Part 2

3.8K 153 5
                                    

"Ceu, Ranno mau kopinya ya yang manis seperti aku." ucap Ranno sembari berjalan ke arah temannya yang duduk di pojok warung.

Keseharian Ranno dan kedua temannya seperti ini. Bolos saat mata pelajaran yang mereka tidak sukai seperti sekarang ini, kabur pada jam pelajaran Pak Heru selaku guru Fisika killer tingkat dewa.

"Lu kabur kemana Ran?" Ucap Reza sembari mengunyah pisang goreng.

"Tadi gua lari keperkampungan, sekalian nyelamatin cewek." ucap Ranno sembari membuka bungkus roti. "Minta yak Fan." lanjutnya pada Irfan sambil menyomot rokok yang ada di hadapannya.

Irfan mengangguk. "Nyelamatin cewek?" Tanya Irfan dengan alis terangkat sebelah.

"Iya tu cewek kayanya bingung mau lari kemana pas tau mau ada tawuran, yaudah gua tarik aja tangannya, eh dia nangis pas kita nyumput di tembok rumah orang. Terus gua anterin kesekolah." jelas Ranno kepada kedua temannya.

"Cewenya sekolah dimana?" Tanya Reza penasaran.

"Sama kaya kita. Cuman dia kayanya anak baru deh, nggak pernah liat mukanya gua." jawab Ranno. "Makasih ceu." lanjut Ranno menerima kopi yang dipesannya tadi.

"Obatan heula eta lukana."(obatin dulu itu lukanya) ucap Ceceu menyodorkan P3K pada Ranno.

"Nuhun Ceu." ucap Ranno menerima P3K dari tangan Ceceu.

Ceceu sudah menjadi orang tua kedua bagi mereka, ceceu pun selalu menjadi tempat curhat bagi mereka bertiga ataupun teman-teman Ranno lainnya.

Baru akan meminum kopi buatan ceceu yang super mantap, Ranno dikagetkan dengan kedatangan Bu Teti. Guru killer sekaligus guru Geografi yang selalu disebut Bu Endogen karena, materi yang ia ajarkan selalu berkaitan dengan Endogen.

"Hmm enak ya kalian abis tawuran malah nyantai sambil ngopi disini. Ibu nggak habis pikir sama kalian bertiga, capek tau nggak! Mempermalukan sekolah pagi-pagi udah tawuran!!." ucap Bu Teti sembari menjewer telinga Ranno.

"Eh ibu, kalau capek duduk dulu bu nih minum kopi saya." ucap Ranno sembari menunjukan jejeran giginya. "Aduh bu sakit bu." lanjut Ranno meringis akibat jeweran Bu Teti semakin kencang.

"Banyak omong kamu, kalian berdua ikut ibu keruang BK." titah Bu Teti yang masih setia menjewer telinga Ranno.

"Iya bu." ucap Reza dan Irfan barengan.

Tibalah mereka bertiga diruangan terseram bagi seluruh murid SMA Nusantara, tapi tidak bagi mereka bertiga tidak karena, sudah bosan keluar masuk ruangan ini.

"Apa gunanya kalian ini tawuran. Kalian ini harusnya kasihan, orang tua kalian itu cari uang untuk kalian sekolah dan belajar, bukannya untuk tawuran seperti tadi! Mau jadi apa kalian ini!?." Ucap Bu Teti dengan suara meninggi.

"Untuk kebugaran tubuh bu." celetuk Reza.

"Mau jadi pembuat golok bu." ucap Irfan santai.

"Kurang ajar kalian ini, ada aja jawabannya!." ucap Bu Teti naik darah. "Sekarang kalian ke lapangan hormat di depan bendara." lanjut Bu Teti sembari memijit dahinya.

"Oke bu " ucap ketiganya serempak.

Disaat ketiganya sedang hormat. Mata Ranno hanya terfokus pada seorang gadis yang sedang berjalan bersama kedua temannya. Senyumannya yang membuat Ranno ikut tersenyum melihatnya. Mata Ranno entah kenapa selalu tertuju pada mata gadis tersebut.

"Eh Ran rajin amat lu hormat, sini elah maen sama gua." ajak Dio selaku kakak kelas mereka bertiga.

"Fan Za maen aja udah. Kerajinan kita hormat sama yang kaga kasih uang jajan kita." ucap Ranno seraya menerima lemparan bola dari Dio.

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang