Air shower masih membasahi tubuh kedua makhluk yang sedang bersitegang. Aphrodite yang masih menangis dan Louis yang masih diam sambil berpikir keras. Berpikir tentang cara terbaik untuk menjebak sang wanita dalam pelukan.
"Jangan pernah berani-beraninya kau melepaskannya Lou. Aku benar-benar akan murka jika kau berani melakukannya," Lucas bersuara mengancam di dalam kepala Louis.
"Baiklah, aku akan melepaskanmu," mengabaikan ancaman Lucas, Louis malah melakukan hal yang membuat sang iblis jantan berontak ingin keluar.
"Diamlah Luc, aku tahu apa yang sedang aku lakukan. Aku punya rencana lain untuk menjeratnya. Hanya untuk kali ini, bisakah kau percaya padaku?" Louis buru-buru menjelaskan sebelum Lucas benar-benar murka.
Lucas diam, memilih mengalah. Sadar, sekarang memang hanya Louis satu-satunya harapannya. Sejak dulu, memang hanya Louis yang tidak akan pernah mengkhianatinya. Yang Lucas lupakan adalah bukan tidak akan pernah, tapi tidak akan bisa karena mereka menempati tubuh yang sama.
Aphrodite yang mendengar bahwa pria yang sedang memeluknya akan melepaskannya mendadak berhenti menangis. Bukan, bukan karena senang, melainkan karena semakin kesal.
"Bajingan ini benar-benar minta di kuliti dengan cepit kuku eh. Awas saja nanti, aku akan membuat kalian menyesal karena sudah melepasku dengan mudah," batin Aphrodite berteriak murka.
Tanpa kata, Louis mematikan air shower dan menggendong Aphrodite di bahunya. Aphrodite hanya diam sambil memutar bola matanya malas.
"Bukankah dia bilang dia berbeda dengan si hama. Dari mananya dia bilang beda, gaya menggendongnya saja tetap sama. Dasar tidak romantis." Lagi, batin Aphrodite menggerutu kesal. Menyayangkan tindakan sang pria yang tidak peka.
Louis mendudukkan Aphrodite di atas kasur, masih dengan selimut basah.
"Aku akan meninggalkanmu selama satu jam. Saat aku kembali, aku mau melihatmu sudah memakai baju dan memakan makananmu. Handuk dan segala kebutuhanmu ada di dalam walk in closet itu." Louis berbicara sambil menunjuk pintu di sebelah pintu kamar mandi.
"Bagaimana bisa handuk nyasar ke walk in closet? Apakah kau sudah lupa apa fungsi handuk sebenarnya? Dan lagi, aku tidak mau memakai perlengkapan sisa para jalangmu!" Aphrodite menyuarakan keberatannya dengan kalimat mencemooh penuh hinaan.
"Dari dulu tempat si HANDUK di kediamanku memang di situ karena aku lebih suka keluar kamar mandi dengan keadaan polos. Itu membuatku merasa lebih jantan." Louis menjawab dengan wajah sengaja di mesum-mesumkan. Membuat Aphrodite ingin muntah seketika.
"Dan kau tidak perlu khawatir, semua perlengkapan wanita di sana masih baru, termasuk make up dan dalamannya. Aku sudah menyiapkannya jauh-jauh hari untukmu," Louis kembali menambahkan.
"Untukku? Cih, kau pikir bisa menipuku heh? Jangan mimpi! Ya sudah keluar sana!"
"Terserah kau mau percaya atau tidak," Louis menjawab santai sambil mengangkat bahunya cuek. Pertanda dia tidak mau ambil pusing.
"Baiklah aku keluar dulu. Dandan yang cantik ya, sayang." Louis sengaja menekankan pada kalimat 'sayang' untuk membuat sang wanita sadar. Sadar bahwa dia bukanlah pria bodoh yang bisa dilupakan dengan mudah.
Setelah memberikan senyuman manis mengandung sejuta makna, Louis berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Mengernyit, Aphrodite mendadak mendapat firasat buruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha
Hombres LoboAphrodite adalah dewi kecantikan yang namanya sudah mendunia. Lambang kecantikan yang selalu membuat para wanita iri. Bagaimana jika Aphrodite terlahir kembali di masa sekarang. Akankah kisah hidupnya seindah bentuk fisiknya. "Kau adalah penipu ulun...