"Tidak, karena jika aku melakukannya, maka sudah di pastikan kau tak kan berada di sini hari ini."
~~~
Hening, setelah mengatakan kalimat tak terduga, L memilih diam. Menatap dalam sang sahabat, dia mencoba menerka isi pikiran mantan mate wanitanya.
Ekspresi dingin yang diperlihatkan Lucas nyatanya mampu membuat kening L berkerut tanda tak paham.
"Jadi, selama ini kau lah yang mengatur semuanya?" Lama terdiam, Lucas akhirnya bersuara datar.
Degh..
L terkejut saat sadar suara dan aura tak biasa yang dikeluarkan pria dihadapannya. Dia sadar, cepat atau lambat semua ini akan terbongkar. Tapi dia tak menyangka bahwa hari ini akan datang begitu cepat.
"Kau__," jeda sesaat. L menarik nafas dalam sebelum kembali melanjutkan, "marah?"
Kilatan berbahaya jelas tercetak di mata Lucas. Meski mereka sahabat dekat, tapi L jelas tahu bahwa Lucas lebih dari sekedar mampu untuk membuatnya sekarat.
"Menurutmu?"
Mengangkat bahu acuh, L menjawab santai, "menurutku, kau seharusnya berterima kasih padaku."
Menaikkan satu alis, Lucas tersenyum sinis. Senyuman yang mampu membuat orang normal bergidik ngeri. Tak ada bantahan yang keluar dari bibur merah Lucas, membuat L semakin tak puas.
"Kau terlalu jauh Luc. Itu membuatku tak bisa menjangkaumu."
Mengangguk, lagi. Hanya itu yang Lucas lakukan sebagai jawaban. L yang melihat semakin geram. Matanya bahkan sudah berubah menjadi merah kehitaman tanda emosi mulai menguasai. Tapi Lucas tetap tak perduli.
"Kau jelas tahu seberapa besar perasaan cintaku padanya. Aku bahkan rela membunuh siapa pun termasuk hatiku sendiri demi melindunginya."
Jeda, Lucas tersenyum samar. Senyum yang kali ini benar-benar sampai ke matanya.
"Dari penjelasanmu tadi, aku sudah bisa menarik garis besar permasalahannya. Jadi__,"
"Jangan sembarangan menarik kesimpulan BODOH!" Tak tahan, L menjerit murka. Entah kenapa, dia merasa sahabatnya telah salah paham.
"Jangan coba-coba berani mengangkat bokongmu dari kursi itu. Aku belum selesai dan KAU," jeda sesaat, L menatap Lucas dengan tatapan berbahaya, "HARUS MENDENGARKAN KESELURUHAN CERITANYA, SE-KA-RANG!"
Mendesis, L benar-benar berada dalam mode berbahaya. Lucas yang awalnya berniat pergi langsung mengurungkan niatnya.
"Dengar Luc, saat itu aku benar-benar berniat untuk membunuhmu. Tapi__" jeda lagi, L menatap Lucas dengan tatapan lembut, "aku mengurungkan niatku saat sadar hidupmu jauh dari kata sempurna."
"Benarkah?" Lucas tersenyum masam, membuat L kian merasa serba salah.
"Ya, kau tak sesuai bayanganku. Kau ingat saat pertemuan pertama kita?"
"Hm," Lucas hanya bergumam menandakan dia masih mengingatnya. Lagipula mana mungkin dia bisa melupakan pertemuan pertama mereka. Pertemuan saat L menyelamatkannya dari guru bajingan yang berniat melecehkannya.
"Apakah kau tahu tujuan awalku berada di sana saat itu?"
Menggeleng, Lucas baru sadar bahwa selama ini dia bahkan tak pernah memikirkan alasan terselubung yang membuat sang Putra Mahkota memunculkan dirinya di hadapan publik. Terlebih di sekolah werewolf yang tak ada kaitan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha
WerewolfAphrodite adalah dewi kecantikan yang namanya sudah mendunia. Lambang kecantikan yang selalu membuat para wanita iri. Bagaimana jika Aphrodite terlahir kembali di masa sekarang. Akankah kisah hidupnya seindah bentuk fisiknya. "Kau adalah penipu ulun...