Part 7

2.6K 83 4
                                    

Tara menghela nafasnya lega, saat mendengar bel sekolah berbunyi dua kali. Isi otaknya ingin meledak seketika di saat Bu Tajrita menjelaskan materinya tentang Reaksi Redoks. Apalagi dengan suaranya yang selalu disebut suara semut oleh semua murid SMA Nusantara. Dengan suara yang kecil ia terus menjelaskan materinya dan memaksa seluruh penghuni kelas mengerti apa yang ia ucapkan.

"Bu Tajrita ada tombolnya kaga sih buat ngegedein suaranya?" Tanya Nita dengan begonya.

"Iya ya, bikin gua ngantuk tapi anehnya pas dia keluar kelas ngantuknya ilang" timpal Zahra.

"Kantin yuk" ajak Tara pada kedua temannya.

Zahra dan Nita bertatapan dan beralih menatap Tara. "Ciee mau ketemu Ranno ya?" Ucapnya bersamaan kemudian tertawa melihat wajah Tara merah seperti kepiting rebus.

"Apaan sih" 

Suasana kantin hari ini sangat rame. Apa gara-gara cilok Pak Gini turun harga gope? Oke lupakan. Tara dan kedua temannya sedang mencari meja kosong di kantin. Akhirnya mereka menemukan satu meja kosong yang berada di tengah-tengah kantin.

"Im a Bad Boy bila kau tak pernah punya dosa silahkan hinaku sepuasnya kalian semua nyuci aku yang nyetrika" nyanyian Irfan membuat seluruh penghuni kantin tertawa seketika.

"Goblok lo, salah bego liriknya" ucap Reza tertawa ngakak menoyor kepala Irfan.

Mata Tara tertuju pada Ranno yang sedang mengisap rokok di tangannya dengan santai. Ranno berada di meja paling pojok di kantin. Tempat dimana anak-anak yang keluar masuk ruang BK berkumpul pada saat istirahat seperti ini. Tara terkejut dan sorot matanya beralih pada Zahra yang membawa dua mangkok mie ayam. Tara tertangkap basah oleh Ranno. Ranno menyadari Tara sedang menatapnya.

"Bakso gua mana?" Tanya Tara pada Zahra dan berusaha menertralkan jantungnya. Kenapa gua deg degan? Gua kan nggak ada riwayat penyakit jantung batinnya bertanya.

"Sabar kali Ra, tangan gua cuman dua. Si Nita mana sih, beli minum lama amat" gerutu Zahra dan segera berjalan mengambil pesanan Tara di Mang Ujang.

Mata Tara tertuju kembali pada meja paling pojok kantin ini saat Kak Angel dkk menghampiri Ranno yang berada di meja tersebut.

"Hey Ranno! nih buat kamu. Ini yang buat aku sendiri lho" ucap Angel menyodorkan kotak  bekal bersama minumnya kepada Ranno. Kemudian, duduk di samping Ranno.

Ranno menerima pemberian Angel dan manaruhnya di atas meja. "Thanks" ucapnya singkat dan datar.

"Pulang sekolah anterin aku ke mall yuk, aku pengen beli baju" ucap Angel sembari bergelayut manja di lengan kanan Ranno dan membuat semua pasang mata menatap dirinya jijik.

Ranno berasa risih dengan tatapan disekitarnya, apalagi saat ia melirik Tara. Cewek itu menatap Ranno dengan ekspresi muka terkejut.

"Ngel lo apaan sih, lepas ah" bentak Ranno pada Angel.

"Jahat banget sih" gerutu Angel.
" Kamu mau kan temenin aku?" Lanjutnya.

"Nggak, beli aja sendiri. Emang gua emak lo" ucap Ranno kesal seraya bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kantin di ikuti oleh teman-temannya.

"Sama gua aja yuk Ngel. Gua beliin jam dah wat lu, yang paling mahal." ucap Irfan menggoda Angel.

"Gerobak aje Fan sekalian. Buat jual diri" ucap Reza lalu mereka berdua tertawa berjalan mengikuti Ranno.

"Apaan sih! Nggak jelas!!" Dengus Angel.

"Ranno bekelnya nggak di makan?" Ucap Angel berteriak.

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang