Part 5

2.9K 104 1
                                    

Tidur seorang gadis yang terkapar lemah pagi ini terganggu karena indera penciumannya. Ia menggeliat di ranjang kemudian, terduduk dengan mata terpejam. Hidung Tara kembang kempis. Mata Tara pun langsung terbuka.

"Harum banget, wangi apaan nih?" Gumam Tara.

Ia pun langsung bangkit dari tempat tidurnya. Menuruni tangga dan berjalan menuju dapur. Matanya sesekali terpejam sembari menikmati wangi makanan yang menuntun langkahnya menuju dapur. Didapur Tara mememukan bundanya sedang berkutat dengan panci-panci kesayangannya.

"Green tea cake ya Bunda?" Tanya Tara menghampiri bundanya yang sedang mengaduk adonan berwarna hijau. Baru adonanya aja udah wangi banget, apalagi kalau udah jadi. Menghancurkan iman.

"Iyaaa"

"Wihh tumben bun" Tara mencolek adonan.

"Mandi gih, belanja bulanan ya ke supemarket" ucap Kirana pada anaknya.

Tara langsung menatap nanar wajah wanita yang melahirkannya ini. Bibir bawahnya ia majukan. "Tuh kan, Mager bun" keluh Tara dengan puppy eyesnya.

"Bunda mau arisan abis ini" jeda sebentar. Kirana sedikit berfikir. "Yaudah bunda aja deh, pulangnya aja". Kirana mengalah, kasihan kalau Tara belanja sendirian.

"Asek, bunda makin cantik. Bunda di anter Pak Diman kan?" Ucap Tara menampilkan jejeran giginya.

"Dasar!! Yaudah atuh tolong bilangin ke Pak Dimannya, siapin mobil"

"Oke"

Setelah menyampaikan amanah Bundanya pada Pak Diman, Tara memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Mencuci mukanya dan bergosok gigi. Ia terlalu malas untuk mandi pagi pada hari minggu seperti ini. Berencana untuk meraih mimpinya lagi di tempat tidur.

"Rindu senja, udah lama nggak ketemu" gumam Tara berjalan menuju ranjangnya.

Tara langsung menjatuhkan tubuhnya pada ranjang kesayanganya. Mencari keberadaan ponselnya yang tidak jauh berada dirinya. Ada notif aplikasi Line dari Ranno.

Ranno Wijaya
Gua di depan gerbang rumah lu. Bukain kali gerbangnya.

Setelah membaca pesan dari Ranno. Ia tersentak dan mata Tara terbuka lebar. Mau ngapain Ranno pagi-pagi begini ke rumah? Tara langsung berdiri dan membuka gorden kamarnya. Benar saja, Ranno di depan rumahnya sedang duduk di motor ninja merahnya.

Tara Farahnita
Mau ngapain?

Ranno Wijaya
Buruan elah, panas.
Kegantengan gua luntur nih.

Tara Farahnita
Read. Wait a minute


Menyusahkan. Rencanya untuk tidur dan bermalas-malasan, gatot. Padahal sore ini ia juga berencana ingin bertemu senja, sudah lama sekali ia tidak bertemu senja.
Buat apa Ranno kerumahnya? Tara pun mengikat rambutnya asal dan menuruni tangga.

Tara membuka gerbang rumahnya. Menampilkan seorang cowok memakai kaos hitam polos di padukan dengan kemeja flanel berwarna biru. Sangat berbeda pelampilan Ranno hari ini. Ternyata Ranno yang di kenal Tara dengan dandanan yang amburadul dan tidak pernah rapih, bisa berpenampilan seperti ini di luar sekolah.

"Puas yaa liatin guaa, gua ganteng yaak? Ye kan yee kaan?" Ucapnya Ranno sembari menaik turunkan sebelah alisnya.

Seketika wajah Tara bersemu merah. Ia langsung menangkup kedua pipinya sendiri, berusaha menutup kemerahan wajahnya.

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang