Part 26

1.6K 70 2
                                    

Tok tok tok

"Taraaa.. raa " ucap wanita paruh baya dibalik pintu kamar Tara.

"Apa bundaa, ini kan hari minggu bundaa, Tara masih ngantuk bundaaaaa" ucap Tara penuh manja dengan mata tertutup dan masih terbaring mager diranjangnya.

Bunda Tara menghela nafasnya.
"Itu ada temen kamu nak, dia nungguin kamu tuh "

Tara langsung terduduk dan membuka matanya lebar-lebar. "Ada siapa bunda?"

"Ranno "

Satu kata tersebut hampir membuat jantung Tara copot, ia langsung mengikat rambutnya asal dan merapihkan bajunya yang sedikit kusut. Dengan mata khas orang baru bangun tidur dan suara serak ia langsung turun dan membenarkan perkataan bundanya.

Tara menghela nafasnya, ternyata bundanya salah mengira. Yang datang adalah Renno. Ngapain Renno kesini? Tanyanya membatin.

Renno menggelengkan kepalanya dan langsung tertawa melihat ekspresi Tara yang campur aduk. Gelisah, kesal dan tenang (?)

Bunda Tara datang menyuguhkan teh hangat untuk Renno. "Jadi ini kembarannya Ranno, bunda baru tau kalau Ranno punya
kembaran "

"Aduh Tan jadi ngerepotin" ucap Renno menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Saya Renno tante " lanjutnya memperkenalkan diri.

"Sama gantengnya ya Ra " ucap Kirana menoleh pada anak semata wayangnya.

Renno langsung terkekeh.
"Tante boleh saya ajak Tara ke puncak?"

Kirana langsung menoleh pada anaknya dan menyunggingkan bibirnya. "Boleh, naik apa?"
"Saya bawa mobil tante " ucap Renno sumuringah

"Yaudah, tapi jangan pulang malem-malem yaa. Jagain anak tante satu-satunya, oke" Ucap Kirana mengizinkan dua kaula muda ini.
Tara hanya melongo melihat dan mendengarkan bundanya mengizinkan anak semata wayangnya berpergian ke puncak dengan seorang cowok.

"Yaudah atuh Ra, mandi buruan!"

Tara hanya bisa mengangguk dan langsung menuju kamarnya kembali. Pasrah again.

¤~¤

Masih tetap dengan suasana kesunyian diantara Tara dan Renno di dalam mobil jazz hitam. Diantara keduanya tak ada yang mencoba lebih dulu untuk memulai pembicaraan.

Renno melirik Tara yang sedang memerhatikan jalanan diluar jendela mobil. Ia tersenyum tipis melihat gadis yang ia sayangi berada disisinya sekarang.

"Diem aja, ngomong dong" ucapnya dengan senyuman dan masih terfokus pada jalanan di depannya. "Gabut nih " lanjutnya.

Tara menoleh dengan senyum tipisnya.
"Emm...kita cuman berdua doang?" Tanyanya dengan ragu-ragu.

"Nggak kok, disana ada oma sama opa"

Mata Tara seketika melebar. "Oma ? Opa?"

Renno mengangguk sembari terkekeh akibat ekspresi Tara.

"Aku udah lama nggak ke rumah Oma, rumahnya di puncak " melirik Tara sekilas. "Nggak papa kan?"

Tara mengangguk dengan muka yang masih stay cengo. Ngapain Renno ajak gua ke rumah Omanya? Batinya bertanya.
Tara terdiam sejenak disaat Renno mengawali ucapannya dengan 'aku'.
Kenapa kosakatanya berubah?

"Bawa jaket?"

Tara menoleh dan menggeleng.

Renno memingirkan mobilnya. Ia membuka jaket yang ia pakai sedari tadi dan memberinya pada Tara. Lagi, lagi dan lagi Tara mengeluarkan ekspresi andalannya yang membuat Renno selalu tertawa dibuatnya. Cengo.

Teman Spesial Senja [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang