39. Galau

3.4K 228 70
                                    

Hening, setelah Lucas menceritakan semuanya dia menatap Aphrodite dalam. Mengukur reaksi sang istri saat dia mengungkapkan beberapa kebenaran mengejutkan.

Beberapa menit berselang tetap tak ada tanggapan. Aphrodite hanya menampilkan ekspresi normal, membuat jantung Lucas berdetak kian tak normal.

Akhirnya, setelah cukup lama Aphrodite angkat suara. Dengan sunggingan senyum asing di bibirnya, dia berkata pelan.

"Tidak kah kau terlalu menganggap rendah akan diriku, suamiku?"

Memicingkan mata, Aphrodite mendekatkan bibirnya ke telinga Lucas, "aku tahu ada beberapa part yang sengaja kau hilangkan untuk mengelabuhiku."

Degh...

Tubuh Lucas mendadak tegang. Tak menyangka ternyata sang kucing liar begitu pintar. Tertawa lebar, Lucas benar-benar merasa puas.

"Kau memang pantas menjadi Ibu dari anak-anakku. Kejeniusan mu sungguh mampu mengimbangi kelicikan kami." Sambil memainkan rambut sang istri, Lucas jelas tak mampu menyembunyikan ekspresi puas yang terpancar dari wajahnya.

"Aku tidak pernah mau menerima pujian tanpa cek atau uang tunai." Menepis tangan sang suami, Aphrodite bersuara mendesis sambil melotot lebar.

"Tidak sebelum kau menghapus semua ide gila tentang melarikan diri dariku yang selalu tersusun indah di kepala kecilmu."

Mendengar perkataan Lucas, Aphrodite hanya memutar mata malas. Dia jelas tahu bahwa kabur adalah hal yang menjadi prioritasnya saat ini. Prioritas yang tak mungkin dia enyahkan dari kepalanya.

"Lalu bisakah kita kembali ke inti permasalahannya saja?" Mengalihkan pembicaraan, Aphrodite sadar tidak akan pernah ada titik terang jika menyangkut kata 'kabur' yang selama ini dia idam-idamkan.

"Tidak, aku tidak akan menceritakannya padamu dengan suka rela. Karena__," jeda, Lucas mencondongkan tubuhnya ke arah Aphrodite, jarak itu terlalu dekat, bahkan hidung mereka nyaris bersentuhan, membuat mata Aphtodite melotot lebar.

"Karena aku ingin menjebak istri cantikku untuk selalu berada di sisiku sampai aku mati."

Degh...

Setelah mengatakan itu, Lucas berdiri dan berangsur berjalan pergi. Aphrodite yang masih terkejut hanya mampu menatap Lucas bingung. Kalimat Lucas barusan jelas sangat ambigu.

Terlalu banyak spekulasi menyerang kepalanya.

Mulai dari yang positif sampai yang negatif.

Mulai dari yang masuk akal sampai yang tak masuk akal.

Mulai dari yang terbaik sampai yang terburuk.

"Agh sial, apa maksud kalimat ambigu barusan. Kenapa terdengar begitu menakutkan." Kesal, Aphrodite kian meradang.

Sementara di luar pintu, Lucas tersenyum penuh misteri saat sadar sang istri mulai memakan umpan. Umpan tak terduga yang kelak mampu menyeret begitu banyak nyawa.

"Maaf karena pada kenyataannya, 'egois' memanglah nama tengahku yang tak kan pernah hilang hingga ajal menjemput."

***

Di tempat lain, terlihat seorang pria jangkung berkulit putih pucat tengah duduk malas di hadapan L yang kian tak terselamatkan. Wajah L yang biasanya sangat menawan dengan kesan bad boy kini berubah begitu menyedihkan.

Aura yang biasanya sangat berkuasa kini berubah menjadi kian mengenaskan.

"Adam, tidak bisakah kau memeberikan aku saran?" Frustasi, L kembali bersuara sambil menatap penuh harap pada sosok pria di depannya.

Bukannya menjawab, sang pria yang bernama Adam justru hanya mendengus bosan. L yang melihat semakin kehilangan kendali. Mendekat, L bersimpuh sambil meratap.

"Adaaaamm, kau tega sekali. Tidak kah kau kasihan melihat temanmu yang imut ini menderita karena cinta."

"Kalian benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan."

"Adam tutup mulut tak sialanmu itu!"

"Bukankah tadi kau sendiri yang menyuruhku bicara?" Menaikkan satu alis, Adam kian sukses memancing emosi L yang kian menipis.

"Apa salahku sampai nasibku kian memburuk." Meratap, L kembali memasang wajah berduka. Adam yang melihatnya hanya mampu geleng-geleng kepala.

"Itu salahmu karena berbuat curang."

"Cih kau berbicara seolah kau tidak pernah berbuat curang saja." Mendengus jijik, L bicara sambil merengut jengah.

"Setidaknya aku tidak sebodoh kalian yang membiarkan pihak luar menemukan celah untuk merampas wanita kalian."

"Mereka belum merampasnya!" Murka, L langsung berdiri dengan ekspresi marah.

"Belum bukan berarti tidak."

"Adam!"

"Suruh si anjing bodoh itu untuk sedikit melonggarkan keamanannya agar mereka tergoda."

"Berhenti menyuruhku melakukan hal yang tidak mungkin terjadi!" Menjerit, L kian frustasi. Dia jelas tahu 100% bahwa Lucas tak kan mungkin mau mengambil resiko sekecil apa pun untuk kehilangan wanitanya.

"Kalau begitu lupakan dan tunggu mereka datang menyerang kalian dengan kekuatan penuh."

Berdiri, Adam berniat pergi. L yang melihatnya kian panik.

"Hei mau kemana kau?"

"Pulang."

"Tidak__"

"Dengar L, aku benci mengatakan ini tapi sebagai teman aku tetap harus mengatakannya."

"Apa?"

"Tidak perduli apa, cinta akan tetap menang melawan semuanya. Jadi yang harus kalian takutkan sekarang bukanlah mereka atau siapapun. Tapi__"

"Tapi?"

"Tapi kenyataan bahwa ternyata selama ini wanita kalian tidak pernah benar-benar mencintai kalian."

***

Tbc,

Haiii aku kembali.
Adakah yang masih menanti?

Vote + comment nya pliiisss...
Makasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang