PART 36

46 1 0
                                    

*aku bahkan rela mengorbankan seluruh harta kekayaan ku hanya untuk bisa menemukan putri ku. Dialah harta ku yang sesungguhnya, dia adalah nyawa di kehidupan ku saat ini - Tonny Gavriel Pov-*


"selamat pagi..."

Seseorang menepuk bahu Wanda, perempuan yang sekarang sudah menjadi istri Roland itu sedang menyiapkan sarapan untuk semua orang yanga ada di rumah itu saat ini.

"selamat pagi tante, mau sarapan apa?" Tanya Wanda

Wanita itu tersenyum " tidak sayang, tante akan membantu kamu menyiapkan sarapan untuk para pemalas yang hobi bangun siang itu"

"hihi... tante benar, mereka memang sangat hobi sekali bangun siang. Apalagi sekarang mereka adalah pengangguran. "

Tinna mendengus tersenyum, dan mulai membantu Wanda untuk menyiapkan sarapan.

"apa yang biasanya di makan oleh Sarah ketika sarapan?" Tanya Tinna pada Wanda

"Sandwich isi tuna dengan banyak sayuran di tengahnya, dan teh mawar" ucap Yohan yang datang tiba-tiba

Tinna tertegun mendengarnya.

Yohan menghampiri Tinna dan memberikan kecupan singkat di keningnya

" lihatlah, wanita cantik ini tidak sedikitpun meninggalkan sisa untukku pada diri putri ku. Semuanya sangat mirip dengan kamu sayang" ucap Yohan kemudian lalu mengecup kening Tinna.

Tinna tersipu malu " dia memiliki selera makanan yang juga sama dengan ku"

"sekarang, bolehkan pengangguran dan pemalas ini meminta kopi?"

"baiklah, tuan Yohan. Akan segera aku buatkan dan akan aku letakkan di ruang keluarga." Tinna menggoda Yohan

"terimakasih nyonya Yohan."

Setelah mengucapkan itu, Yohan pergi ke ruang tamu dan mengambil koran paginya.

" madam Charlotta, bisa minta tolong bawakan ini untuk suami ku?" Tanya Tinna sambil menyodorkan kopi buatannya pada Charlotta

"baik nyonya" jawab Cahrlotta

"Wanda, biarkan tante saja yang membuatkan sarapan ini untuk Sarah. Tante sangat ingin mengetahui reaksi Sarah ketika memakan masakan pertama buatanku."

Wanda tersenyum dan mengangguk memaham perkataan Tinna.

"tante, aku akan mengatur makanan ini dulu di meja makan. Aku akan kembali secepatnya."

"baiklah..."

Tinna mulai membuat makanan kesukaan Sarah, dia sangat senang walaupun tentunya Tinna tidak dapat sarapan satu meja dengan putrinya nanti. Setidaknya Tinna merasa sangat senang karena putrinya ada di dalam satu rumah dengannya. Tinna memahami hal itu, selama Sarah belum bisa menerima kehadirannya Tinna tidak akan menampakkan diri di hadapan Sarah dan berusaha hanya akan memandangi Sarah dari kejauhan saja.

" Wanda sayang , tolong siapkan ini untuk Sarah" ucap Tinna sambil membawa nampan berisi makanan yang sama dengan Sarah.

"baiklah, tapi tante mau kemana? Tante tidak makan bersama kita?"

Tinna menyentuh pundak Wanda dengan lembut

"tidak sayang, kau tau kan kalau Sarah masih belum bisa menerima tante saat ini. Tante sangat mengerti keadaan Sarah. Dan tante akan menunggu sampai Sarah siap untuk menerima tante sepenuhnya."

" oke, Wanda mengerti tante. Dan Wanda harap tante mau bersabar menunggu adik kecil kami untuk bisa menerima tante dan sembuh dari rasa traumanya"

"pasti, tante akan selalu bersabar untuk bisa merentangkan tangan dan menerima Sarah bisa memeluk tante seperti dia memeluk Angell"

SARAH MANUELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang