Epilog

3K 90 7
                                    

Maafin gua Ran...

Tara duduk dihadapan sebuah pusara, mengirim doa untuk orang yang ia sayangi ini. Ranno baru dimakamkan sore hari dan ditemani oleh Senja. Yaa senja juga sekaligus menemani Tara dan Renno, menjadi saksi bisu yang menyaksikan perpisahan Tara dan Ranno oleh dunia. Semua pelayat sudah pulang. Tapi, untuk pertama kalinya ia membenci senja,. Senja yang sudah mengantarkan Ranno kembali ke penciptanya.

Ranno Wijaya

Lelaki yang mengenalkan betapa luas dan indah dunia, Lelaki yang mengajarkannya tentang Cinta kepada seorang lawan jenis, Cinta Pertamanya.

Selesai berdoa, Tara menutup matanya dan yang pertama kali ia lihat adalah gundukan tanah dilengkapi bebungaan diatasnya. Terakhir ia mengusap batu nisan yang bertuliskan Ranno Wijaya bin Bara Wijaya. 

"Pulang yuk Ra, udah sore" ucap Renno mengamit kedua bahu Tara.

Tara mengangguk. "Assalamualaikum Ran "

Diperjalanan Tara hanya terdiam seribu kata, menatap jejalanan dari dalam jendela. Air matanya terus mengalir tanpa mengeluarkan suara. Renno yang sedari tadi disampingnya hanya bisa sesekali melirik Tara. Ia merasa iba pada adik perempuannya saat ini.

Sesampainya mobil Renno didepan rumah Tara. Tara menoleh pada Renno dan tersenyum. "Makasih yaa Ren "

"Tunggu Raaa. Ini Nih surat dari Ranno, gua nemu dimobil dia" Ucap Renno menyodorkan secarik surat berwarna  jingga. "Ranno titip pesen, jangan nangis lagi" lanjutnya dengan lembut.

Tara mengambil surat tersebut, Tanpa sadar air matanya kembali turun membasahi pipinya. Dengan cepat ia menghapus air mata tersebut. Ia mengangguk pelan lalu membuka pintu mobil dan masuk kedalam rumahnya.  

Sesudah mandi, Tara teringat dengan surat Ranno. ia mengambil surat itu dia atas nakasnya, ka menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya kembali lalu ia membuka amplop jingga dan sebercak darah yang menodai amplop tersebut. Miris..

___________________________________
Mungkin kali ini gua bakal sok puitis Ra...

Mode On

Ini serius Ra... Maaf mungkin aku telah membuat hari-harimu sulit. Dipenuhi dengan perasaan sakit dan air mata. Mungkin aku telah mengucapkan sesuatu hal yang tidak pernah aku ucapkan. Aku selalu membuat hidupmu penuh dengan air mata. Membuat wajah imutmu terbasahi air matamu, terlebih air mata itu keluar karenaku.

Setelah aku meninggalkanmu dulu. Setelah itu, kau hanya hayalan bagiku. Sebuah bayangan yang selalu ada tapi tak pernah bisaku sentuh. Setelah lamanya waktu, akhirnya kau datang. Awalnya aku tak tau itu adalah kau. Aku selalu nyaman berada didekatmu, semangatku untuk hidup muncul lagi setelah kebahagian-kebahagianku hilang termasuk kau.

Namun, setelah ku tau itu adalah kau. Aku terlalu merasa bersalah mengakuinya. Mengakui bahwa aku adalah orang yang meninggalkanmu secara tiba-tiba. Mengetahui kabar saat kau hilang, kau telah menemukan cintamu. Aku kacau saat itu, ntah apa yang aku rasakan saat itu. Aku tak bisa berbuat apapun dan memilih untuk menerima keadaan.

Tak lama, cinta lamaku datang lagi. Ntah apa yang aku pikirkan saat itu, dengan mudahnya aku terbuai atas tingkahnya. Sampai sebuah kejadian yang membuatku tersadar, bahwa ia datang hanya memanfaatkanku untuk dirinya sendiri. Dulu aku mengira bahwa aku memang masih mencintainya, namun lagi dan lagi aku salah. Ternyata aku hanya terobsesi dengannya karna ia telah menolak cintaku dulu.

Maaf atas sebuah perasaan ini. Aku terlalu bodoh untuk menyikapi dan mendengarkan kata hatiku sendiri.

Tapi intinya adalah Gua bener-bener sayang dan cinta sama lo. Mungkin ini terlalu terlambat, karna air mata lu udah terlalu banyak keluar karna gua. Gua bener-bener minta maaf Raa...

Lo emang nggak pernah nangis didepan gua. Lo tau? Gua tau semua tangissan lo, yang karna apapun. Tapi, yang buat gua merasa bersalah adalah tangisan lo itu disebabkan oleh gua. Walaupun agak sedikit sulit membedakan saat bersedih dan bahagia, karna disaat lo bersedih pun masih bisa tetawa lepas layaknya tak punya masalah.

Raa...

Soal perasaan itu..
Saat ini gua udah tau dan denger apa kata hati kecil gua. Lo tau nggak Raa firasat gua selalu mengatakan bahwa lo adalah cinta terakhir gua. Nggak tau kenapa..
Gua cinta sama lo Raaa.. CINTAAAAAAA BANGEET MALAH...

Dan soal perasaan gua sama Dinda... ternyata gua cuman terobsesi sama dia karena dulu dia pernah nolak cinta gua.

Surat ini juga adalah akhir dari semua surat yang gua kirim ke lo. Lo pasti bertanya-tanyakan inisial A itu apa? Anno Raa..
Gua Anno Raa.. sahabat kecil yang ninggalin lo tanpa pamit setelah ngucapin janji. Apa janji kita masih berlaku Laa? Gua harap masih Laa.. masih kan yaa? masih dong Laa...

Sumpah demi apapun gua nggak mau kehilangan lo lagi Laaa. Jangan biarin kejadian itu terulang lagi Laaa... please

Haahaa.. kalau ngomongin tentang kita dulu. Gua jadi inget pas lo dikejar-kejar kucing sampe nangis kejer terus lo juga pernah ngompol ditaman abis itu nangis karena diketawain orang-orang. Cie Cie pasti sekarang lo lagi senyum-senyum yaaaaa..... cieeeeeee. Alanya Anno senyum-senyum hehe. Gitu dong! jangan nangis terus ..

Lo tau nggak? perjanjian kita itu ternyata punya arti yang mendalam Laa. Kita harus terus bersama selamanya dan itu artinya kita adalah teman hidup Laa. Bukan teman, gua berharap lebih dari itu. Bahkan gua juga berharap lebih dari sahabat.

Kembali lagi bareng gua yaa Raaa... terus ada disisi guaa... Kita harus jalanin tepatin janji kita bareng-bareng...

Ranno Wijaya
Bersama terus selamanya.
_____________________________________________

Air mata Tara mengalir deras, kertas yang ia genggam sudah kusut karna air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air mata Tara mengalir deras, kertas yang ia genggam sudah kusut karna air matanya. Ia memegangi dadanya serasa oksigen diruangan ini hilang bersama Ranno.

Sebuah luka kembali menggores hatinya. Sesak tak tertahan didalam hatinya, disaat ia mengingat percakapan terakhir mereka.

Kali ini dirinya yang merasa bersalah. Tara merasa sangat amat bersalah, karna dulu ia pernah menjauhi Ranno. Bego lo Ra, bego! Udah terlambat! Ranno sekarang udah nggak ada Ra!! Kenapa lo baru sadar hah!! Batinnya memarahi diri sendiri.

Mati-matian ia berusaha diredam isakannya. Namun, yang terjadi isakannya menjadi semakin besar, tak berhenti.

Tara menutup matanya, membayangkan dan menanamkan pada hatinya ikhlas. Kini Ranno tak dapat ia sentuh lagi, hanya cintanya yang akan Tara genggam kuat-kuat didalam hatinya.

Kita memang terhalang oleh jarak, waktu dan alam. Tapi aku yakin kalau nanti kita akan dipersatukan. Walaupun didunia dalam dimensi yang berbeda.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
END..
Makasih yaa udah mau baca.
Mungkin ini nggak sebagus cerita cerita diluaran sana.
Makasih sekali lagi... mwah

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang