Part 29

1.7K 63 0
                                    

Sesampainya dirumah Tara langsung membaringkan tubuhnya diatas ranjang yang bermotif pinguin. Disaat matanya hendak tertutup, ponselnya berbunyi menunjukan ada pesan masuk.

Renno Wijaya
Kita dinner yaa
Aku jemput jam 7 yaa.

Tara tak membalas pesan singkat dari Renno. Ia memilih untuk beristirahat sejenak, membiarkan luka yang ada didalam hatinya ini mereda. Ia berharap, disaat bangun tidur. Ia akan lupa kejadian-kejadian yang membuatnya tersakiti hatinya begitu dalam.

Apa masih bisa diobati hati gua ini? Batin Tara lalu menutup matanya perlahan dan berusaha meraih mimpi yang bertolak belakang dari kehidupan nyatanya.

¤~¤

Dengan polesan bedak tipis Tara turun menuruni tangga. Ia sudah siap dengan dress hitam polos sepanjang lututnya. Sling bag biru navy kesayangannya dan flat shoes hitamnya.

Tara menghampiri bundanya yang sedang menonton televisi dan masih dengan baju kantornya. "Bunda baru pulang?"

"Iya nih, kamu mau kemana? Cantik amat anak bunda" ucap Kirana memuji anaknya yang memang terlihat sangat cantik malam ini.

"Mau dinner bun, sama Renno"

"Oh si Renno, tadi juga dia nelpon bunda minta izin buat bawa kamu " ucap Kirana dengan kekehan.

"Apaan sih bunda, dikira Tara barang di bawa-bawa"

Tin tin.
Klakson mobil yang sudah dipastikan itu adalah mobil Renno. Tara dan bundanya pun berjalan beriringan kearah gerbang rumah. Renno keluar dari mobilnya.

"Assalamualaikum tante " salam Renno mencium punggung tangan Kirana.

Kirana pun tersenyum. "Wa'alaikumsalam, idih kasep amat dah"

Renno cengengesan. "Tante, boleh yaa saya bawa Tara buat dinner?"

"Boleh kok, jangan pulang malem-malem yaa"

Skip

"Kita mau makan dimana Ren?" Tanya Tara yang bingung sedari tadi ia dan Renno hanyalah berputar-putar disalah satu mall yang ada di Jakarta.

"Disini aja yaa" ucap Renno lembut memasuki kawasan makanan cepat saja yang bernuansa jepang.

Keduanya pun makan dengan kesunyian yang amat sangat alot. Keduannya masih nyaman dengan kesunyiannya masing-masing. Setelah keduanya selesai dengan makanannya. Keduannya pun bertatapan tanpa adanya suara.

Renno tersenyum tipis menatap Tara. "Tadi sore maaf yaa nggak pulang bareng " ucapnya memecahkan keheningan.

"Nggak papa kok, lagi pula ada Zahra tadi "

Renno menatap nanat wajah Tara. "Aku denger semua omongan kamu sama Zahra dan itu sebabnya kita nggak pulang bareng"

Hati Tara langsung mencelos mendengar ucapan Renno yang cepat, namun masih terdengar jelas ditelinga Tara.

"Sekarang aku sadar. Kamu tersenyum bukan berarti kamu bahagia dan kamu tertawa didepan aku bukan berarti kamu tak punya masalah apapun. Tapi, itu adalah cara kamu menutupi kesedihan kamu, iyakan?" Lanjut Renno.

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang