9. Remember Me

6.7K 483 72
                                        

Tepat pukul sepuluh pagi ada beberapa orang berjas lengkap mendatangi kediaman Aphrodite. Sang maid tergopoh-gopoh mendatangi sang majikan di kamarnya. Namun sayang sudah berulang kali mengetuk pintu sang majikan tak juga keluar. Jangankan keluar, menyahut saja tidak. Memberanikan diri, sang maid masuk tanpa diundang.

"Non, ada yang nyari. Nooooonnn."

Ceklek, pintu kamar mandi terbuka. Terlihat Aphrodite keluar dengan wajah tak berdosanya.

"Suruh tunggu, sebentar lagi saya turun."

Aphrodite menjawab cuek. Mengangguk, sang maid langsung keluar. Setelah selesai dengan make up dan lainnya, Aphrodite turun membawa dua koper uang. Tersenyum culas, Aphrodite menghampiri sang tamu tak diundang.

"Ayo cepat bawa saya ke tempat bos kalian."

Dengan gemetar mereka mengangguk dan beranjak keluar. Sungguh mereka tak menyangka bahwa ada manusia yang memiliki kecantikan yang begitu menghanyutkan. Mencoba tenang, mereka mengajak Aphrodite untuk masuk ke dalam mobil yang sama yang langsung dibantah oleh Aphrodite.

"Aku tidak mau dan aku tidak akan kabur. Jadi cepat tunjukkan jalannya."

Setelah mengatakan itu, Aphrodite langsung masuk ke mobilnya. Butuh waktu beberapa jam untuk sampai. Sepanjang perjalanan Aphrodite terus mengumpat. 

"Bagaimana mungkin dia memilih tempat di tengah hutan," batinnya.

Akhirnya mereka sampai. Aphrodite sempat terkejut melihat sebuah mansion di depannya. Mansion itu sangat besar dan dikelilingi taman yang luas. Ada pagar tinggi menjulang serta para penjaga disekitarnya.

"Apa-apaan ini. Ini mansion milik siapa. Kenapa penjagaannya sangat ketat. Pasti pemiliknya orang jahat,"   batin Aphrodite berspekulasi gila.

Turun dari mobil, Aphrodite disambut seorang pria berjas hitam yang memperkenalkan diri bernama Arland. Masih kesal, Aphrodite memilih diam.

Arland kemudian mengajak Aphrodite untuk masuk ke dalam. Sepanjang perjalanan banyak sekali orang yang memperhatikannya dengan pandangan beraneka ragam.

"Dasar gak pernah lihat orang cantik, sirik aja," batinnya menggila.

"Ini ruangannya, Tuan sudah menunggu anda di dalam."

Pintu dibuka dan Aphrodite masuk dengan wajah bengisnya. Disana terlihat pria setengah baya sedang menatapnya dengan senyuman merekah. Tanpa kata pembuka, Aphrodite langsung melempar dua koper uang yang dari tadi dibawanya.

"Itu uangnya. Anggap saja sebagai bunganya. Besok keseluruhan hutangnya akan aku lunasi tanpa sisa. Aku pergi."

Membalik badan, Aphrodite berniat keluar. Tapi langsung diurungkannya saat sang pria angkat suara.

"Bukankah kau ingin tahu siapa ayah kandungmu sebenarnya dan kenapa dia bisa celaka?"

Bagai tersambar petir, Aphrodite langsung berbalik. Wajahnya mendadak pucat. Berbagai macam pertanyaan langsung beterbangan dikepalanya. Mengumpulkan tekad, Aphrodite memilih mendekat.

"Duduklah, aku akan mempertimbangkan untuk menjawab pertanyaan mu jika kau mau menjadi jinak."

Tidak ada pilihan lain, Aphrodite memilih mengalah.

"Bagus, mau minum?"

"Tidak, langsung saja siapa ayah kandungku."

"Kau tidak tertarik untuk mengetahui siapa aku?"

My AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang