Part 31

1.6K 54 0
                                    

"Dimas mana Zah? Tadi gua liat dia sama lo" tanya Tara.

"Lagi ngobrol dia sama temennya"

Tara mengangguk menanggapinya. "Gua ketoilet dulu yaa"

Selesainya Tara dari toilet, ia mencuci tangannya di wastafel. Namun, disaat Tara merapikan rambutnya tiba-tiba ada yang mendorong kuat bahu Tara. Punggunya terbentuk tembok--sangat amat sakit rasanya. Orang tersebut membuka paksa topeng yang dipakai Tara dan menampar pipi Tara.

____________________________________

"Akh" ringis Tara merasakan punggungnya yang sakit.

"Eh, ada si jalang" ejek si pendorong. "Sebelumnya thanks udah nyelamatin gua dari tumpahan jus si Angel bangsat yaa" lanjutnya.

"Gimana adegan ciuman gua sama Ranno? Seru nggak?."

Mata Tara seketika melebar. Sudah dipastikan orang dihadapannya ini adalah Dinda. Mau apa lagi dia?

"Dinda, mau apa lo?!."

Dinda menyunggingkan senyumannya. "Gua denger lo putus yaa sama Renno, apa jangan-jangan lo putus sama Renno mau ngerebut Ranno dari gua!? Inget yaa Ranno aja ciuman pertamanya ada di gua, masih mau ngerebut Ranno dari gua?."

Tara tersentak dan menyerinyitkan dahinya. "Itu sama sekali bukan urusan lo!" Ucapnya masih memegangi pipinya yang panas akibat tamparan tadi. Ia tak habis pikir dengan perempuan ini, dimana harga dirinya sampai ia merebut ciuman pertama dari seorang lelaki? Apa dia masih waras?

Dinda tersenyum tipis. Ia menjambak rambut Tara, Tara meringis kesakitan. "Itu urusan gua!! Lo harus inget, Ranno itu milik gua!! Gua peringatin yaa, sampe gua liat lo deket-deket sama Ranno. HIDUP LO NGGAK AKAN TENANG! CAMKAN ITU!!" Geramnya lalu melepaskan jambakannya dengan satu hentakan. Kemudian, meninggalkan Tara dengan keadaan yang hancur.

Tara meringis akibat jambakan dari Dinda. Ia sama sekali tak melawan. Entah, sama sekali ia tak punya kekuatan untuk itu. Tubuhnya terlalu lemas akibat tamparan dan dorongan yang cukup keras sebelumnya.

Air mata Tarapun jatuh membasahi pipinya. Sesakit inikah mencintai seseorang?
Tara hendak menghampiri teman-temannya. Namun, tidak mungkin dengan keadaan dirinya yang seperti ini. Pipinya lebam akibat tamparan keras Dinda. Ia berlari melewati keruman orang. Tara memutuskan untuk ke taman belakang. Ada bangku taman panjang di sana dan lampu taman.

Kenapa harus sesakit ini untuk cinta pertamanya? Rasa sakit seperti inilah yang selalu dihindari oleh Tara sedari dulu jika berhubungan dengan cinta.

¤~¤

"Sayang kamu mau kemana?." Tanya Dinda disaat Ranno hendak melangkah pergi meninggalkannya.

"Ke...ke toilet" jawab Ranno sedikit berfikir. Kemudian, langsung berlari apa yang ia tuju.

Mau mana dia? Kok nangis? Batin Ranno.

Dia yang dimaksud Ranno adalah Tara. Walaupun Tara mengenakan topeng sebatas hidungnya, Ranno tetap mengenalinya. Ranno melihat Tara berlari dengan mata yang  berair menuju taman belakang.

Ia melihat Tara sedang duduk seorang diri dengan bahu yang naik turun dan kepalanya menunduk. Ada apa sih pikir Ranno penasaran. Ia menghampiri Tara. Toh, ia juga tidak akan dikenali oleh Tara karena memakai topeng yang hampir menutupi seluruh wajahnya.

"Ehem " deheman Ranno membuat sang empunya menoleh dengan raut wajah terkejut.

"Lo siapa?" Ucap Tara sedikit memberi jarak dari orang disampingnya ini.

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang