PART 38

26 3 0
                                    

-Author Pov-

Yohan menghampiri Tinna yang sedang tersenyum dan tertawa kecil. Mengalungkan lengannya pada pinggang ramping istrinya.

"apa yang membuat istri dan ibu dari ketiga anak ku tersenyum seperti ini? Sudah lama sekali aku sangat merindukan senyuman mu yang menghilang"

Tinna menatap lekat wajah dan mata suaminya

"kau tau, untuk pertama kalinya aku merasakan kebahagian karena kau menghujani ku dengan cinta yang tanpa batas sebagai istri mu, tapi itu belum lengkap karena kebahagaiaan ku sebagai seorang ibu akan terasa sangat lengkap ketika aku berhasil memeluk dan merangkul semua anak-anak ku dan di balas dengan perasaan yang serupa dengan apa yang sudah aku rasakan. Dan baru saja, aku memeluk anak ku Yohan. Bayi pertama ku, dan dia memeluk ku dengan perasaan yang sama. Tanpa perasaan ketakutan, dan dia juga memeluk ku dengan sangat erat seperti seluruh tubuhnya menyatu dengan tubuh ku. Kau bisa mengatakan kalau aku seorang ibu mulai saat ini." Ucap Tinna dengan penuh semangat.

Yohan memeluk erat tubuh mungil istrinya.

"kamu memang seorang ibu, ya... ibu dari anak- anak ku, dan juga itu karena kau menjadi istri ku. Aku tidak akan pernah lelah untuk bisa membahagiakan keluarga ku. Dengan cara apapun, akan aku lakukan demi membahagiakan keluarga ku dan menjadikannya utuh. Kau dan anak-anak ku adalah prioritas utama ku 'lieve' "

"kau memanggilku seperti itu, rasanya aku seperti mengingat masa-masa saat kita masih pacaran dulu. Hihi"

" aku sangat senang memanggil kamu dengan sebutan 'lieve' karena untuk pertama kalinya aku bisa melihat kau tersenyum malu menatap ku tanpa harus ku goda."

"kau ini, sudah tua masih saja suka gombal, dulu aku kira kau menyukai Thania karena kau selalu saja bisa tertawa lepas jika sedang bersama dengan Thania. Hal itu juga yang menyebabkan aku selalu menghindar dari mu Yohan" tidak ada hentinya Tinna tertawa dalam pelukan Yohan.

" asal kau tau, sebenarnya aku memang berteman baik dengan kembaran mu Thania. Tapi itu lebih karena aku memiliki maksud agar aku bisa dengan mudah mendapatkan kamu. Tapi ternyata semuanya tidak semudah yang aku pikirkan. Sangat penuh dengan cobaan hanya karena aku sangat menginginkan diri mu. Dan entah mengapa walaupun kalian kembar dan memiliki wajah yang serupa, aku tidak pernah bisa mencintai Thania. Karena kau berbeda, kau itu seperti gadis yang memiliki sejuta rahasia yang harus aku pecahkan dan aku jatuh cinta ketika melihat senyuman pertama mu pada ku. Sangat cantik dan mempesona"

Ucapan Yohan di sambut dengan tawa ringan oleh Tinna.

Yohan sangat gembira, karena pada akhirnya dia bisa melihat senyuman cantik dan yang paling indah dari wajah istrinya.

****

Sarah berdiri di balkon kamarnya, seperti biasa dia melakukan hal yang di sukainya.

Merentangkan kedua tangannya, menghadapkan wajahnya ke langit dan menikmati tiupan angin malam yang menerpa wajahnya.

Victoria duduk tidak jauh dari Sarah, menemani Sarah sambil membaca sebuah buku yang dia pinjam dari kamar Sarah.

"Vicky"

"ya..."
"aku bosan"

"bersabarlah Sarah, semua pasti ada waktunya" Vicky sudah terbiasa sekarng memanggil Sarah hanya dengan namanya saja tanpa embel-embel nona atau ms.

"menurut mu, apakah jika papa mengijinkan aku keluar rumah, papa akan memberikan ijin padaku?" tanya Sarah pada Victoria.

"entahlah, sepertinya tidak. Kau tau sendiri betapa kerasnya perintah tuan Yohan jika itu sudah menyangkut diri mu Sarah"

SARAH MANUELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang