Suasana kamar itu masih hening. Baik Lucas maupun Darren tetap memilih bungkam.
Lucas yang terdiam karena sibuk mencerna kalimat yang barusan dilontarkan sang kakak, dan Darren yang sibuk mengamati perubahan ekspresi sang adik.
"Bohong." Setelah lama terdiam, hanya satu kata itulah yang sanggup Lucas lontarkan.
Sambil menatap sang kakak tajam, Lucas menggelengkan kepala pelan tanda menolak. Menolak sebuah fakta yang barusan datang menghantam.
"Bohong? Hahaha." Mendengar sangkalan Lucas, Darren malah tertawa kencang. Tawa yang tidak sampai ke matanya. Tawa mengejek yang membuat Lucas kian meradang.
"Berhenti tertawa! Aku tidak tahu ada masalah apa antara kakak dan ayah. Tapi bisakah untuk tidak mengusik rumah tanggaku dengan mate ku?"
"Ahh ternyata adik kecilku ini masih belum sadar juga ya." Memicingkan mata, ekspresi Darren kian mengerikan. Menepuk kepala Lucas pelan, dia kembali membuat Lucas terpaku.
"Dulu kau adalah adik kesayanganku, sehingga membuatku rela memberikan apapun untukmu. Tapi, haruskah kau begitu serakah sehingga menginginkan wanitaku disaat moon goddess juga sudah menyediakan seorang wanita khusus untukmu?"
Dengan suara mendesis, Darren mencoba menekan iblis di dalam jiwanya agar tidak keluar. Sangkalan yang dilontarkan sang adik ternyata sanggup membuat luka yang dia kira sudah mengering kembali basah.
Luka lama yang membuatnya enggan berdamai dengan takdir yang digariskan Tuhan.
"A-aku..." Tergagap, Lucas mundur beberapa langkah sambil menggeleng kuat.
"Bagaimana mungkin kau bisa begitu yakin bahwa dia mate mu, sedangkan kau bahkan tidak sadar bahwa ibu kandungmu sendiri yang sudah meracuninya. Meracuni wanita yang kau klaim sebagai milikmu, belahan jiwamu?"
"Ibu?" Kembali, fakta baru menyentak kesadarannya.
"Ya, menurutmu siapa lagi makhluk yang bisa membuat racun tak terdeteksi seperti itu selain ibumu?" Darren kembali memancing.
"Jangan asal menuduh jika tidak ada bukti!" Lucas masih tetap menyangkal. Membuat Darren semakin tersenyum sinis.
"Kenapa tidak kau coba cari tahu sendiri. Mungkin dengan memotong salah satu jari maid kepercayaanmu itu bisa membuat dia mengaku."
Sambil mengangkat bahu malas, Darren mencoba memberi saran. Saran yang terkesan main-main tapi justru patut dipertimbangkan.
"Maksudnya, salah satu maid kepercayaanku berkhianat?" Melotot, Lucas kembali terkejut.
"Kenapa kau selalu saja menanyakan sesuatu hal yang kau jelas tahu apa jawabannya. Tidakkah kau merasa lelah, ADIK?"
"Aku...."
"Ibumu dalangnya. Itulah intinya."
"Jangan bercanda. Ibu tidak mungkin tega!"
"Ah kau tentu tidak lupa fakta akan kematian tak terduga dua puluh tiga tahun yang lalu bukan? Jika dulu dia bahkan tega membunuh wanita berhati lembut seperti Irene, lalu kenapa dia harus tidak tega membunuh anak dari...."
"Hentikan! Aku bilang berhenti!"
"Kenapa? Bukankah kau ingin tahu siapa yang sudah membuat wanita yang kau bilang milikmu hampir mati?" Tidak menyerah, Darren kian membuat Lucas murka.
"Atau kau mau mengakui bahwa kau bukanlah mate nya yang sesungguhnya?"
"Jangan bercanda!"
"Bercanda? Siapa? Aku?" Memutar bola mata malas, Darren kembali tidak habis pikir dengan pola pikir sang adik.
"Dengar Lucas, atasi ibumu. Jika kau tidak bisa mengatasinya, maka jangan salahkan aku jika aku yang turun tangan. Dan saat itu terjadi, kupastikan kau langsung mendapat kabar kematiannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha
Hombres LoboAphrodite adalah dewi kecantikan yang namanya sudah mendunia. Lambang kecantikan yang selalu membuat para wanita iri. Bagaimana jika Aphrodite terlahir kembali di masa sekarang. Akankah kisah hidupnya seindah bentuk fisiknya. "Kau adalah penipu ulun...