foto-foto tersebut dengan sayang. Dia adalah Jonathan Donovon, ayah kandung dari Irene Natalia Donovon yang notabenenya adalah ibu dari Laura Aphrodite Donovon.

Masih jelas diingatan Jonathan saat cucu kesayangannya pertama kali masuk sekolah. Disaat anak biasa yang berumur lima tahun sibuk bermain di taman kanak-kanak maka beda halnya dengan cucunya yang ngotot tidak mau melakukan hal yang sama dengan anak normal lainnya.

Aphrodite tetap bersikeras untuk melewatkan dan menganggap hal yang dilakukan anak seumurannya tidak berguna serta tidak layak untuk dia lakukan. Perang dingin antara dirinya yang berpikiran kolot dan sang cucu yang merasa selalu benar pun tak dapat dielakkan.

Walaupun pada akhirnya perangpun dimenangkan oleh sang cucu karena sang kakek terpaksa mengibarkan bendera putih tanda menyerah saat sang cucu mengancam akan pergi meninggalkannya dan tidak akan kembali lagi. Hal itu sukses membuat sang kakek bungkam dan pasrah. Lebih tepatnya tidak mau mengambil resiko mengingat seberapa liciknya sang cucu. Dan sialnya dia harus mengakui kelicikan itu menurun darinya.

Sang kakek yang sudah tua tapi sangat kaku dan tidak suka dibantah seringkali melupakan fakta penting tentang cucu semata wayangnya. Melupakan bahwa cucunya tidak bisa disamakan dengan anak normal pada umumnya. Aphrodite kecil cenderung berfikiran logis dan matrealistis. Dan lagi-lagi dialah yang menurunkan sifat itu ke cucunya.

Jika Aphrodite dihadapkan pada suatu hal yang dia anggap bertentangan dengan logikanya maka dia akan membantahnya hingga titik darah penghabisan. Dan jika dia menemukan hal yang berhubungan dengan uang maka dia akan mendadak bersemangat dan sangat serius.

Pernah sang kakek membawa Aphrodite ke pskiater saat umurnya 12 tahun karena sudah tidak tahan melihat ulah cucunya yang ajaib. Tapi yang terjadi justru membuat sang kakek harus di rawat di rumah sakit selama 1 minggu penuh akibat terkena serangan jantung.

Saat itu Aphrodite yang baru keluar dari ruang pskiater langsung menghampirinya dengan wajah tak berdosa andalannya. Terbersit sedikit rasa bersalah di hati sang kakek saat melihat sang cucu. Tapi perasaan itu hanya sebentar, sang kakek mendadak terkena serangan jantung saat mendengar apa yang dikatakan sang cucu.

"Aku sukses membuatnya berada di pihakku."

Hanya dengan satu kalimat simple tapi mematikan itulah sang kakek langsung tumbang seketika. Saat sadar, sang kakek langsung bersumpah tidak akan memeriksakan cucunya ke pskiater manapun.

Terkekeh, sang kakek kembali ke alam nyata. Jika mengingat tentang peristiwa yang sudah dia alami bersama cucunya selama lima belas tahun, maka dia akan langsung menangis bahagia. Bersyukur bahwa Tuhan masih mau memberikan kesempatan kedua kepada dirinya yang penuh dosa.

Sejak pertama kali melihat Aphrodite lima belas tahun yang lalu, dia sudah jatuh hati kepada bayi mungil yang saat itu sudah berumur dua tahun. Wajahnya yang sangat mirip dengan putrinya Irene membuat air matanya langsung mengalir deras. Di dekapnya sang cucu dan langsung diciumnya sambil air mata tak berhenti mengalir dari wajahnya.

Ajaibnya sang cucu bukannya menangis, tapi malah melihatnya dengan pandangan polos. Saat dia lengah, sang cucu langsung memukulnya dengan keras tepat di wajah dan membuat air matanya berhenti seketika sangking terkejutnya. Melihat dirinya yang sudah tidak menangis lagi, sang cucupun langsung tersenyum manis, seolah tersihir diapun mendadak ikut tersenyum.

Dia memang terlambat saat itu. Saat dia berhasil menemukan putrinya, putrinya tersebut sudah terbujur kaku di salah satu rumah sakit kecil di pinggiran kota. Miris, kehidupannya yang bergelimangan harta malah berbanding terbalik dengan kehidupan putri semata wayangnya. Hanya karena ego, dia menutup mata akan nasib sial yang dialami putrinya. Bahkan dia juga menjadi salah satu alasan dari kesengsaraan yang dialami putrinya hingga meregang nyawa.

Kembali menetes, air matanya kembali menetes saat mengingat putrinya Irene. Aphrodite adalah kutukan sekaligus anugerah untuknya.

Kutukan karena setiap melihat Aphrodite maka rasa bersalah akan terus datang menghantam jantungnya. Dan anugerah karna Aphrodite adalah obat paling mujarab untuk menawar rasa sakitnya. Semua akan baik-baik saja asal Aphrodite tetap dalam pengawasannya.

Keluar, sang kakek berniat mencari keberadaan cucunya. Perlu waktu cukup lama untuk mencari sang cucu mengingat seberapa luas mansion-nya. Mengumpat, sang kakek benar-benar menyesal kenapa dia membangun mansion yang begitu luas sehingga memberikan celah yang sangat besar untuk cucunya bersembunyi.

Menghela napas, sang kakek menyerah dan memilih menyuruh anak buahnya untuk melanjutkan perjuangannya. Tapi sampai tiga jam berlalupun sang cucu kunjung tak ditemukan. Cemas, sang kakek langsung menghubungi ponsel cucunya yang langsung tersambung ke mailbox.

Tidak lama kemudian, salah satu anak buahnya datang menghampirinya dengan membawa selembar kertas mencurigakan yang terlipat sangat tidak rapi. Sontak perasaan buruk langsung menghinggapinya. Seolah sebentar lagi dia akan mendapatkan surat vonis hukuman mati atas namanya.

Jangan salahkan imajinasi liar yang dimiliki sang kakek. Sang kakek memiliki imajinasi seperti itu dikarenakan Aphrodite lah yang sudah menularkan virus absurd nya kepada orang-orang disekitarnya.

Tanpa membuang waktu, sang kakek langsung menyambar kertas yang sudah tak layak tersebut. Menarik nafas, sang kakek mulai menyiapkan mental. Saat lipatan pertama kertas itu dibuka, sang kakek langsung tau kalau itu adalah asli tulisan tangan sang cucu. Tapi saat membaca isinya, sang kakek mendadak murka dan menjerit memanggil nama sang cucu.

Dibelahan bumi lain, Aphrodite yang sedang tidur mendadak terbangun saat mendengar suara sang kakek yang memanggil namanya dengan murka. Bergidik, Aphrodite memilih menarik selimut dan kembali tidur.

tbc,

Ini kalimat di kertas yang ditulis aphrodite :

"Kakek, aku ada urusan penting beberapa hari, jangan merindukanku ya" (L. Aphrodite D)

My AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang