-Sarah Pov-
Aku membuka mata ku, dan berusaha untuk menyesuaikan kondisi mataku pada sekeliling ku. Dan ternyata aku masih ada di ruangan perawatan dokter Samm. Aku sedikit mengangkat tubuhku dan melihat Bertus sedang duduk di sofa yang ada di ruangan ini, sedangkan dokter Samm tertidur di kursi kerjanya.
"ah... kenapa aku selalu saja merepotkan orang lain di saat mereka sedang sibuk untuk mempersiapkan pernikahan ku besok" gerutu ku dalam hati.
Pelan-pelan aku mengangkat botol infus dan bangkit dari tidur ku, aku menghampiri pria yang besok akan sah menjadi suami ku. Aku memperhatikan wajahnya, merabanya dengan sangat lembut dan memperhatikannya dari dekat.
" bagaimana nanti aku harus menjaga kamu dari mata wanita liar di luar sana jika kau memiliki wajah yang tampan seperti ini" aku berbicara dengan sangat pelan berharap tidak ada yang mendengarnya.
"tampan sekali kan putra papi?"
"iya, aku sangat beruntung memiliki dia" aku tersadar ketika ada yang berbicara di telinga ku.
Aku melihat siapa yang sudah menganggu ku.
"astaga...papi, kau mengejutkan aku." Aku sangat terkejut karena entah darimana papi yang tidak lain adalah ayah kandung Bertus sudah berdiri menunduk di samping ku.
"haha... cinta itu memang sangat buta ya nak? Astaga... maaf, papi mengejutkan kamu. Sini papi betulkan"
Aku melihat ke tangan ku yang ternyata sudah berdarah karena jarum infus yang sepertinya tertarik ketika aku terkejut tadi.
Dokter Samm terbangun mendengar keributan yang kami beruda lakukan.
"ada apa ini?" tanya dokter Samm dengan mata yang masih mengerjap.
"aku tidak sadar mengejutkan menantu ku, dan jarum infusnya tidak sengaja tertarik dengan paksa." Ucap Jimmy
" tidak bisakan ini di lepaskan saja dok? Aku sudah sangat bosan dengan benda menyakitkan ini" gerutu ku dengan setengah memohon.
"baiklah princess..." ujar dokter Samm.
" kau selalu saja meledek ku dok.."
Dokter Samm akhirnya melepaskan peralatan infus yang masih menempel di tubuh ku.
" terimakasih dok" kataku ketika dokter Samm sudah selesai dengan tugasnya.
Dokter Samm sedikit memeriksa diri ku lagi untuk memastikan apakah aku sudah baik-baik saja.
"baiklah, sepertinya kamu sudah tidak apa-apa. Jangan lakukan hal seperti tadi, kau membuat semua orang mencemaskan kamu. Jangan buat pengobatan ku menjadi sia-sia karena kecemasan yang timbul itu. Kita sudah banyak latihan bukan, bagaimana caranya untuk mengendalikan diri mu di saat hal tidak menyenangkan itu timbul lagi?"
Aku mengangguk
Dokter Samm memegang kedua bahu ku dan melanjutkan kalimatnya.
" dengarkan aku princess kau masih mau mendengarkan dokter mu ini kan?"
Dokter Samm menatap mataku dengan sangat lekat
"kamu itu bukanlah monster lagi sekarang, kamu juga bukan orang aneh seperti yang mereka katakan. Dan hanya diri mu lah yang bisa mengendalikan semuanya, bukan orang yang selalu muncul di dalam benak mu ketika kau mengingat kembali kejadian pahit yang sudah menimpa mu di masa lalu. Satu hal yang perlu kamu ingat jika kau sedang di landa ketakutan seperti biasanya. Kau mau dengar saran ku dan melakukannya bukan?"
Aku mengangguk
"bagus, kamu hanya cukup memikirkan seberapa banyak orang-orang yang lebih mencintai kamu di bandingkan satu orang yang sudah selalu membuat kamu menderita sejak dulu. Kamu hanya perlu membayangkan wajah orang-orang itu dan ganti wajah pria yang menurut mu sangat menakutkan dengan wajah siapa saja yang sudah berkorban untuk melindungi dan menyayangi mu. Itu adalah hal termudah yang bisa kau lakukan ketika ketakutan sedang menyerang mu. Apakah kau mengerti princess?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SARAH MANUELLA
Romancedia adalah sahabat kecil ku,dia sangat menyukai senja dan udara dingin,aku selalu melindungi nya.tapi aku mencintai nya seperti jiwa ku. Aku selalu bersabar dan mengalah oleh laki-laki yang dia cintai. Sudah hampir 16 tahun aku selalu mengejar hadir...