Part 11

2.2K 76 7
                                    

Tara mendengus kesal. "Oke deal" ucapnya penuh dengan penegasan sembari mengulurkan tangannya.

"Lo mau gua cium?" Ucap Ranno bersemangat.

"Idih, mendingan nemenin ke mall" ucap Tara menggelidik geli.

"Oke. Kita liat siapa yang menang" ucap Ranno menjabat lengan Tara. Kemudian meninggalkan Tara ke kantin.

"Ah elah kenapa gua maen deal deal aja dah" ucap Tara sembari menepuk dahinya.

"Bego lu mah Ra. Baru masukin bola sekali aja belagu " lanjutnya menyalahkan diri sendiri.

__________________________________

"Ayo naik, jangan diem aja dong" ucap Ranno kesal karena sedari tadi Tara tak kunjung naik ke motornya.

Tara mendengus kesal, pasalnya ia malas untuk berpergian dengan Ranno. "Gu.. gua ada acara keluarga" alibi Tara pada Ranno.

Ranno menyipitkan matanya sembari membuka kaca helm yang ia pakai.
"Oh jadi lo mau di cium aja nih?" Ucapnya hendak membuka helm.

"E eh Iya Iya gua temenin" ucap Tara panik dan akhirnya pasrah.

Ranno tersenyum dan kembali menutup kaca helmnya. "Gitu dongs"

Tara kalah dalam pertandingan basket tadi. Secara terpaksa ia menjalankan pertaruhannya dengan Ranno. Menemani Ranno ke mall. Huft.

Memangnya mau ngapain sih di mall ?
Mau shopping? Kenapa harus di temenin gua coba? Emang gua emaknya? Getutu Tara dalam hati--Ngeselin banget.

Waktu sudah hampir habis. Pertandingan final antara X-4 dan X-6 sangat sengit. Walaupun keduanya berbeda. Basket putri X-4 V.S Basket putra X-6. Ternyata tim putri tidak kalah kuat dari tim putra. Keduanya saling bersaling untuk mencetak angka. Terutama Tara dan Ranno.

"Lima sama! yang mencetak angka berikutnya dia yang menang" seru Pak Drajat di pinggir lapangan.

Gua harus menang, harus!! batin Tara berusaha menyemangati diri sendiri. Tara sudah lelah sekali kemana teman satu timnya. Apakah hanya Tara yang bermain?

"Ranno awas ga!"

"Nggak bisa, gua yang menang" ucap Ranno santai sembari menghadang Tara dan berusaha mengambil alih bola dari lengan Tara. Tara lawan yang cukup kuat bagi Ranno. Walaupun Ranno tidak begitu suka dengan Basket, setidaknya ia tahu bagaimana tehnik-tehnik dasar bermain Basket.

Tanpa sadar bola tidak lagi di bawah kendali Tara. Reza merebutnya dari tangan Tara. "Akh" kesal Tara.

Disaat Tara hendak berlari dan berusaha untuk merebut kembali bola tersebut, kakinya tersandung oleh kaki Ranno. Tara terjatuh. Namun, pada saat Ranno hendak menolong dengan menarik lengan Tara, ia malah tersandung kakinya sendiri dan ikut terjatuh. Pada akhirnya, Tara tertindih oleh Ranno. Tidak sepenuhnya, Ranno menggunakan tangannya untuk menopang tubuhnya sendiri.

Wajah Ranno kini hanya berjarak sejengkal dari wajah Tara. Ranno bisa merasakan panasnya nafas Tara. Matanya tertuju pada satu objek, mata Tara. Terpaku pada apa yang dihadapannya. Darah Ranno mendesir membuat tubuhnya seketika merinding.

"WOY RANNO ISTIGFAR BOR" teriak Irfan berusaha menyadarkan tepat di depan telinga Ranno. Teriakan itu pun berhasil membuat Ranno tersadar. Ranno menggelengkan kepalanya, mencoba menghapus hayalan-hayalan ngawurnya. Ranno pun bangkit sembari membantu Tara untuk berdiri juga.

"So..sorry" ucap Ranno gugup tanpa sadar.

Tara bingung harus berbuat apa dan mengatakan apa. Pasti pipinya saat ini sudah merah. Kenapa cuacanya panas sekali?

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang