Part 12

2.2K 75 2
                                    

Ranno bingung menghadapi situasi ini. Ranno takut jika semisalkan ia jujur, bahwa ia adalah Anno. Apakah Tara akan tetap di sisinnya? Mungkin Ranno akan memperkenalkan dirinya yang sebenarnya secara perlahan pada Tara.

"Ran, lo kenapa bengong?" Ucap Tara mengibas-ngibaskan lengannya di depan wajah Ranno.

"Heuh.. nggak. Gua nggak papa kok" ucap Ranno sedikit gugup.

___________________________________

Hari menunjukan pukul 00.00. Ranno sedari tadi hanya berbaring di ranjang. Ia masih memikirkan Tara. Memikirkan Ala. Nama yang berbeda pada orang yang sama.
Apa kejadian masa lalu akan terulang?
Sesuatu hal akan terjadi merubah segalanya dan memisahkan kita berdua lagi?
Ranno terlalu takut masa lalu itu akan terulang kembali. Ia tidak mau kehilangan Tara untuk kedua kalinya.

Anno dan Ala. Entah sejak kapan mereka berteman. Kedua anak berumur 5 tahun itu terlihat bahagia jika bersama. Anno yang terlahir sebagai anak nakal dan jahil. Ia selalu menjahili hari-hari Ala. Anno senang menjahili Ala. Entah kenapa, ia juga senang melihat wajah Ala cemberut. Memanyunkan bibirnya dan itu membuat Ala semakin lucu.

"Anno ih, Ala capek tau" ucap Ala memanyunkan bibirnya.

"Ayoo Ala. Kejal Anno" ucap Anno menoleh kebelakang dan mendapati Ala sudah terduduk di atas rumput. Anno pun menghampiri Ala.

"Anno jahat, ninggalin Ala telus "

"Iya deuh iyaaa. Anno nggak ninggali Ala"

"Anno mau janji?" Ucap Ala menatap mata Anno.

"Apa?"

"Kita halus telus belsama selamannya" ucap Ala mengacungkan jari kelingkingnya pada Anno.

Anno tersenyum dan mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking Ala. "janji, Anno juga bakal janji untuk telus ngelindungin Ala"

Setelah perjanjian itu Anno dan Ala terus bersama. Makan bersama. Bermain bersama.  Namun, kejadian indah tersebut hanya berlangsung beberapa minggu. Sudah tiga hari belakangan ini Ala tidak bermain bersama Anno. Kemana Anno? Apa ia lupa pada janjinya?

"Bunda.. Anno mana? Kok nggak pernah main?" Tanya Ala pada bundanya.

Bundanya hanya bisa menatap sendu anaknya ini. Ala harus kehilangan Anno. "Anno udah pindah rumah sayang ke Jakarta "

"Ala nggak bisa main sama Anno? Apa Ala nyamperin Anno ke Jakarta? Biar Ala sama Anno main lagi " ucap Ala mulai bersedih. Apa Anno benar lupa dengan janjinya?

"Mana Anno bunda. Kenapa Anno jahat sama Ala?" Lanjutnya menangis. Untuk kedua kalinya, air mata Ala terjatuh karena orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya.

Ranno terlalu lelah untuk memikirkan semua itu. Apa perjanjian itu masih berlaku? Tara pasti sangat tersakiti bahwa ia meninggalkan Tara tanpa pamit. Karna memang ia yang membuat perjanjian itu. Apa yang harus gua lakukan? Ranno pun memutuskan untuk memejamkan matanya. Ia harus bangun pagi besok dan menerima kenyataan bahwa Tara adalah teman kecilnya, Ala.

Matanya kembali terbuka saat terdengar ketukan pintu. Anjir! Udah malem. Apa lagi coba? Geramnya dalam hati.

Ia membuka pintunya. "Apa?" Ucapnya ketus pada bundanya--Tari.

"Kamu dipanggil papa, kebawah yaa sekarang. Maaf bunda ganggu kamu." Ucap Tari dengan lembut. Ranno menghela nafasnya kasar. Kemudian, ia mengangguk pasrah.

"Ada apa?" Ucap Ranno langsung duduk di sofa.

Papanya geram. "Ada apa?! Papa yang harusnya nanya. INI APA HAH!" Ucap Bara kepada anaknya ini dengan membantingkan surat diatas meja.

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang