Part 19

1.8K 56 0
                                    

"Abis dari mana lo?" tanya Ranno saat melihat Renno membuka pintu rumah. Ranno sudah pulang sedari tadi sore. Pikirannya kemana-mana tentang Renno dan Tara.

Renno tersenyum sini ke arah Ranno. "Jalan sama Tara lah " ucapnya santai.

Ranno bangkit dari duduknya menghampiri Renno. "Kalau lo ke Indonesia cuman mau ngerebut Tara, nggak usah deh. Balik lagi aja ke Singapura sana!" ucapnya dengan nada suara yang sedikit meninggi.

Langkah Renno terhenti mendengar ucapan Ranno. "Apa kabar sama lo yang ngerebut Syela dari gua?" ucapnya mengejek.

"Ohh.. jadi lo bales dendam gitu sama gua, hah?" ucap Ranno yang semakin mendekat Renno.

"Kalau iya emang kenapa?"

"Kalau lo mau bales dendam sama gua, please jangan Tara orangnya " ucap Ranno dengan nada memohon.

Renno tersenyum sinis. "Jadi lo kira gua main-main gitu sama Tara?" ucapnya menaikan sebelah alisnya. "Nggak Ran, gua emang suka sama Tara " lanjutnya penuh penegasan.

Ranno menghela nafasnya. Hatinya memanas Renno mengatakan tersebut. Lengan Ranno mengepal saat itu juga. Kesabaran Ranno juga ada batasnya. Dengan mudah ia melayangkan satu tinjuan ke wajah Renno. Renno meringis menerima tinjuan dari saudara kembarnya itu.

Ranno menyeka darah yang berada di sudut bibirnya. "Lo harus inget Ran. Lo selalu ngerebut apa yang gua punya dulu. Semua cewek yang gua deketin selalu lu tikung. Jadi apa salahnya gua deketin Tara, dia kan juga bukan pacar lo " ucap Renno sembari bangkit dari jatuhnya.

"Lo yang harusnya nyadar diri Ran, elo ngelarang gua sama Tara deket-deket sedangkan elo deket lagi sama Dinda. Egois lo!!" lanjutnya dengan senyum meremehkan.

"Jaga omongan lo bangsat! " ucap Ranno penuh emosi. Ranno hendak melayangkan satu tinjuan lagi pada Ranno. Namun, gerakannya terhenti karena mendengar seseorang berbicara.

"Ranno berhenti!!" ucap Bara yang berhasil menghentikan aksi Ranno.

Ranno menurunkan lagi kepalan tangannya. "Akh " ucapnya langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

"Kalian ini kenapa lagi sih?" ucap Bara kesal melihat kelakuan keduan anaknya ini.

"Cuman masalah kecil kok pah "

¤~¤

Pagi ini Tara sedang menghadapi pelajaran Geografi. X-4 sedang di ajar oleh Bu Teti, Bu Endogen. Bu Teti sedari tadi hanya mengoceh tidak jelas tentang "Interaksi Manusia dan Lingkungan dalam Dinamika Litosfer " Bab kali ini membahas tentang batu-batuan, Vulkanisme, Tenaga Eksogen dan Endogen. Yak lagi lagi dan lagi ENDOGEN.

Lengkap sudah! cuaca panas dan mata yang berat sudah di duduki oleh setan. Ocehan Bu Teti yang tak ada henti-hentinya. Semua penghuni X-4 yang sudah tidak betah, seakan-akan ingin menyadap bel sekolah agar berdering dan cepat pulang. Namun tidak dengan Tara, ia tetap fokus pada ocehan Bu Teti. Mungkin dirinya sedang mood untuk belajar.

"Ra lo ngerti apa yang di omongin Bu Endogen?" Tanya Nita menoel bahu Tara dari belakang.

Tara menoleh kebelakang dan menjejerkan gigi putihnya. "kaga "

"Pala lo pitak, dari awal si ibu ngomong lo perhatiin dia. Lo kaga ngerti?" Tanya Zahra yang berada di sebelahnya dan di jawab dengan gelengan kepala oleh Tara lengkap dengan cengirannya.

"Body Waves ini disebut juga seba... " ucapan Bu Teti terpotong disebabkan oleh kedatangan seseorang.

"Assalamualaikum Bu " ucap Fiqri Pratama selaku Ketua Osis SMA Nusantara. Fiqri berjalan menuju meja yang di dudukin Bu Teti. Kemudian, menciumi punggung tangannya.

"Walaikumsalam, ada apa?"

"Kami dari pihak OSIS, ingin mengadakan razia dadakan bu " ucap Fiqri. "Maaf bu mengganggu pelajaran ibu " lanjutnya.

"Oh yaudah, silahkan "

Seluruh penghuni X-4 berubah menjadi riuh saat mendengar kata 'Razia'. Wajahnya terlihat pucat pasih. Terkecuali Tara, ia malah bingung pada teman-temannya yang rusuh saat kedatangan Osis.

"Assalamualaikum semuanya " salam Fiqri berdiri di depan papan tulis.

"Walaikumsalam " jawab seluruh murid X-4. Ups ralat. Hanya sebagian karena sebagian lagi memasang wajah masam menatapi ketos di hadapanya ini.

"Saya disini sebagai ketua Osis. Saya dan Bu Dewi mengadakan razia dadakan. Saya bersama anggota Osis lainnya akan menyita barang-barang yang tidak seharusnya di pakai atau dibawa ke sekolah." ucap Fiqri santai menanggapi tatapan sini dari beberapa murid dihadapannya.

"Lo kira tahu apa dadakan! Bilang dulu dong kalau mau razia, biar bisa jaga-jaga " celetuk Raka siswa paling ngeselin di X-4.

"Contohnya sepatu yang warna-warni, alat make up dan celana dan rambut khusus untuk laki-laki " ucap Fiqri melanjutkan omongannya.

Seketika kelas rusuh. Ada yang memasukan lipstik ke dalam bajunya, menyembunyikan parfum di kolong meja.

"Anjaay gua udah kaya Rhoma Irama. Celana gober parah borr " Ucap Raka sembari menirukan gaya seorang Raja Dangdut.

"Rambut gua agrh, kurang asem emang "

"Kak itu lipstik mahal, jangan di sita please "

Itulah racauan murid-murid yang terkena Razia. Lagi lagi dan lagi Tara hanya bersikap biasa saja, seakan-akan tidak terjadi apapun. Saat Fiqri menghampirinya dan memeriksa tas Tara.

"Oke " gumam Fiqri melirik sekilas wajah Tara. Kemudian beralih pada tas Zahra.

Wajah Zahra pucat saat itu juga. Ia lupa meninggalkan pembersih muka yang baru ia beli kemarin. "Aduh " ringis Zahra menepuk jidadnya.

"Ini saya sita " ucap Fiqri tegas mengambil pembersih muka Zahra yang masih baru.

"Aduh kak jangan dong, ini baru beli kemarin. Lupa nggak di tinggalin di rumah " alibi Zahra dengan wajah memelasnya.

"Nggak ada alesan " Ucap Fiqri tegas. Zahra hanya bisa menghela nafas dan pasrah menatap Fiqri membawa pembersih mukanya.

Setelah berpamitan pada Bu Teti. Akhirnya anak Osis itu, ralat. Komplotan perampok itu keluar meninggalkan kelas X-4. Sebagian wajah seisi kelas langsung memerah karena kesal. Khususnya perempuan yang tidak rela barang-barangnya di rampas secara paksa.

¤~¤

Tara sedang menunggu Renno mengambil motornya di parkiran. Sewaktu istirahat Renno mengajaknya untuk pulang bareng dan Tara meng-iyakan permintaan Renno. Tiba-tiba ada motor ninja merah yang berhenti di depannya, Ranno.

"Pulang sama gua yuk Ra " ajak Ranno.

"Em gua udah janji sama Renno Ran " ucap Tara hati-hati. Ia takut Ranno marah padanya.

Ranno mendengus kesal. "Lo kenapa sih jadi deket-deket sama Renno. udah elah pulang sama gua aja "

"Lo apa-apaan sih Ran. Kok jadi larang-larang gua. Renno aja nggak pernah larang-larang gua buat deket sama orang lain " ucap Tara terkejut Ranno melarang Tara berdekatan dengan Renno.

Ranno tersenyum hampar ke arah Tara. "Harusnya yang di perjuangin tau diri, bukan malah ngebanding-bandingin sama orang lain " ucap Ranno langsung menyalakan mesin motornya kembali.

"Gua cuman mau ngelindungin lo doang kok Ra, nggak lebih " ia pun langsung melajukannya.

Hati Tara bagaikan tertusuk pedang saat mendengar ucapan Ranno. Apa maksud dari kata-kata Ranno tadi? diperjuangin?

Derungan mesin motor Renno membuat kesadaran Tara kembali lagi seutuhnya.

"Hayoo bengong aja, mikirin apa sih? mikirin gua ya?" ucap Renno dengan kepercayaan dirinya.

Tara menoleh ke arah Renno. "Nggak kok, pede gila lo! " cibir Tara.

Renno terkekeh. "Udah ah, ayok naik " ucap Renno pada Tara.

.
.
.
.
.
Votment yaa. Please makasih

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang