Kesal, itulah yang saat ini tengah dirasakannya. Melihat tampang sok polos sang suami yang tak bosan-bosan menyuruhnya makan membuatnya kian meradang.
Ditambah kehadiran tak diundang sang kucing kampung nyatanya membuat dirinya kian tertekan.
"Berhentilah memasang ekspresi bodoh seperti itu." Tidak tahan, akhirnya kalimat protes pun keluar dari mulutnya. Meski kalimat itu dikeluarkan dengan suara pelan tapi Lucas masih mampu mendengarnya dengan jelas.
"Oh ayolah Odite. Hanya tinggal beberapa suap lagi. Aaa..."
"Kau bahkan sudah lebih dari lima kali mengatakan hal yang sama. Kau ingin membuatku gemuk hm?" Masih dengan suara pelan, Aphrodite kembali protes.
"Sst, aku hanya ingin istriku cepat sembuh. Lihatlah badanmu, kurus sekali. Aku cemas nanti kau akan berubah menjadi tengkorak hidup." Dengan senyuman polos, Lucas menjawab pelan.
Mengikuti cara bicara sang istri. Dia sengaja semakin memancing emosi sang istri yang kian tak stabil. Entah kenapa, ada kepuasan tersendiri baginya saat melihat wajah Aphrodite yang memerah menahan amarah.
"Awas kau, tunggu sampai kita hanya berdua."
"Kenapa? Kau ingin memperkosaku ya? Sayang, jangan begitu. Jangan nodai aku yang lugu ini." Memasang ekspresi pura-pura ketakutan, Lucas sukses membuat Aphrodite semakin berhasrat mencincangnya.
Sementara Cathy yang duduk di pojokan kamar hanya diam sambil memperhatikan. Dia bahkan tidak menyadari bahwa sedari tadi Aphrodite tengah menahan diri agar pertumpahan darah tidak terjadi.
Yang dia tahu hanyalah tatapan memuja dari pria yang dia cintai ke arah wanita yang kini tengah mengunyah makanan dengan pelan. Tatapan yang sejak dulu selalu dia impikan meski tak pernah jadi kenyataan.
Menghela napas dalam, Cathy melirik arloji yang melingkari lengannya. Tak terasa sudah hampir satu jam dia berada di sini. Di kamar kediaman pria yang sejak kecil sudah dia cintai.
Awalnya dia hanya ingin berkunjung sambil menanyakan perihal keabsenan pria itu semalam. Lalu saat dia tahu akan alasan sebenarnya, tanpa pikir panjang dia menawarkan diri untuk membantu dengan berbelanja dan memasakkan makanan yang sekarang sedang dinikmati Aphrodite.
Dia tidak tahu pasti apa yang terjadi, sebab saat dia datang, dia tidak menemukan satu pun maid yang biasanya selalu berkeliaran di area mansion. Sehingga, saat ini dialah yang menjadi maid dadakan dalam kurun waktu yang tak ditentukan.
"Hoaam aku mengantuk." Aphrodite bersuara keras. Sambil menguap dia memilih membaringkan dirinya tanpa izin kemudian memejamkan mata rapat.
Membuat Cathy dan Lucas menatapnya dengan satu alis terangkat. Ya, mereka tahu pasti bahwa wanita yang kini sedang berbaring sambil memejamkan mata itu sedang bersandiwara.
"Dasar, kau memang tidak ahli dalam hal berbohong sayang. Kau selalu mampu membuatku gemas," Louis berbicara melalu mindlink.
"Ya, karena itu jugalah kita selalu gagal move on darinya," Lucas menimpali.
"Aku setuju," Louis langsung menyetujui.
Sementara itu, Cathy memilih mendekat dan menepuk punggung Lucas pelan. Membuatnya menoleh dengan tatapan tak senang.
"Biarkan dia istirahat. Ayo keluar." Dengan senyuman manis, Cathy berbicara lembut. Berharap Lucas mau menurut.
Tapi bukan Lucas namanya jika mau menurut dengan mudah. Dengan tatapan meremehkan, dia bersuara santai, "kenapa aku harus keluar? Kau lupa kalau ini adalah kamarku dan dia adalah istriku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha
Manusia SerigalaAphrodite adalah dewi kecantikan yang namanya sudah mendunia. Lambang kecantikan yang selalu membuat para wanita iri. Bagaimana jika Aphrodite terlahir kembali di masa sekarang. Akankah kisah hidupnya seindah bentuk fisiknya. "Kau adalah penipu ulun...