PART 7

39 1 0
                                    

*a good friend knows all your best stories and has live them with you*


Di rumah hanya Sarah, Ando, dan Rendy saja yang tinggal menikmati masing-masing kegiatan mereka. Roland pergi mengantarkan Wanda pulang bersama pak Imam ke Bandung. Ando dan Rendy sedang bermain video game saat ada yang tiba-tiba menyodorkan satu loyang pizza dan tiga chocolate panas favorit mereka berdua.

Ando: " wuidih... coklat panas favorit!"

Rendy: " thanks ya Bert..."

Bertus: " sama-sama..."

Ando: " sini main bareng gw, males gw main sama Rendy kalah terus dia"

Rendy: " enak aja... gw sengaja ngalah tau biar loe senang. Ayo kita main lagi biar gw bisa tunjukan kemampuan gw yang sebenarnya ke loe. LAgian juga Bertus kesini pasti buat ketemu sama Sarah... iya kan Bert?!?"

Bertus tidak menjawab ucapan Rendy, hanya mengerlingkan sebelah matanya lalu beranjak pergi ke kamar Sarah meninggalkan Ando dan Rendy yang kembali asik dengan game mereka.

tok...tok... namun tidak ada jawaban dari dalam kamar Sarah. Perlahan Bertus membuka pintu kamar Sarah, dia melihat Sarah membaca sebuah buku roman kesukaannya di depan balkon. Ternyata Sarah tidak mendengar suara ketukan pintu karena telinganya sedang menggunakan handsfree. Bertus berjalan mendekati Sarah, tangannya menyambar syal rajutan dari atas tempat tidur Sarah. Bertus menyelimuti Sarah dengan syal dan memeluk Sarah dari belakang. Sarah tersenyum tipis karena mengetahui siapa yang sudah masuk ke kamarnya dengan diam-diam, membalas pelukan hangat sahabat yang sekarnag sudah menjadi kekasihnya itu. 

"aku tau itu pasti kamu" Sarah melepaskan handsfree dari telinganya, meletakan buku yang sedang di bacanya di pangkuannya.

" yap... kamu tau darimana kalau itu aku?"

" tanpa harus aku melihat kebelakangpun aku tau kalau itu kamu, dari aroma parfum kamu, dari aroma tubuh kamu, dan dari bentuk tangan kamu. Aku sudah tau itu kamu walaupun aku tidak menoleh ke kamu." Sarah semakin mengeratkan tangan itu ke lehernya mencari kehangatan dan kenyaman.

Bertus masih memeluk Sarah dari belakang, menempelkan dagunya di pundak Sarah. " wanita ku memang hebat." lalu mencium pipi Sarah dengan lembut. " kamu kenapa duduk diluar? banyak angin nanti kamu malah jadi masuk angin."

"em... iya, aku sangat suka duduk di sini. karena dari seluruh bagian rumah ini, di sini-lah aku merasa tenang, hanya kamu saja yang biasanya mengganggu aku." 

"iya... aku tau, tapi kamu kan masih sakit Sar"

Sarah memutar tubuhnya ke arah Bertus, menangkup pipi Bertus dengan kedua tangannya " hei... aku baik-baik saja kok! please jangan perlakukan aku seperti orang sakit yang akan mati besok hari" 

"hei...hei... jaga bicara mu nona muda, aku gak mau mendengar kamu bicara seperti itu lagi. ok!" Bertus membalas dengan menangkup wajah Sarah dengan kedua tangannya. "aku hanya khawatir karena kamu kan baru saja pulang dari rawat, dan besok tersisa satu hari waktu istirahat kamu di rumah. Sebaiknya kamu manfaatkan untuk istirahat saja biar nanti kamu semakin fresh ketika masuk sekolah. Kamu tuh yah...! selalu saja salah mengartikan sikap aku ke kamu. huuuft...!"

"baiklah tuan yang baik hati, maafkan aku ya! ayo kita masuk ke dalam" Sarah beranjak dari kursi kesayangannya,berjalan masuk ke dalam kamar diikuti oleh Bertus. "Bert, aku bosan ada di kamar terus. Kamu gak mau gitu ajak aku jalan-jalan?"

"t-i-d-a-k... tidak ada bantahan, pokoknya untuk hari ini kamu harus istirahat total di kamar. Kamu hanya boleh berkeliaran di sekitar rumah saja. Nanti kalau kamu masih bandel dan ngebantah ucapan aku, aku akan laporkan ke Roland. Mau..?"

SARAH MANUELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang