PART 33

31 1 0
                                    

* belajarlah berdamai dengan masa lalu terlebih dahulu, sebelum kau memulai untuk membenahi kepingan diri mu yang hancur -AuthorPov- *

-Sarah Manuella Pov-

Dingin...rasanya menjadi sangat dingin, bukan udara yang menyebabkan semua ini. Namun ingatan yang sudah terkubur sangat lama yang menjadi muncul kembali hanya karena satu peringatan kecil. Aku merasa diriku seperti orang bodoh dan perempuan yang sangat lemah karena harus selalu bergantung kepada orang-orang yang sangat menyayangi ku. Sekuat apapun aku mencoba untuk melawan rasa sakit dan trauma ku, aku sadari aku tidak bisa menyembuhkan diriku sendiri. Kenangan akan masa kecil ku yang begitu menakutkan membuat aku seperti jatuh ke dalam jurang terdalam. Gelap , lembab, dan membuat sesak nafas. Seringkali aku meyakinkan diriku sendiri dengan segala macam cara sudah ku coba. Tapi itu tidak semudah yang di bayangkan dan di rencanakan.

Bukan aku tidak bersyukur terlahir dan tinggal di antara orang-orang luar biasa yang selalu menyayangi dan melindungi ku dengan sangat baik. Aku sangat bahagia, bahkan ada banyak wanita dan anak-anak lain di luar sana yang selalu membayangkan menjadi diriku saat ini. Hanya saja, aku merasa hidupku tidak sesempurna yang mereka bayangkan dan mereka pikirkan. Aku memiliki rasa trauma yang bisa saja sewaktu-waktu membunuh ku, rasa takut yang terbentuk dari kejadian menyeramkan masa lalu yang menyebabkan rasa trauma yang berlebihan membuat otak ku bekerja sangat keras dan jantung ku memompa darah berlebihan. Mommy sudah mencoba berbagai cara pengobatan untuk menyembuhkan diri ku dari rasa trauma, termasuk hypnoteraphy. Tapi itu tidak bisa menghilangkan seratus persen rasa trauma yang aku miliki. Karena semakin sering aku mengalaminya maka semakin sering juga aku dapat mengingat kembali urutan kejadian yang membuat aku menjadi seperti saat ini.

Aku kembali memandangi wajah daddy ku yang sangat lelah terduduk di atas kursi meja kerjanya. Daddy sedang memeriksa data-data dokumen rumah sakit di Jakarta. Sesekali aku melihat daddy melepaskan kacamatanya memijit ringan batang hidungnya. Sangat terlihat sekari kalau daddy sangat lelah dan sedang memusingkan sesuatu.

Aku menunggu Bertus dan mommy menjemputku di ruangan ini, karena aku tau kalau sebenatar lagi aku akan meninggalkan daddy, jadi aku ingin sekali menghabiskan banyak waktu dengan daddy. Aku sangat menyayangi daddy dan mommy, tapi tentu saja rasa sayang ku menjadi sangat terbagi untuk orang tua ku yang lainnya.

" dad..."

" ya sayang?"

Aku menghampiri daddy, menarik kursi kecil untuk bisa duduk bersebelahan dengan daddy. Dan melakukan kebiasaan ku sejak dulu jika sedang bermain di ruang kerja daddy, yaitu bergelayut manja di lengan kekar miliknya.

Daddy membuang nafasnya panjang dan mengelus kepalaku dengan sayang.

" kamu sebentar lagi akan berulang tahun, dan usia mu sudah masuk ke dalam kategori wanita dewasa. Tapi masih senang saja melakukan hal ini. Ada apa nak?" tanya daddy

"em... tidak! Aku hanya sudah terbiasa saja melakukan hal ini, karena sejak dulu kita tidak pernah melupakan kegiatan ini bukan? Aku yang selalu bergelayut manja pada daddy. "Apakah aku sudah tidak boleh melakukan hal ini lagi karena aku sudah dewasa dad?"

Daddy mencubit hidungku "dasar anak nakal, pertanyaan macam apa itu hah? Tentu saja hanya kamu yang bisa selalu melakukan hal ini kepada daddy. Pengecualian mommy yah sayang...haha. Dan bahkan nanti jika kamu sudah menikah dan memiliki anak pun kamu masih sangat boleh melakukan hal ini pada daddy. Awas saja kalau kamu tidak melakukan hal yang sama pada cucu daddy nantinya, pasti daddy yang akan memarahi kamu kalau kamu tidak bisa menyayangi dan mengurus anak mu dengan baik nantinya. Setelah kamu, daddy pasti akan mengalihkan semua ini kepada anak kamu nantinya. Ah... tidak pernah terbayang di benak daddy kalau kamu tumbuh dewasa dengan sangat cepat seperti ini." Daddy tersenyum padaku. Senyuman teduh seperti dulu yang masih sama, senyuman kasih sayang seorang ayah yang belum pernah aku rasakan dari orang lain.

SARAH MANUELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang