Part 6

2.7K 108 2
                                    

Jam menunjukkan pukuk 3 sore dan sedari tadi Ranno dan Tara masih berperang dengan soal-soal Mtk. Tara capek.

"Ran lo ngerti nggak sih sebenernya, gua capek jelasin terus. Lo cuman ngeliat doang, mending merhatiin malah liatin muka gua lagi. Gua laper tau" kesal Tara pada Ranno.

"Yaudah kalau cape, udahan aja" ucap Ranno santai menghadapi Tara. "Ikut gua yuk" lanjut Ranno menarik lengan Tara.

Tara menghela nafas dan mengambil sling bagnya dan mengikuti langkah Ranno.
Hooby banget sih narik-narik orang batin Tara kesal.

___________________________________

"Mau ngapain lagi? Ini udah sore tau. Mending anterin gua pulang " gerutu Tara saat lengannya di tarik masuk ke dalan sebuah Mall.

"Cari makan, tadi katanya laper. Gua juga laper" ucap Ranno sembari mengusap perutnya.

"Gua lapernya pengen makan kue buatan Bunda"

"Yaudah, entar lo makan itu. Sekalian nemenin gua makan"

Tara menghela nafasnya dan dengam pasrah mengikuti kemauan cowok batu didepannya ini. Mereka berdua memutuskan untuk makan di restoran cepat saji. Sesampai pesanannya datang, Ranno langsung menyantap makanan yang ada di hadapannya. Sedangkan Tara hanya memesan Mcflury dan memakan kue yang ia bawa tadi.

Setelah perut Ranno terisi, Ranno izin ke kamar mandi pada Tara.
"Gua ke toilet dulu" ucapnya dan di balas anggukan oleh Tara.

Setelah mencuci tangannya. Ranno pun keluar dari toilet. Tanpa sengaja Ranno menabrak orang dan menyebabkan buku yang di bawa orang itu jatuh berserakan.

"E eh, sorry. Gua nggak liat" ucap Ranno memungut buku yang tergeletak di lantai.

"Nggak pap..." ucap si cewek tergantung.
" Ranno?" Lanjutnya.

Deg..
"Dinda?"

"Apa kabar?" Tanya Dinda memeluk Ranno.

"Ba..baik" ucap Ranno canggung.

"Aduh aku buru-buru, aku boleh minta ID LINE kamu?"

"Rannowijaya" jawab Ranno singkat.

"Oke, malem aku chat kamu yaa. Aku duluan ya" ucap Dinda memeluk Ranno 'lagi'.

Ranno masih terdiam di tempatnya. Kenapa jantungnya berdegub kencang di saat Dinda memeluknya. Ranno berusaha terlepas dari pikiran-pikiran ngawurnya dan berjalan menuju menghampiri Tara.

"Mau pulang sekarang?"

Tara pun menenggakkan kepalanya ke sumber suara dan mengangguk. "Iya "

"Yuk".

Ini adalah kali pertama bagi Tara seharian beduaan sama cowok. Tara belum pernah pacaran. Entah lah, pikirannya belum sampai situ. Tapi disinilah Tara, diatas motor Ranno yang menyusuri kota Jakarta yang terkenal akan macetnya. Sesekali tertawa akibat lawakan Ranno. Bukan lawakannya yang membuat Tara tertawa tapi, Tara tertawa karena lawakan yang di ciptakan Ranno sama sekali tidak lucu. Jayus.

"Ranno"

"Iya?"

"Makasih" ucap Tara pada Ranno dan memerikan senyumannya.

"Sama-sama" ucap Ranno membalas senyuman Tara, kemudian melajukan motornya menuju Rumahnya.

Hari yang melelahkan sekaligus membuat hatinya senang dan sedih secara bersamaan. Entah disetiap Tara berada di dekat Ranno, jantungnya berdegub dua kali lipat dari biasanya. Tara belum pernah merasakan perasaan yang seperti ini. Tara teringat tangannya di genggam lembut oleh Ranno, pada saat di rumah Ranno tadi siang. Pipinya langsung memanas dan memerah seketika. Ada desiran darah yang mengalir ditubuhnya dan membuat Tara merinding.

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang