21. Sang Pangeran

4.4K 316 51
                                    

Flashback...

Setelah mengeluarkan hampir seluruh sisa tenaganya, akhirnya pria yang sedang dilanda emosi itu tiba di dalam mansion sang wanita. Emosinya semakin tersulut saat sadar sang wanita tidak ada di dalam.

"Dimana dia? Bukankah seharusnya dia ada di sini? Tidak mungkin orang suruhan kita salah bukan?"

"Ya, mungkin dia sedang keluar Lou." Jeda sejenak, "keluar bersama pria." Sambungan kalimat yang baru saja dilontarkan Lucas sukses kembali menyulut emosi Louis yang sempat mereda.

Merogoh saku celana, Louis mengambil benda pipih yang tadi sempat dia bawa sebelum teleportasi ke penthouse sang pujaan hati.

"Hei, ponsel siapa itu? Kapan kau mengambilnya? Kenapa aku tidak sadar?"

"Tentu saja milikku. Aku tadi mengambilnya saat kau sedang lengah Luc."

"Apa! Bagaimana bisa aku tidak sadar. Dan kau, sejak kapan kau memilikinya?"

"Oh ayolah, bisakah kau berhenti berceloteh seperti wanita hamil yang sedang memergoki suaminya selingkuh?"

"Apa katamu? Kau masih bisa berbicara santai seperti itu saat kau sudah menghancurkan ponselku dan..."

"Salah sendiri, kenapa ponsel bodohmu sangat menyebalkan. Diamlah, aku mau menghubungi sang pangeran."

Louis bahkan tak mengacuhkan gerutuan Lucas dan lebih memilih fokus ke ponselnya.

"Pamer heh?"

Suara meremehkan dari pria di seberang sana membuat Louis menyunggingkan senyuman sombongnya. " Ya, aku kaya dan kau tidak lupa itu kan pangeran?"

"Cih. Kau tahu, diantara kita berempat hanya kau yang tidak pernah menghubungi ku dengan mind link." Jeda sejenak, terdengar helaan napas dari makhluk di seberang sana.

"Terkadang aku ragu akan julukan mu yang melegenda itu. Benarkah kau sekuat yang selama ini mereka hebohkan, sementara kau bahkan tidak mampu mengeluarkan sedikit tenaga untuk sekedar me-mind link ku."

"Hahahaha. You know me, Prince."

"Ya, kau adalah pria yang gila sex dan sombong."

"No, it's not me." Louis langsung membantah tegas. Tidak terima jika dia yang masih perjaka disamakan dengan Lucas. Lucas yang mendengarnya hanya memutar mata bosan.

"Hahahaha." Sekarang giliran pria di seberang sana yang tertawa kencang.

"Yah, it's not you Lou. Kau adalah pria cabul yang sialnya masih perjaka meski sudah menikah. hahahaha."

"Perlukah aku mendatangi wanitamu dan mencuci otaknya agar meninggalkanmu?"

"Kau tidak perlu repot-repot melakukannya karena tanpa kau melakukannya pun dia tetap akan meninggalkanku." Terbersit nada kesedihan dalam suara di seberang dan membuat otak cerdas Louis sadar akan kesalahannya.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk..."

"Itu pun jika dia mampu dipisahkan dari anaknya. Hahahaha."

"Apa!" Louis dan Lucas terkejut bukan main saat mendengarnya.

"Kau tidak lupa nama tengahku bukan?"

"Yayaya, licik."

"Hahahaha, sudahlah ada apa kau menelponku?"

"Aku butuh bantuanmu untuk rencana B."

My AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang